Share

Bab 6. Suara Apa Itu?

Sementara itu, di ruangan lain. Rusdi, Alma, Aldi, Andin, Baim, dan Amar yang tidak menyadari hilangnya Santi masih terus memeriksa seluruh isi rumah yang anehnya masih terlihat sangat bersih meski dari bentuk bangunannya mereka yakin sudah lama tidak ditempati.

Mereka terus memeriksa setiap sudut rumah yang tampak terlantar, suasana semakin terasa mencekam. Cahaya senter hanya menerangi sedikit dari ruangan yang gelap gulita itu, dan langkah-langkah mereka yang terdengar seperti gema di koridor kosong semakin menambah ketegangan.

Alma, yang sejak awal telah merasa ada yang tidak beres di rumah ini, tiba-tiba merasa sesuatu menyentuh bahunya. Dia berteriak dan mundur cepat. Ternyata, itu hanya sebuah debu yang jatuh dari langit-langit. Namun, suara teriakan Alma rupanya mampu membuat rasa takut semakin merayap ke dalam hati mereka.

"Kamu kenapa sih, Al? Jangan teriak- teriak terus, ih. Bikin orang jantungan mulu, sih, kamu ini," protes Baim sambil mengusap dadanya yang berdetak lebih kencang karena takut dan terkejut.

"Aduh, maaf, Im, aku tidak bermaksud mengageti apalagi menakuti kalian. Aku sendiri juga merasa kaget karena debu- debu yang berguguran di bahuku dari langit- langit rumah," jelas Alma yang wajahnya sendiri pun sudah memucat.

Melihat wajah temannya itu membuat Baim tidak tega untuk terus memarahi gadis manis di samping kirinya tersebut, hingga dia pun akhirnya hanya membuang napas kasar.

Sementara itu, Alma yang merasa tensi takutnya meninggi pun mulai merengek pada Aldi, saudara kembarnya.

"Al, kita pulang saja, yuk. Aku takut, Al. Rasanya rumah ini begitu aneh dan menakutkan, belum lagi sekarang Santi hilang. Kemana kita harus mencari Santi, Al?"

"Entah, Al, aku juga tidak tahu. Tapi, kita juga tidak mungkin keluar begitu saja dari rumah ini tanpa Santi. Apa kamu tega meninggalkan dia sendirian di rumah ini?" tanya Aldi

Alma mendesah perlahan, gadis itu pun merasa tidak akan mungkin tega membiarkan sahabatnya seorang diri di rumah semenakutkan ini tetapi dia sendiri merasa tidak cukup berani untuk tinggal lebih lama lagi.

"Kamu sabar, ya, Al. Aku janji akan selalu berada di sampingmu, aku akan selalu ada untuk menjaga dan menemanimu hingga akhir hayatku," ucap Aldi seraya memeluk adik kembarnya.

Alma hanya mengangguk, tidak ada sepatah kata pun yang terucap dari bibir mungil gadis itu, hanya tetesan air mata saja yang perlahan mulai menghiasi pelupuk matanya yang indah.

Aldi yang merasa kasihan dengan saudara kembarnya ini pun terus menerus berusaha menenangkan Alma sambil berjalan perlahan mengikuti teman-temannya yang lain.

Keenam orang itu terus berjalan menyusuri lorong demi lorong, kamar demi kamar, mencari Santi dan juga jalan keluar dari rumah tua ini, hingga akhirnya tibalah mereka di sebuah kamar.

"Di sini ada kamar, gaes. Apa sebaiknya kita buka saja pintunya dan masuk ke dalam, siapa tau kita akan menemukan petunjuk mengenai rumah ini," kata Rusdi meminta pendapat teman-temannya.

Kelima temannya yang lain saling bertukar pandang. Alma yang memang sudah sejak penemuan tulisan merasa takut berada di rumah itu pun menggelengkan kepalanya. Dia hanya ingin cepat keluar dengan selamat dari rumah itu dengan seluruh temannya

Akan tetapi, karena teman-temannya yang lain selain Aldi merasa penasaran seperti Rusdi akhirnya, mereka pun memutuskan untuk masuk ke dalam ruangan itu.

Rusdi mencoba membuka pintu ruangan yang ternyata menuju ruang bawah tanah. Pintu itu terbuka perlahan, menghasilkan suara yang menggelikan. Mereka melangkah masuk, dan cahaya senter mereka menerangi suasana yang semakin menyeramkan.

"Al, kita balik ke atas aja, yuk. Aku merasa ada sesuatu yang sangat gelap dan jahat di sini. Aku takut, Al," kata Alma kembali merengek seraya merapat ke lengan Aldi yang di peluknya erat.

"Aku pun mau seperti itu, Al. Tapi, kita tidak mungkin memisahkan diri dari yang lain, kalau tidak mau bernasib sama seperti Santi. Kamu tenang saja, ya. Aku ada di sini bersamamu, aku tidak akan membiarkanmu terluka," jawab Aldi menenangkan saudaranya. "Jangan takut lagi, ya."

Di dalam ruang bawah tanah, mereka menemukan berbagai artefak misterius dan tulisan aneh di dinding. Buku-buku tua yang terbuka di halaman tertentu, seperti ada pesan tersembunyi. Ketika mereka mencoba membaca tulisan itu, suara aneh terdengar di seluruh ruangan.

"Al, i-itu suara apa?" bisik Alma ketakutan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status