Share

142. Behind The Scene

Aufal bungkam seribu bahasa. Dia tidak tahu apa yang tengah dirinya rasakan kini. Semua terasa campur aduk antara sedih, kecewa, malu, dan merasa berdosa telah membenci ayahnya sendiri tanpa mencari tahu akar penyebabnya.

Dia terlalu fokus pada dirinya sendiri yang merasa dikekang dan kebebasannya direnggut tanpa mengetahui fakta yang sesungguhnya. Ternyata dibalik sikap ayahnya yang pemaksa tersimpan seribu kasih sayang untuknya.

Aufal menatap sang ayah dengan haru. Dia bangkit menghampiri tempat duduk Papa Wirya dan langsung bersujud dan mencium kaki ayahnya.

“Aufal minta maaf, Pa. Aufal salah udah membenci Papa selama ini. Maafin Aufal. Maaf....” ujarnya sambil menangis.

Papa Wirya menarik tubuh putranya. “Bangun, Nak. Jangan kayak gini,” pintanya dengan suara bergetar.

Aufal bangkit dari sujudnya dan berganti posisi menjadi duduk bersimpuh di hadapan Papa Wirya. Tangannya menggenggam kedua tangan ayahnya lalu diciumnya berkali-kali. “Aufal minta maaf.”

Papa Wirya mengusap punggu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status