Share

Bertemu Sahabat

Bab18

Setelah kunjungan ayah itu, ayah semakin rajin mengunjungiku. Pagi sekali, Ayah lagi-lagi berkunjung. Untung saja, aku sudah membuat sarapan, entah mengapa aku malah membuat sarapan kesukaannya.

"Ayah!" seruku ketika membuka daun pintu.

"Sudah siap?" tanyanya, membuat aku mengernyit.

"Ke mana?"

"Daftar kuliah, ayo!" ajaknya.

"Serius? Memang Ayah nggak ngantor?" tanyaku masih dalam keadaan bingung. Mengapa Ayah semakin hari, semakin perhatian padaku?

"Ngantor, setelah ngurus kamu!" sahutnya.

"Sarapan dulu, yuk!" ajakku refleks menarik tangan Ayah.

"Astaga, maaf." Aku gegas melepas tangan Ayah saat menyadari tindakanku. Namun, lelaki matang itu tersenyum manis ke arahku, oh astaga .... aku meleleh ini, tolong.

Kami pun berdua berjalan menuju dapur dan duduk di meja makan walau hatiku masih deg-deg ser.

"Sarapan kesukaan saya? Hemm, saya yakin, kamu pasti sudah menunggu kedatangan saya ya," tebaknya penuh percaya diri.

"Ini kebetulan, Ayah," jawabku salah tingkah. Ayah hanya tersen
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (15)
goodnovel comment avatar
Antoni Purba Hutaraja
ibu tetaplah ibu ...
goodnovel comment avatar
Aleeaaz
Si Ayah ini masih muda? Ayah dan ibu Delima lebih tua bu Delima?
goodnovel comment avatar
Zaiton Ishak
penasaran dong
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status