Share

Bab 139

"Kayaknya bukan masalah kerjaan, Tsa. Coba, deh, kamu tanya baik-baik sama Rendra. Siapa tahu, dia ... merindukan ibunya?"

Aku termenung mendengar penuturan Papa barusan. Apa iya, suamiku merindukan Ibu?

"Kenapa tidak bilang dan pergi temui Ibu? Aku enggak akan larang, kok," kataku kemudian.

"Mungkin Rendra malu untuk bilang, makanya dia diam. Kamu sebagai istri, harusnya inisiatif tanya. Bagaimanapun juga, wanita yang saat ini ada di rumah sakit jiwa itu, wanita yang telah melahirkan suamimu. Wajib hukumnya kamu mengingatkan suami agar tetap memperhatikan ibunya. Kalau sehat badan, ya dengan tenaga, kalau punya harta, ya dengan harta. Kalau punya keduanya, lakukan bersamaan. Paham, Tsa?"

Aku mengangguk lemah dengan tatapan pada Mas Rendra yang memejamkan mata.

Papa yang sudah merasakan kantuk, ia pun pamit pada Ayu, mencium pipi chubby cucunya itu sebelum pergi ke kamar.

"Mas." Aku mengusap pipi Mas Rendra dengan lembut.

Tidak ada respon. Hanya embusan napas teratur yang kudenga
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status