Share

146. Pamit

“Mas beneran nggak ikut pulang besok?”

Azwa tengah memasukkan pakaiannya juga pakaian Wafa ke dalam koper untuk dibawa pulang ke Semarang. Di depannya ada Aufal yang ikut membantu.

“Mas masih ada beberapa urusan yang harus Mas selesaikan di sini sebelum benar-benar pindah ke Semarang. Kamu pulang duluan bareng Papa sama Mama, ya. Mas pasti langsung pulang kalau semuanya udah beres,” jawab Aufal.

Azwa menghentikan aktivitasnya sejenak dan menatap Aufal. “Beneran loh, Mas. Jangan lama-lama pulangnya.”

“Iya, Sayang.”

Beberapa menit kemudian, keduanya sudah selesai packing. Kini, Azwa duduk di sofa sambil memperhatikan gerak-gerik suaminya yang sedang mengambil sesuatu dari dalam tas kecilnya.

Aufal duduk di samping Azwa. “Ini untukmu,” ucapnya sambil menyodorkan dua buah kartu debit dan satu buku tabungan.

“Apa ini Mas?” Azwa menerima tiga benda itu dengan heran.

Aufal tersenyum lalu menunjuk salah satu kartu di tangan Azwa. “Ini kartu debit yang berisi gaji Mas yang langs
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status