Share

5. Waktu Hidup Yang Terbatas

Di sebuah ruang kantor yang berukuran besar dengan desain modern minimalis dan terkesan dingin, seorang pemuda terlihat berdiri di depan jendela. Kaca jendela dengan ukuran besar dari langit-langit ruangan sampai ke lantai membuat pemandangan yang tersaji di belakangnya terlihat begitu jelas, bahkan dari sana pula pemuda itu bisa melihat betapa ramainya jalanan dan kendaraan yang berukuran begitu kecil di luar sana. Semuanya terlihat seperti semut kecil di bawah gedung bertingkat tersebut.

Pemuda itu bergeming di tempat, wajah tampannya dengan ekspresi yang begitu tenang tidak menampakkan emosi apapun, begitu pula dengan sepasang mata kelabu yang terlihat di balik lensa kacamata yang dikenakannya. Pemuda ini adalah sosok yang tidak bisa dijangkau oleh siapapun, bahkan oleh orang yang mengaku dekat dengannya ataupun mereka yang sering bertemu dengannya.

Si pemuda memiliki paras yang sangat tampan dan mampu membuat para wanita yang melihatnya tergoda padanya. Akan tetapi, semua hal itu tidak bisa dibandingkan oleh sepasang mata kelabu yang dimilikinya. Mereka terlihat begitu tajam, layaknya seorang predator malas yang begitu berbahaya, sepasang mata itu juga begitu dalam sehingga membuat orang yang ditatapnya serasa seperti jiwanya terpampang dengan jelas di depan pemuda itu. Oleh karena itu, si pemuda menutupi pandangannya menggunakan kacamata tipis yang selalu dia kenakan tersebut.

Pemuda tampan itu adalah Cedric Wyatt, sosok orang yang sangat dikagumi dan juga disegani pada saat yang sama. Cedric adalah seorang presiden direktur yang membawahi grup perusahaan multinasional, Grup Blue Sky. Di bawah pimpinannya, grup perusahaan tersebut semakin berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir dan asetnya bertambah menjadi triliyunan dollar, mengantarkannya menjadi orang terkaya dan memiliki pengaruh besar di Negara A.

Apabila ada yang bisa menggambarkan sosok Cedric, mereka akan mengatakan dia adalah sosok yang sukses di usia muda.

Suara ketukan pintu dari luar terdengar, namun ketukan pintu tersebut tidak mengalihkan pandangan Cedric dari apa yang tengah dilihatnya di balik kaca jendela besar di depan sana.

“Masuk,” ujar Cedric.

Pintu kantor dibuka dari luar, di sana telah berdiri seorang pria berusia 30 tahunan dengan mengenakan setelan formal dan berdasi. Pria itu membawa sebuah folder berisi beberapa dokumen di tangannya. Setelah masuk ke ruang kantor Cedric, pria itu segera menutup pintu dan kemudian memberikan salam kepada pemuda itu.

“Presiden, laporan penyelidikan yang Anda minta sudah berhasil didapatkan,” ujar si pria dengan suara penuh keprofesionalan. “Kamar 1708 di Hotel Lington disewa atas nama Sean Halliwel selama dua hari. Sean Halliwel sendiri adalah sepupu jauh Nyonya Enid yang mengikuti nama keluarga ibunya, sehingga beliau tidak mengikuti nama keluarga maiden Nyonya Enid.”

Asisten Liam dengan tampilannya yang begitu profesional melirik ke arah Cedric, dia menemukan ekspresi pemuda itu masih kalem dan lembut seperti biasa. Kendatipun demikian, Asisten Liam bukanlah orang naif yang akan tertipu dengan ekspresi kalem milik bosnya tersebut. Dia yang telah bekerja di bawah Cedric selama hampir lima tahun lamanya tentu saja mengetahui kalau di balik kelembutan yang Cedric miliki, tersimpan sebuah kebrutalan yang mampu membuat siapapun merinding ketika melihatnya.

Sang asisten merasa lega karena Cedric tidak memberikan reaksi keberatan karena jeda kecil yang Asisten Liam ambil. Tidak ingin membuat Cedric menunggu lebih lama lagi, Asisten Liam pun kembali membacakan secara singkat isi dokumen yang merupakan hasil penyelidikan yang Cedric minta kemarin.

“Penyelidikian kita juga mendapatkan informasi kalau Sean Halliwel dan Tuan Hadrian sering melakukan pertemuan di beberapa tempat lebih dari tiga kali dalam bulan ini,” lanjut Asisten Liam.

Cedric tersenyum kecil, namun senyuman yang tersungging di bibir tersebut tidak sampai pada kedua mata kelabu miliknya. Dia terlihat seperti seorang pemuda yang kalem dan bersahabat, tetapi senyuman dan juga tatapan matanya memiliki aura penuh bahaya yang siap menerkam siapapun yang membuatnya tidak puas.

“Sepertinya sepupu kecilku tidak memiliki banyak pekerjaan akhir-akhir ini sampai dia terlalu santai dan memilih melakukan konspirasi kecil untuk mengisi waktu senggangnya,” komentar Cedric.

Pemuda itu tertawa kecil, dia melihat jalanan di bawah sana dengan tatapan yang begitu dingin sebelum melanjutkan ucapannya lagi. “Kurasa, aku bisa mengirim Hadrian ke Afrika Selatan untuk mengawasi pertambangan emas milik perusahaan. Bagaimana menurutmu, Asisten Liam?”

Asisten Liam menatap punggung tegap Cedric dengan sepasang mata yang membulat sempurna. Keterkejutan yang dia rasakan karena mendengar ide Cedric tersebut membuatnya sedikit tidak mempercayai pendengarannya. Mengirim sepupu Cedric yang bernama Hadrian ke Afrika Selatan? Asistem Liam tidak yakin pemuda yang begitu sombong dan manja itu bisa bertahan di sana kurang dari tiga hari.

Akan tetapi, di sini Asisten Liam tidak mengutarakan apa yang ada dalam kepalanya, dia masih sayang nyawa.

“Saya mendengarkan perintah Presiden,” sahut Asisten Liam setelah menenangkan diri.

“Kalau begitu aku serahkan semuanya padamu. Aku harap dengan mengemban tugas yang besar itu Hadrian bisa menjadi lebih dewasa dan tidak melakukan hal-hal yang tidak berguna lagi,” ungkap Cedric.

Cedric terlihat tidak marah walaupun dia tahu konspirasi di malam waktu itu adalah perbuatan Hadrian, pemuda itu masih bisa tersenyum dan memberikan pekerjaan besar bagi sepupunya tersebut. Tetapi Asisten Liam tidak berpikir demikian, di balik ringannya ucapan Cedric tersimpan sebuah racun yang mematikan.

Pemuda itu sepertinya marah karena konspirasi Hadrian, tetapi dia tidak memperlihatkannya. Kalau dia tidak marah, tidak mungkin Cedric mengirim Hadrian ke Afrika Selatan untuk menambang emas.

Hadrian Wyatt adalah sepupu Cedric. Karena dia dibesarkan oleh nyoya besar Wyatt yang merupakan nenek keduanya, sifat Hadrian bertambah menjadi angkuh dan tidak menganggap apapun ada di matanya. Hadrian pula yang menjebak Cedric dengan obat perangsang di Hotel Lington saat menghadiri acara anniversary perusahaan di sana untuk membuat image Cedric bertambah buruk di mata nenek mereka berdua.

Berbicara mengenai insiden malam itu, Cedric mengingat sosok gadis yang bercinta dengannya saat itu. Karena pengaruh aphrodisiac dalam sistem tubuhnya, Cedric tidak bisa mengontrol tubuhnya dan melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dia lakukan. Awalnya Cedric berpikir kalau wanita itu adalah suruhan Hadrian untuk menjebaknya, tetapi setelah Cedric menemukan 15.000 dollar di meja nakas pada waktu itu, Cedric menjadi sedikit ragu.

Daripada berpikir wanita misterius tersebut sebagai gadis penghibur yang disewa oleh Hadrian, Cedric lebih condong beranggapan kalau gadis itu berpikir dirinya merupakan seorang gigolo yang disewa. Apa mungkin gadis itu salah kamar? Atau malah sikapnya saat itu ingin mempermalukan Cedric dengan memberinya uang setelah tidur bersama?

Ada banyak pertanyaan yang melintas di kepala Cedric, tetapi semua itu tidak mendapatkan jawaban yang pas untuk memecahkannya.

Cedric memutar tubuh, dia melihat ke arah Liam Johnson yang merupakan asisten utamanya itu.

“Apa kau sudah mengetahui informasi mengenai gadis yang masuk ke kamar 1708 pada malam itu?” tanya Cedric.

Ditatap oleh sepasang mata kelabu milik Cedric membuat jantung Asisten Liam berdetak kencang, dia berusaha untuk tidak menelan ludah dan mencoba untuk membuat dirinya lebih tenang. Bosnya itu sangat mengerikan walaupun Cedric tidak memiliki wajah yang menyeramkan, aura sang bos tidak bisa ditolak.

“Saya sudah mendapatkannya,” jawab Asisten Liam, dia mengambil sebuah dokumen dari dalam folder yang dipegangnya kemudian menyerahkan dokumen itu kepada Cedric.

“Sean Halliwel menghubungi seorang wanita dari klub malam “Paradise” untuk datang ke kamar 1708. Akan tetapi, setelah melihat layar CCTV dan mencocokkan gambar wanita yang dipesan oleh Sean Halliwel dari klub malam dengan wanita yang masuk ke kamar 1708 pada malam itu, mereka adalah dua orang yang berbeda. Satu jam setelah wanita itu masuk ke kamar, orang yang berasal dari klub malam datang dan mengetuk pintu, tetapi setelah tidak ada jawaban dari dalam dia langsung meninggalkan lokasi,” lapor Asisten Liam.

Setelah mendengar laporan dari Asisten Liam, dugaan Cedric mengenai wanita yang tidur dengannya kala itu bukanlah orang suruhan Hadrian bertambah besar.

“Pihak kita berhasil mendapatkan identitas wanita itu, dan Anda bisa memeriksanya pada dokumen tersebut,” imbuh Asisten Liam.

Cedric membaca informasi singkat yang diberikan oleh Asisten Liam. Di sana terdapat foto seorang gadis cantik berambut kecokelatan dan bermata biru langit, nama Valerie Meyer menyertai profil gadis cantik itu beserta pendidikannya mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Namun, yang membuat Cedric sedikit tertarik adalah identitas Valerie yang merupakan anak dari Tuan Meyer dengan seorang wanita lain yang bukanlah Madam Meyer.

“Aku ingat orang ini pernah melamar kerja di perusahaan kita,” ujar Cedric.

“Nona Meyer pernah memasukkan resume ke perusahaan kita sebulan yang lalu. Tetapi karena berita yang disebarkan oleh Keluarga Meyer untuk tidak menerima Nona Meyer di perusahaan mana pun di Milford, pihak HRD memilih untuk menolak resume-nya,” kata Asisten Liam.

Pemuda itu tersenyum kecil, wajahnya yang tampan terlihat begitu menggoda dengan senyuman yang tersungging di bibir itu, tetapi entah kenapa Asisten Liam yang melihatnya memiliki firasat yang tidak enak.

Status Valerie Meyer sebagai anak haram dan juga dibenci oleh Keluarga Meyer bukanlah hal yang mengejutkan lagi, hal seperti ini sudah sering terjadi di kalangan keluarga atas.

Meskipun Keluarga Meyer masih masuk dalam kategori keluarga kelas dua di kalangan keluarga atas di Milford, pengaruhnya tidak bisa dikatakan kecil di kota ini. ‘Sapaan’ yang keluarga ini lakukan membuat perusahaan yang ada di Milford merasa enggan untuk menerima Valerie bekerja di tempat mereka, pemilik perusahaan tidak ingin menjadi musuh dengan Keluarga Meyer.

“Hubungi Valerie Meyer dan katakan dia bisa melakukan interview dua hari lagi di kantor pusat,” perintah Cedric.

Asisten Liam menatap Cedric sekali lagi, dia terkejut mendengar perintah itu.

“Presiden, melakukan hal ini sama artinya tidak mengindahkan Keluarga Meyer,” sahut Asisten Liam, mengingatkan Cedric kalau fenomena penolakan Valerie di Milford merupakan ulah dari Keluarga Meyer.

“Apa Keluarga Meyer bisa disejajarkan dengan Grup Blue Sky dan Keluarga Wyatt?” Cedric melepas kacamata yang bertengger di pangkal hidung, membuat sepasang manik kelabu yang tajam itu terlihat seperti milik binatang buas yang tengah mengintai mangsanya, mereka begitu berbahaya.

Asisten Liam menggeleng kepala secepatnya, dia juga menelan ludah ketika mendengar pertanyaan Cedric itu.

Bagaimana mungkin keluarga kelas dua bisa disejajarkan dengan keluarga kelas atas seperti Keluarga Wyatt?? Di Milford, tidak sembarang keluarga besar bisa menyentuh Keluarga Wyatt, apalagi Keluarga Meyer yang hanya keluarga kelas dua itu. Status keduanya bisa dikatakan bagaikan langit dengan bumi, dan orang yang berdiri di depan Asisten Liam ini adalah Kepala Keluarga Wyatt yang dihormati oleh banyak orang.

Semuanya sudah jelas, bosnya itu sepertinya tertarik dengan anak haram dari Keluarga Meyer, pikir Asisten Liam yang sudah pasrah.

**************

“Bos Walker, kau sudah melakukan hal yang bagus. Kuucapkan terima kasih padamu,” sahut Valerie kepada sosok pria besar yang duduk di sampingnya.

Bos Walker yang tengah mengelap keringat dingin menggunakan sapu tangan sama sekali tidak merasa tenang ketika mendengar ucapan itu. Apa yang Valerie katakan lebih mirip seperti yang dikatakan seorang atasan kepada bawahannya, tetapi di sini Bos Walker bukanlah bawahan Valerie, dia hanyalah orang yang mendapatkan blackmail dari gadis itu dan tidak bisa menentang perintahnya.

Apakah ini namanya bisa dikatakan status Bos Walker yang terhormat bisa disejajarkan sebagai seorang bawahan??

Dua hari yang lalu Valerie menelepon Bos Walker dan menyuruhnya untuk mencarikan sebuah vila yang bagus di Milford. Valerie yang tidak ingin tinggal di apartemen lamanya berencana untuk menjual tempat itu, Valerie tidak ingin tinggal di apartemen itu sebab berada di sana akan mengingatkan Valerie kepada pengkhianatan Andy dan Jennifer.

Valerie sendiri tidak memiliki banyak informasi mengenai dunia asal tempatnya berada. Sebelum Valerie mati di masa lalu, dia hanya seorang gadis biasa yang tengah berjuang keras untuk mencari pekerjaan dan bertahan hidup di kota besar ini, sehingga sangat mustahil bagi Valerie untuk mendapatkan informasi tempat tinggal yang bagus di Milford meskipun selama hidupnya dia tinggal di kota ini dulunya.

“Nona Meyer tidak perlu khawatir, aku bisa mengurusnya dengan mudah karena koneksi perusahaan yang kumiliki,” sahut Bos Walker.

Valerie melirik ke arah pria itu, wajahnya masih mengekspresikan kebosanan yang dia rasakan.

“Bos Walker ternyata jauh lebih berguna dari apa yang kubayangkan sebelumnya,” komentar Valerie, bibirnya menyunggingkan sebuah senyum kecil.

Dipuji seperti itu entah mengapa membuat Bos Walker tidak tersanjung, hanya rasa panik yang dia miliki. Beberapa kali Bos Walker mengelap peluh yang bercucuran menggunakan sapu tangan, menandakan ketidaknyamanan yang dimilikinya.

“Kalau begitu bisakah Nona Meyer mempertimbangkan untuk menghapus ‘benda’ itu? Aku sudah melakukan apa yang Nona Meyer inginkan,” tawar Bos Walker.

Setakut apapun Bos Walker, dia tidak melupakan alasan utamanya mengapa dirinya mematuhi perintah Valerie.

Valerie tidak memberikan komentar secara verbal, hanya senyuman kecil yang begitu misterius sajalah yang menjadi jawaban dari tawaran Bos Walker.

Mobil yang membawa Valerie dan Bos Walker memasuki kawanan vila elit yang ada di jantung Milford bernama kawasan Gardenia. Kawasan vila di Gardenia ini merupakan proyek yang dimiliki oleh grup perusahaan Blue Sky yang bekerja sama dengan perusahaan milik Bos Walker. Vila di kawasan Gardenia sesuai dengan namanya dikelilingi oleh kawasan hijau yang asri, harga satu vila paling murah di Gardenia adalah seratus juta dollar dan tidak semua orang kaya di Negara A bisa membeli hunian di tempat ini.

Mereka yang bisa membeli vila di Gardenia adalah orang-orang yang memiliki koneksi dengan grup perusahaan raksasa Blue Sky. Banyak tokoh politik beserta bos besar yang namanya sering muncul di majalah ekonomi nasional memiliki tempat tinggal di Gardenia. Tidak hanya bangunannya yang bagus dan asri, kawasan Gardenia juga begitu damai serta memiliki sistem keamanan yang bagus.

Karena Bos Walker memiliki koneksi sebagai salah satu pengembang kawasan vila di Gardenia, Valerie pun meminta Bos Walker untuk menjual salah satu vila di kawasan padanya, Valerie berencana tinggal di tempat ini.

“Nona Meyer, aku sudah menghubungi manajer penjualan vila di gardenia. Karena aku memiliki koneksi dengan Grup Blue Sky, aku bisa meminta manajer penjualan untuk memberikan diskon untukmu,” ucap Bos Walker.

Vila-vila yang dibangun di kawasan Gardenia memiliki tipe bangunan klasik dan modern, semuanya mengutamakan kenyamanan pembeli sehingga mereka akan betah untuk tinggal di tempat itu. Ketika mobil melintasi area di mana beberapa vila berada, Valerie bisa mengatakan dia merasa puas setelah melihat bangunan yang dilewatinya.

Tidak heran harganya sangat mahal, semua vila yang ada di Gardenia sangat besar dan jarak antara satu vila dengan vila lainnya bisa dikatakan cukup jauh. Mereka yang tinggal di kawasan Gardenia mengutamakan kedamaian dan ketenangan, tidak heran kalau konsep hijau dan juga area luas di tempat ini sangat diutamakan.

Perhatian Valerie teralihkan ketika dia mendengar tawaran yang Bos Walker berikan padanya. Bos Walker berjanji akan memberikan diskon yang bagus untuk Valerie, mencoba untuk menarik perhatian gadis itu dan secara tidak langsung mengatakan kalau Bos Walker adalah orang baik.

Sayangnya tujuan Bos Walker tidak memberikan kesan kepada Valerie, karena tujuan mereka berdua berbeda.

“Bos Walker tidak perlu memberiku diskon untuk membeli vila. Aku akan membelinya dengan harga penuh, berapa pun harganya,” tolak Valerie seraya tersenyum kecil.

“Harga vila di Gardenia sangat mahal,” ujar Bos Walker.

Senyuman yang tersungging di bibir Valerie tidak meredup, gadis itu juga tidak tersinggung dengan maksud tersembunyi dalam kalimat yang Bos Walker katakan padanya. Valerie bukanlah orang bodoh yang belum pernah melihat dunia, dalam sekali lihat dia tahu kalau harga rumah di kawasan ini sangat mahal.

Apabila ucapan itu dilontarkan pada dirinya di masa lalu, tentu saja Valerie tidak akan memiliki keberanian untuk menginjakkan kaki di tempat ini. Dari mana dia bisa mendapatkan uang sebanyak itu untuk membeli sebuah vila di Gardenia? Bahkan untuk vila termurah sekali pun.

“Aku memiliki uang, Bos Walker tidak perlu khawatir,” sanggah Valerie dengan lembut.

Bos Walker ingin sekali mengatakan kalau dia tidak merasa khawatir pada Valerie, bahkan sebenarnya dia ingin melihat gadis itu merasa malu karena tidak memiliki uang untuk membeli vila di Gardenia. Bos Walker masih memiliki dendam karena perbuatan Valerie yang mengancamnya tempo hari, tetapi pria itu tidak bisa melakukan apapun karena Valerie memegang semua barang bukti penggelapan yang dilakukan oleh perusahaannya.

Mobil yang ditumpangi oleh mereka berdua berhenti di sebuah bangunan yang merupakan kantor pemasaran dan penjualan vila di Gardenia. Melihat Bos Walker keluar dari mobil, seorang pegawai di kantor yang mengetahui identitas pria itu pun langsung mengundang keduanya masuk ke ruang tamu yang ada dalam kantor.

“Aku ingin melihat katalog vila yang ada di Gardenia. Aku berencana untuk membeli sebuah vila di tempat ini,” ujar Valerie ketika sang pegawai yang merupakan sales di sana menanyakan maksud kedatangan mereka.

Sang sales melirik ke arah Bos Walker. Ketika dia mendapatkan anggukan kecil darinya, sang sales pun langsung tersenyum lebar dan membawa sebuah album katalog yang berisi ringkasan mengenai vila yang masih kosong di Gardenia.

“Silakan Nona melihat-lihat terlebih dahulu. Semua vila yang dibangung di Gardenia memiliki kualitas tinggi dan harganya juga terjangkau,” ujar si sales dengan riang.

Harga ‘terjangkau’ yang diucapkan oleh si sales bisa dikatakan sangat berlebihan. Kalau memang harga vila di Gardenia memang terjangkau, maka mustahil Gardenia memiliki sebutan sebagai kawasan Sultan di Milford.

Valerie tidak berkomentar apalagi menyanggah ucapan si sales, pada dasarnya orang di kantor ini adalah seorang sales yang bertugas untuk memasarkan vila di Gardenia agar bisa terjual, karena itulah kata ‘terjangkau’ bisa digunakan secara bebas olehnya.

Setelah melihat-lihat gambar vila yang ada dalam katalog dan membaca rinciannya, Valerie tertarik dengan sebuah vila yang letaknya tidak jauh dari danau buatan besar di sana. Vila tersebut memiliki tiga lantai, sedikit lebih kecil bila dibandingkan dengan bangunan vila lainnya, tetapi area vila itu jauh lebih luas karena mencangkup area danau.

“Aku tertarik dengan vila di halaman ini. Kira-kira apa kau bisa menjualnya padaku?” tanya Valerie, dia meletakkan katalog yang terbuka dengan gambar vila pilihannya di atas meja.

Baik si sales dan Bos Walker melihat gambar itu, lalu keduanya tertegun untuk sesaat.

“Pilihan Anda bagus sekali, Nona. Ini adalah salah satu vila terbaik yang perusahaan kami miliki. Letaknya juga begitu strategis dan jauh dari keramaian. Harganya juga tidak mahal yaitu 888 juta dollar. Namun, karena Bos Walker memberikan rekomendasi, kami akan memberikan diskon dan Anda bisa membeli vila ini seharga 887 juta dollar,” sahut si sales dengan penuh semangat.

Diskon yang diberikan hanya satu juta dollar, baik Bos Walker dan Valerie terdiam untuk sesaat karena itu.

Si sales berpikir kalau diamnya Valerie karena dia merasa tidak puas dengan harga yang diberikan, untuk itu si sales berpikir apakah dia perlu memanggil manajer untuk menyelesaikan hal ini. Valerie adalah tamu yang dibawa oleh Bos Walker, meskipun pakaian yang gadis itu kenakan terlihat murahan, namun identitasnya pasti tidak biasa. Siapa yang tidak tahu kalau orang kaya zaman sekarang memiliki hobi yang aneh, bisa saja Valerie memiliki hobi berpakaian seperti orang miskin, sehingga dia tidak terlihat selayaknya orang kaya pada umumnya.

Apabila Valerie mengetahui apa yang tengah sales pemasaran ini pikirkan, tentunya Valerie akan mengatakan kalau dia tidak memiliki hobi aneh apalagi punya kebiasaan menyamar menjadi orang miskin untuk mencari pengalaman.

“Tidak perlu diskon, aku akan membayar penuh,” tolak Valerie. Dia bekerja keras untuk mendapatkan waktu hidup melalui membelanjakan uang, bagaimana mungkin Valerie rela mengorbankan waktu hidupnya hanya karena diskon yang diberikan padanya.

“Kau urus semuanya termasuk desain interiornya, aku akan pindah ke sana besok siang,” imbuh Valerie.

Gadis itu mengambil sebuah kartu bank warna hitam keemasan dari tas kecil dan memberikannya kepada si pegawai. Melihat kartu warna hitam itu, baik si sales dan Bos Walker hanya bisa menelan ludah, pasalnya kartu hitam tersebut adalah kartu premium yang diakui oleh bank dunia dan tidak memiliki batas ketika digunakan. Hanya mereka yang benar-benar super kaya dengan simpanan lebih dari 10 milyar dollar yang bisa mendapatkan kartu hitam seperti milik Valerie.

Sepertinya identitas Valerie tidaklah sesederhana dari kelihatannya, pikir Bos Walker.

Setelah proses pembayaran selesai dilakukan, Valerie ingin mengatakan dia merasa gembira karena suara notifikasi yang terdengar di telinganya.

[Ding! Host telah menggunakan 888 juta dollar. Waktu hidup Host akan bertambah menjadi dua tahun.]

Semakin banyak uang digunakan untuk membeli barang, maka semakin banyak pula waktu hidup yang Valerie dapatkan. Valerie tidak tahu bagaimana hitungannya mengkonversikan jumlah uang yang dibelanjakan dengan waktu hidup yang didapatkan, bahkan Glory sendiri juga tidak mengetahuinya. Kendatipun demikian, Valerie sedikit tahu kalau dia akan mendapatkan waktu hidup banyak apabila jumlah uang yang dia belanjakan juga banyak.

Karena sikap Valerie yang menganggap uang seperti angin dan dia tidak mengedipkan mata ketika mengeluarkan hampir 900 juta dollar banyaknya, si sales terlihat semakin antusias untuk membantu Valerie mengurus surat-surat rumah dan lain sebagainya. Keefektivitasan yang dimiliki sales ini meningkat, sehingga Valerie tidak menunggu lama untuk sertifikat rumah barunya selesai.

Setelah semuanya beres, Valerie pun pulang dengan membawa sertifikat rumah yang baru saja dibelinya. Bos Walker yang mengantarkan Valerie sampai di depan gedung apartemen pun langsung pergi setelah menurunkan gadis itu di sana.

“Nona Meyer, tolong pertimbangkan jasa yang sudah kulakukan untukmu,” pinta Bos Walker sekali lagi sebelum sosok Valerie pergi menjauh.

Langkah kaki gadis itu terhenti, dia berputar sesaat dan melihat ke arah Bos Walker yang sosoknya terlihat dari kaca jendela mobil.

“Kita lihat nanti.” Setelah mengucapkan itu, Valerie segera melanjutkan perjalanannya memasuki gedung apartemen tempat tinggalnya.

Lift yang membawa Valerie berhenti dan pintunya terbuka, gadis itu berjalan keluar untuk menuju di mana apartemennya berada. Rumah yang telah Valerie tinggali selama dua tahun terakhir barusan dia jual kemarin, besok Valerie akan pindah dari tempat itu dan mulai menempati tempat tinggal barunya.

Melihat realita yang ada di depan mata, Valerie merasa suasana hatinya cukup bagus, sehingga dia tidak keberatan kalau waktu hidupnya tinggal dua tahun lagi. Namun, hal yang menyenangkan itu harus berakhir ketika dia melihat seseorang yang sama sekali tidak ingin dilihatnya telah berdiri di depan pintu apartemennya, menunggu Valerie di sana.

Ketika orang itu melihatnya, nama Valerie pun terucap dari mulutnya.

“Valerie!!” Senyuman yang tadinya mereka di bibir Valerie langsung sirna.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status