Share

Momong Tuan CEO Manja
Momong Tuan CEO Manja
Author: tuanputri

Kebahagiaan Wanita

Hai! Aku Chelsea Issland. 

Besok adalah hari pernikahanku dan malam ini tunanganku mengundangku untuk datang ke rumah pengantin baru kami.

Aku ingin tampil menawan malam ini. Karena dari yang kudengar dari beberapa teman cewekku bahwa beberapa calon pengantin pria akan ngasih surprise untuk calon pengantin wanitanya semalam sebelum hari pernikahan. I guess that’s the trend now.

‘Kira-kira, Jefri menyiapkan event surprise yang kayak apa ya?’ Aku tidak bisa membendung kegiranganku.

“Nona, apakah mungkin Tuan Jefri menyiapkan sebuah kalung berlian merah muda untuk anda? Aku dengar kalung itu lumayan terkenal.”

“Oh my. kalung berlian pink? kayaknya berlebihan deh buat aku. Aku akan senang dengan apapun yang ia siapkan. Hehehe.”

“Aw~ saya senang banget buat anda, nona.”

Jefri adalah hal terbaik yang bisa aku miliki. Aku tidak pernah merasakan keberuntungan seperti ini seumur hidupku sebelumnya.

-

Tapi, ia tidak menyangka hal itu akan memberinya sebuah trauma sebagai gantinya.

Di sana, di kamar utama rumah pengantin barunya, ia melihat seorang pria dan seorang wanita dengan rambut cokelat lurus berbaring miring di atas kasur dengan kakinya terbuka lebar dan mengerang dalam kenikmatan yang mendalam.

Dan pria itu, berdiri di antara kedua kakinya. Memasukkan semua miliknya ke dalam diri wanita itu.

Wanita itu melingkarkan lengannya di leher si pria. Dan bibir merahnya mencium bahunya. Wanita berbibir merah melihatnya sedang mengintip melalui celah pintu kamar yang terbuka, lalu menyeringai.

Di mata Chelsea, Jefri tampak bergairah menikmati belaian wanita itu.

“Mhm, hmm, haa, Jeff, stop. Besok adalah hari pernikahanmu, ehm,” ucap wanita itu dengan nafas terengah.

“Sssh. Nikmati waktu kita, Hals. Jangan terusik dengan hal tidak penting itu!” Jeffrey mengerang keras.

“Hehe, bagaimana bisa kau mengatakannya seperti itu? Saat kau menikah, kau akan melakukan ini dengan istrimu, my sister.”

“Haah, jangan membuatku membayangkan hal yang menjijikkan seperti itu di momen kayak gini. Dia adalah wanita yang kering dan tidak asik. Setiap kali aku membukanya, aku mencium bau amis seperti bau ikan mati di pasar.”

“Gosh, Jeff. Bagaimana bisa kau mengatakannya seperti itu tentang kakakku? Dia pasti akan sedih jika mendengarnya, haah.”

Chelsea telah mendengarnya dengan lantang.

“Sst, baby. Fokuskan bibirmu hanya pada tubuhku.” Jefri mengeluarkan erangan menggerutu sambil menyeruduk barangnya jauh ke dalam wanita itu.

Chelsea pecah berkeping-keping. Tubuh mungilnya bergidik menyaksikan adegan itu terjadi di ranjang pilihannya.

Dadanya sesak. Seperti ada dinding yang menekan tubuhnya dari segala arah. Ada sesuatu yang buruk yang mulai merambat naik ke kerongkongannya dari her twisted stomach.

Dia yakin akan pingsan, atau stidaknya muntah, seumpama ia tetap berada di tempat itu mendengarkan suara menjijikan mereka. Dia menyeret kakinya untuk pergi dengan energi yang tersisa. 

Hatinya menangis pilu, tapi matanya kering sekering gurun.

Tidak pernah sekalipun terbesit dalam pikirannya bahwa tunangannya akan tidur dengan adiknya, yang selalu ia sayang sepenuh hati sedari kecil, Halsey. Bahkan di malam sebelum hari pernikahan mereka!

‘Beraninya mereka!’

Ia ingin menyeret dua orang itu berlutut di bawah kakinya, tapi!

‘Tidak apa. Ini bukan masalah besar. Seorang wanita anggun yang berpendidikan tidak mudah terbakar api cemburu. Aku harus menjaga ketenanganku dan keanggunanku.’

Chelsea menggigit bibir bawahnya dengan keras seraya mengulangi ucapannya sendiri di dalam kepalanya.

‘Yeah, it’s gonna be okay. Jefri akan menikah denganku besok anyway. Bahkan ibunya menyukaiku. kita akan menikah pada akhirnya.

Saat dia membuka pintu, ia melihat Betsy, pelayannya, berkedip bingung.

“Mengapa anda sudah keluar, nona? Di mana tuan Jefri?”

“Betsy, aku- ugh,”

“Nona! What happened?” Betsy memapah Chelsea yang lemas untuk masuk ke dalam kereta kuda yang menunggu di depan gerbang rumah.

“Nona?”

“Tidak ada apapun. Hanya tiba-tiba aku merasa lelah. ayo pulang.”

“Oh, uhm, saya mengerti.” Wajah Betsy seperti melemparkan banyak pertanyaan tapi ia urungkan dan menuruti permintaan Chelsea.

Chelsea menutup korden jendelanya. Ia tidak sanggup melihat ke arah rumah itu lagi.

Dia berniat mengubur kejadian mencengangkan ini untuk dirinya sendiri. Tidak ada seorang pun yang boleh mengetahuinya, bahkan Betsy, pelayan terdekatnya. Hanya dirinya yang harus menyelesaikan segalanya.

Ini bukan hal yang asing dalam hubungan pria dan wanita, terutama di lingkup bangsawan. Banyak bangsawan yang menjalani perjodohan untuk tujuan politik sehingga mencari kepuasan dari orang selain pasangan resmi mereka.

Dia hanya tidak menyangka bahwa ini akan terjadi padanya juga bahkan saat dirinya hendak menikah karena cinta.

‘Apa yang membuatmu tidak puas denganku, Jeff? Aku menyimpan all of my first hanya untukmu, but what? Dry? Amis seperti ikan di pasar? Bagaimana bisa kau mengatakan itu semua?!’ Dia mencekeram gaun mahalnya.

‘Aku sengaja tidak bermain-main seperti kebanyakan wanita untuk menghormati perasaannya, tapi setelah mendengarnya, itu membuatku menyesal karena tidak berlatih terlebih dahulu! Aku juga bisa bermain-main bersama pria lain!’

Dia mengusap dahinya yang berkeringat dengan penyesalan. ‘Ugh, apa yang barusan aku katakan?.’

Ia tidak percaya bahwa ia baru saja berpikir hal-hal yang buruk sebagai seorang nona yang seharusnya menjaga kehormatannya.

“Nona? apa kau begitu kesakitan? oh tidak, apa yang harus kulakukan? Pertama, silakan minum terlebih dahulu.” Betsy menyodorkan sebuah gelas berisi air untuk Chelsea.

“Makasih, Bets,” Chelsea meneguk segelas air hingga tetes terakhir, lalu menyerahkan gelasnya kembali kepada Betsy.

Ia tidak menyangka bahwa segelas air yang baru saja ia teguk malah membawanya ke suatu tempat asing, bukan rumahnya.

“Uh, uhm, di mana ini? Ini- bukan rumah. Ugh, kepalaku… spinning. Bets? Di mana kita?”

“Udah mabuk aja?” Tanya seorang pria berkulit gelap dan badan kurus, yang kemudian menarik tubuh lemas Chelsea ke dalam pelukannya.

“Yeah, dia pasti syok banget sehingga tidak menyadari keanehan rasa air yang tadi kuberikannya. Bahkan dia menghabiskannya sampai tetes terakhir, geez.” Betsy memijat lehernya dengan ekspresi kesal.

“Tch, akan lebih menyenangkan jika ia sedikit sadar saat aku memainkannya. But, aku tetap akan menikmatinya.” Said the man with senyum nakalnya.

“Hah. Kau harus melakukan your job well after menerima the money I gave you. Kapan lagi kau bisa mendapatkan uang secara cuma-cuma untuk menikmati seorang lady, right?”

“Yeah. I’ll savor her bit by bit. Now you go, hush.”

Betsy furrow her brow. “I’ll go, you lowly thing! Do jor job right!”

Saat Betsy hendak berpaling, tangannya ditahan oleh tangan Chelsea.

“Bet…sy? Di mana ini? Kau hendak pergi ke mana?” Chelsea’s words are slurred as she’s so drunk.

Betsy melepas cengkeraman Chelsea di lengannya dengan nafas kesal. Lalu menyunggingkan senyum yang dibuat-buat.

“What do you mean where, milady? Kau yang memintaku untuk membawamu ke sini. Selamat menikmati malammu.”

“Bet…sy? Where- uph-” Chelsea digendong oleh pria itu untuk masuk ke dalam sebuah gedung dengan tulisan motel di bagian depannya.

Betsy masuk ke dalam carriage, lalu melihat Chelsea menghilang ke balik pintu motel melalui jendela. Saat Chelsea sudah tidak terlihat, Betsy menyuruh the coachman untuk pergi.

“Let’s not meet each other again sampai besok lusa, milady.”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status