Share

Fight booster

Kring....

Kriiing....

Kriinng...

 

suara dering telepon berbunyi mengetuk daun telinga Ira yang sedang terlelap  tidur efek kelelahan setelah melaksanakan salat isya dan membaca Alquran. Memang terasa nikmat sekali bisa merebahkan badan yang linu setelah seharian penuh beraktifitas. sumber suara yang berasal dari ponsel itu membangunkannya, walaupun sebenarnya saat itu masih pukul delapan malam. dilihat notifikasi di handphonenya dan terlihat nama ibu. Sekarang ira tinggal jauh untuk pertama kalinya dari keuarga yang selalu ada untuknya disetiap kondisi. Ini benar-benar membuatnya rindu semua, rindu bapak, ibu, kakak, dan semua kenangan dikampung halaman. terdengar suara dari lawan bicara diseberang sana.

"Assalamualaikum ira"

 "waalaikumsalam bu"

"alhamdulilah, lagi apa kamu ra?"

"hehe ketiduran bu abis baca qur'an tadi, ibu gimana kabarnya? Ira kangen banget sama ibu bapak"

"ibu sehat nak, disini lagi musim banyak orang sakit, kamu jaga kesehatan ya, makan yang teratur"

"iya buk siap, tadi ira udah makan 3 kali hehe, ibu jaga kesehatan juga ya"

"iya nak, doakan ibu sehat selalu, apalagi sehabis sholat jangan langsung lari, baca doa supaya diberi owmudahan dalam hal apapun ya"

"ehehe iya buk, tau aja dah kebiasaanku, insyaallah diperbaiki lagi sholatnya"

"tadi seharian ngapain aja nak? Hari ini kata kamu lagi ospek kan"

"iya buk, Alhamdulillah lancar banget, bisa ikuti acara dari awal sampai ahir, seru banget pokoknya bu, dapet temen baru, bisa liat-liat kampus, ketemu orang-orang penting disini haha, pengalaman pertama Ospek di Universitas luar biasa banget buk, besok hari terahir kayaknya bakal lebih seru lagi"

"alhamdulilah, manfaatkan masa kuliah mu nak, cari pengalaman sebanyak-banyaknya, belajar yang serius, ibu selalu dukung ira apapun selama itu baik"

"terima kasih bu, doakan ira kuat selalu ya"

"aamiin, pasti nak"

Ngobrol dengan ibu sama halnya dengan mencharge kembali daya semangat. Teman terbaik, support system, tidak ada yang bisa menggantikan, apa jadinya ira jika tidak ada ibu, sangat bersyukur hingga kini ada orang yang selalu ada untuk ira. Satu jam lebih mengobrol, ira menutup ponselnya dengan hati riang. Teringat kenangannya sebelum datang keperantauan. rindu sekali Ira dengan suasana rumah. ia merefleksikan diri dengan semua hal yang dialami sampai saat ini. Kebiasaannya tiap pagi membantu ibunya memasak, menyeruput secangkir besar milktea bersama ibunya. Belanja dagangan dipasar, menjaga toko dirumahnya tiap sore, aah rutinitas tiap hari yang saat ini sudah tidak ia lakukan, rindu sekali rasanya, siapa lagi yang akan menjaga rumah kalau bukan ira dan ibu, disaat ayah sibuk bekerja di pabrik, sekarang hanyalah ibu sendiri, kasihan sebenarnya, namun ibu selalu ikhlas dan tak keberatan demi anak bungsunya mampu mengejar cita-cita. Kakaknya sendiri, sudah menikah dan pisah rumah, bersama keluarga kecilnya, ia membangun usaha service perangkat komputer kecil-kecilan diluar kota.

Sedih juga ketika mengingat setelah ujian nasional saat dia bingung menentukan jurusan dan tempat kuliah yang cocok dengannya, juga ditolak SNMPTN hingga akhirnya bisa masuk universitas Surya Cendekia, Dimana saat itu orang tuanya benar-benar dalam masa sulit dan dirinya diambang kegalauan antara gap year atau lanjut namun terkendala biaya. tapi ibunya selalu meyakinkan Ira untuk tetap langsung melanjutkan kuliahnya karena jika ia harus bekerja dan menunda studinya 1 tahun, ibu takut akan mempengaruhi semangatnya dalam belajar. Namun tuhan memang maha baik ketika ira bisa lolos jalur beasiswa di USC. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status