Chapter 9 sudah terbit. Terima kasih sudah menyempatkan membaca cerita ini!!
“Bagaimana kalau aku menikahi Nona Meyer?” Kalimat itu kembali terngiang-ngiang dalam benak Valerie dan membuat pandangannya sedari tadi menerawang. Valerie tidak tahu bagaimana dirinya keluar dari mobil Cedric dan kemudian pergi dengan taksi yang kini dinaikinya, tanpa mengucapkan apapun seperti orang yang ingin kabur dari kenyataan. Gadis itu merasa pikirannya begitu kosong, terformat bersih hanya karena bom kecil yang berdampak besar dari Cedric. Ini bukanlah kali pertama Valerie mendapatkan pernyataan dari seorang laki-laki yang ingin menikahinya, tetapi dari semua pernyataan yang pernah dia terima, barulah pernyataan dari Cedric tersebut membuat Valerie serasa jiwanya melayang. Bukan karena gadis itu merasa senang, tetapi lebih karena terkejut sampai dirinya tidak tahu harus melakukan apa. [Valerie, kau membuat sistem ini merasa malu. Di dua dunia terdahulu kau pantang mundur dan tidak takut untuk mengorbankan nyawa di medan peperangan, tetapi kau menjadi pengecut hanya karen
[Selamat pagi, Valerie. Cuaca hari ini dipastikan sangat cerah sesuai ramalam cuaca. Apabila ke luar rumah jangan lupa untuk mengenakan sunblock agar kulitmu tidak terbakar.] [Hari yang cerah, saatnya untuk melakukan misi dan menambah waktu hidup yang semakin menipis. Ayo semangat!!] Dua kalimat penyemangat yang mirip seperti kata-kata motivasi dari seorang host di sebuah acara televisi membuat Valerie tersenyum. Setelah tiba di dunia asal Valerie sejak satu bulan lalu, sepertinya Glory memiliki obsesi dengan acara-acara hiburan yang ada di tempat ini, bahkan berita ramalam cuaca yang terdengar sangat membosankan pun tidak terlewatkan. Akibatnya, dalam beberapa hari terakhir Glory selalu mengumandangkan dua kalimat itu di setiap paginya, memberitahu Valerie mengenai kondisi cuaca dan juga mengatakan kalimat penuh kepositifan. Namun, yang paling Glory sukai di sini adalah sang sistem tidak pernah lelah untuk mengingatkan Valerie menjalankan misi. “Selamat pagi, Glory. Apakah Glenda
Valerie merasa lelah, dia tidak ingin bermain-main lebih lama lagi dengan pemuda yang bernama Cedric Wyatt ini.Status pemuda yang berdiri di hadapan Valerie ini jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan dirinya, akan tetapi hal itu tidak mengatakan kalau Cedric bisa mempermainkan Valerie begitu saja. Valerie bukanlah gadis naif seperti dirinya di masa lalu, dia tidak akan terbuai oleh kata-kata manis dari seorang laki-laki lagi, apalagi bila itu menyangkut masa depannya.Valerie berkaca pada dirinya di masa lalu, di mana dirinya yang bodoh tertipu oleh kata-kata manis dari Andy. Akibatnya, Valerie harus mengakhiri hidupnya sendiri dengan melompat dari gedung tinggi untuk mempertahankan kesuciannya pada waktu itu.Andy dan Cedric adalah dua individual yang berbeda, namun Valerie tidak bisa menurunkan tingkat kewaspadaan yang dimilikinya, tetutama ketika orang itu mencoba mendekatinya dengan kata-kata manis seperti ini.Melihat kecurigaan yang begitu tinggi pada manik biru langit gadi
Valerie Meyer hanya bisa mengerjapkan mata, mencoba berpikir apakah dia mengenal sosok pria yang berkelakuan sopan di depannya ini. Berapa lama pun Valerie mencoba mengingat, dia sangat yakin kalau dirinya tidak pernah bertemu dengan sosok itu sebelumnya. Kalau begitu siapa sosok pria yang bertamu di rumah Valerie ini?Sebelum Valerie bisa bertanya, si pria seperti mengerti akan apa yang dipikirkan oleh Valerie. Wajah ramah pria paruh baya tersebut terlihat semakin sumringah dengan senyuman tipis terulas di wajah, kedua mata yang dibalut oleh keriput tipis di ujungnya membentuk bulan sabit ketika dia tersenyum.“Saya Richard, kepala pelayan yang bekerja di rumah Tuan Cedric. Saya ke sini atas perintah Tuan Cedric untuk menyerahkan undangan ini kepada Anda, Nona Meyer,” ujarnya dengan begitu sopan dan juga lugas.Di tangan Richard adalah sebuah undangan berwarna krem dengan balutan huruf bercat emas yang ditulis begitu elegan. Di bagian bawah tertulis nama Valerie sebagai orang yang di
“Aku tidak menyangka kalau kau berani datang ke tempat seperti Siren’s Pearl. Apa kau tidak khawatir kalau harus mengambil empat kerja paruh waktu lagi untuk membayar cicilan perhiasan yang akan kau beli, Valerie Meyer?”Seorang gadis cantik yang mengenakan kaos merah dengan rok pendek mencemooh Valerie. Tatapannya begitu angkuh, bibirnya pun tersenyum miring yang mengucapkan kebanggaan diri yang dimilikinya. Gadis itu terlihat superior dan juga berkelas andaikata kesombongannya tidak terlampau tinggi.“Tunggu, setahuku Siren’s Pearl tidak melayani cicilan pembelian perhiasan. Kusarankan kau segera pergi dan mencari toko lainnya yang sekelas denganmu, aku melakukan ini semuanya demi kebaikanmu,” tutur gadis sombong itu lagi.Di belakang gadis yang terlihat begitu angkuh tersebut juga berdiri seorang gadis yang bertubuh tinggi. Berbeda dengan gadis sombong tersebut, rekannya yang jauh terlihat cantik dan anggun layaknya seorang gadis bangsawan tersebut tidak mengucapkan apapun, dia han
[Ding! Waktu misi utama yang diberikan telah berakhir!][Ding! Misi menghabiskan sepuluh juta dollar berhasil diselesaikan. Host mendapatkan dua minggu waktu hidup sebagai hadiah penyelesaian misi.]Dua pemberitahuan yang terdengar begitu dingin dan mirip seperti mesin penjawab search engine di internet muncul dalam benak Valerie. Bersamaan dengan itu, hati Valerie yang sedari tadi tegang setelah mendapatkan misi beberapa waktu lalu pun langsung menjadi lega. Semua ini karena setengah waktu hidup yang sebelumnya Valerie dapatkan tidak jadi hangus, gadis itu telah berhasil menyelesaikan misi.Suara pemberitahuan yang begitu dingin itu, menurut Valerie kini terdengar sangat manis di telinganya. Sesuatu yang membawa hasil positif dan baik bagi gadis itu pasti akan dianggap sebagai hal yang manis.“Sebelas juta dollar habis untuk membeli perhiasan di Siren’s Pearl. Gadis ini pasti anak dari seorang konglomerat.” Seorang pengunjung yang mengamati kejadian itu pun pada akhirnya berkomentar.
Orang yang menarik paksa tangan Valerie membawa gadis itu ke pelataran parkir mobil yang ada di lantai dasar. Penerangan yang sedikit temaram di tempat itu membuat suasana yang ada di sana menjadi lebih menegangkan, seolah-olah pemandangan yang sering tampil di film horor tengah tersaji dengan nyata di pelataran parkir mobil tersebut. Kedua mata almond milik Valerie menyipit, melihat ke arah orang yang berjalan di depannya dengan satu tangan yang mencengkeram kuat lengannya. Sosok itu adalah sosok yang sangat Valerie kenal, hampir mustahil bagi Valerie untuk melupakannya karena sosok itulah yang pernah membangun motivasi bagi Valerie untuk merangkak keluar dari neraka. Berbeda dengan sosoknya dulu yang tampan dan begitu ceria, membuat Valerie terpesona. Andy yang Valerie lihat sekarang lebih terlihat seperti seorang gelandangan. Wajahnya berminyak, rambutnya berantakan, kumis dan jenggotnya juga tidak dicukur sehingga membuat penampilan Andy menjadi begitu kumal. Tidak hanya itu saja
Beberapa detik yang lalu Cedric datang dengan ‘heroic’-nya, dan detik berikutnya pemuda itu membawa Valerie pergi dari tempat itu begitu saja.Valerie yang pikirannya masih diselimuti oleh keraguan merasa otaknya tumpul, perasaan aneh yang dirasakannya karena kehadiran Cedric yang menolongnya saat itu membuat Valerie tidak bisa berpikir lebih jauh lagi. Oleh karena itu, Cedric bisa membawa Valerie dengan mudah tanpa gadis itu memberikan protes seperti sebelumnya.Kini mereka berdua berada dalam mobil milik Cedric, di mana pemuda itu duduk di belakang kemudi mobil sementara Valerie sendiri duduk di sampingnya.“Ke mana kau akan membawaku pergi?” tanya Valerie setelah dia berhasil mengendalikan perasaannya.Dalam hati Valerie merasa sedikit menyesal, bagaimana mungkin dia bisa kehilangan akalnya hanya karena seseorang memperlihatkan kebaikan padanya? Walaupun ini adalah pertama kalinya seseorang menunjukkan kehangatan untuk dirinya, Valerie yang memiliki pendirian teguh tidak seharusnya