Share

2. 700 Juta

Keysa masuk ke ruang Kepala Sekolah dengan langkah panjang, semua mata tertuju padanya, bahkan guru-guru yang sedang mengajar di kelas satu melongokkan kepalanya. Keysa benar-benar menjadi siswi yang sangat populer di sekolah itu. Dari Satpam sampai Cleaning Service tahu siapa dirinya, baru melihat bayangannya saja orang sudah langsung bisa menebak jika itu Keysa. Kepopulerannya bukan dari mencuri, namun dari pembawaanya di sekolah itu.

Sebenarnya Keysa tergolong siswi yang sangat pintar, dia masuk sekolah Favorite itu bukan karena koneksi ayahnya namun hasil murni seleksi yang diikutinya. Namun lagi-lagi orang beranggapan, dia lolos di sekolah itu karena ayahnya. Kapan orang akan mengakui jika itu hasil dari keberhasilannya sendiri ?

Keysa duduk santai depan Kepala Sekolah, Stevani duduk disebelahnya masih dengan isak tangis yang membuat Keysa terus mencibirnya.

"Sekarang, ceritakan apa yang terjadi."

"Tadi aku ke toilet, dan aku melepaskan jam tangan itu dan menaruhnya di wastafel, aku hanya meraih tisu, tapi ketika menoleh jam tangan tiba-tiba hilang."

"Hmmm, apakah kau tau siapa yang mengambilnya ?" tanya Kepala Sekolah penuh selidik.

"Tidak !"

"Ketika kau ke toilet, siapa saja yang ada di sana ? Dan jam berapa itu terjadi ?" pertanyaan Kepala Sekolah bagaikan penyidik Kepolisian.

"Aku baru seminggu disini, jadi aku belum mengenal mereka semua, tadi aku ke toilet sekitar jam 10.00," Stevani masih tersendat-sendat tanda tangisannya belum juga reda.

"Dan kau Keysa, ketika kejadian itu kau berada dimana ?"

"Apa aku harus menjawabnya ?"

"Ya, bapak harap kau menjawabnya dengan jujur seperti selama ini yang kau lakukan."

Keysa mencibir "Bukankah bapak tau jika kelas tiga pada jam itu sedang ujian ?"

Seakan tersadar Kepala Sekolah bergumam, "Ah iya benar, kau boleh meninggalkan ruangan."

Keysa keluar setengah berlari menuju kantin, walau ujian telah selesai namun anak-anak kelas tiga belum diijinkan pulang. Keysa menyapa tukang sapu dan satpam yang dilewatinya.

"Sudah makan belum ? Ayo makan bersamaku," ajaknya.

Satpam dan tukang sapu menolaknya dengan halus, "Terima kasih non Keysa, lain waktu aja."

"Kenapa ? Takut uang yang aku gunakan gak halal ?"

"Bu...bukan itu non, sekarang belum waktunya kami istirahat dari tugas."

"Alah...bilang aja kalian takut, percayalah uang ini halal kok."

"Kalau begitu diuangkan saja non," ujar Satpam yang diiyakan oleh salah satu tukang sapu disitu.

Akhirnya Keysa merogoh tasnya dan mengeluarkan lembaran lima ratusan diserahkannya kepada Satpam. "Ini untuk kalian berdua."

Begitulah keseharian Keysa di sekolah itu, makanya banyak yang tak menyangka jika dia mencuri semua barang-barang berharga milik siswa.

Sementara itu Stevani mengajukan protesnya kepada Kepala Sekolah karena telah membiarkan Keysa keluar tanpa diinterogasi lebih lanjut.

"Aku dengar dia telah mencuri barang-barang berharga di sekolah ini, kenapa bapak melepaskannya begitu saja ?"

"Jika dia telah mengaku mencuri kemarin, bukan berarti dia yang mencuri jam tanganmu hari ini kan ? Bukankah kau sudah mendengarnya tadi ?" Kepala Sekolah gerah karena merasa digurui oleh siswa baru ini.

"Siapa tau dia punya komplotan disini pak."

"Kenapa kau begitu yakin jika dia yang mencurinya ? Apa kau punya bukti ?"

Stevani menatap Kepala Sekolah, dari wajahnya terlihat sedang menantang. "Banyak siswa siswi yang mendengar jika dia mencibirku dan menyebut merek jam tanganku, itu jam tangan termahal yang ayah hadiahkan padaku pak, harganya 700 juta."

"Apa ?" Kepala Sekolah terkejut, walau sekolah ini tergolong elite namun mendengar harga jam tangan yang pantastis itu membuatnya melongo.

"Panggil Keysa," perintah Kepala Sekolah kepada salah satu guru yang berada di ruangan itu.

Hanya berselang dua menit Keysa muncul dengan wajah protesnya.

"Apakah pejelasanku tadi masih belum jelas ? Jika aku mengambil barang itu aku pasti akan mengakuinya, aku sedikitpun tidak tertarik dengan jam imitasi itu !"

"Menurut Stevani jam tangan itu bernilai 700 juta, dan kau bahkan sempat menyebut merk jam tangannya di depan siswa-siswi yang lain"

"Apa ? Hahahaha...700 juta ? Tidak salah ? Barang imitasi itu di Pasar Baru dijual seharga lim juta saja, sudahlah pak, jangan mudah dibodohi gadis pindahan ini."

Stevani mendelik gusar pada Keysa. "Apa kau bilang ? Ayahku membelinya dengan harga mahal, bahkan jam tangan itu belum dijual di Indonesia."

Keysa melirik Stevani, diamatinya gadis berambut hitam lurus sebatas bahu itu. Dari wajahnya terlihat jika dia bukan orang asing tapi asli dari Indonesia sama dengan dirinya.

"Aku akan mengajakmu keliling Pasar Baru, dan akan kutunjukan tempat dimana jam tangan KWmu itu dijual."

"Sudah-sudah," Kepala Sekolah menengahi perdebatan mereka. "Begini Keysa, bagaimana kau tau jika jam tangan Stevani bermerek Jaeger-LeCoultre ?"

Keysa manggut-manggut, "Jadi karena itu aku bisa jadi tertuduh ? Baiklah, aku jelaskan se detail mungkin. Gadis ini begitu masuk sekolah dari pintu gerbang sengaja berbicara dengan temannya menunjukkan jam tangan pemberian ayahnya, menyebut mereknya berulang kali, lalu merek sepatu KWnya juga. Bukankah ini aneh ? Atau jangan-jangan dia sudah mendengar cerita di sekolah ini jika ayahku akan mengganti semua barang yang aku curi makanya dengan seenaknya dia beracting seperti itu."

"Kau...siapa yang beracting ?" Stevani segera berdiri menunjuk Keysa.

Kepala Sekolah segera menengahi, "Duduk Stevani!"

"Jangan pernah bermimpi jam tangan seharga 5 juta akan diganti dengan uang 700 juta. Aku tak akan membiarkan itu terjadi paham ?"

"Apa maksudmu ? Kau sudah mencurinya dan kau tak akan menggantinya ?"

"Sudah-sudah, jika kalian seperti ini bapak akan memanggil polisi," ancam Kepala Sekolah.

Terlihat wajah Keysa yang hanya tersenyum sinis, namun wajah Stevani langsung berubah pias. Kepala Sekolah melihatnya.

"Panggil Polisi saja pak, biar jelas. Oh ya, aku sudah meminta Satpam untuk melihat rekaman CCTV di toilet, dari situ kita bisa melihat siapa yang mengambilnya," ucap Keysa dengan tenang.

Kepala Sekolah baru tersadar, kenapa tidak sedari tadi dia memanggil petugas untuk melihat rekaman CCTV itu ?

Stevani segera berdiri, "Aku akan pulang pak, aku akan beritahu ayahku..huhu...bapak sengaja membela Keysa."

"Duduk dulu Stevani, untuk membuktikan kebenaran itu mari kita sama-sama melihat hasil rekaman CCTV," Kata Keysa. Dia sudah bisa menduga jika Stevani pasti tidak ingin kebohongannya terbongkar.

Keysa hidup sebagai putri pengusaha kaya, makanya semua barang-barang asli bermerek diketahuinya. Selama ini dia mencuri juga punya alasan kok, lagian targetnya bukan barang imitasi. Kepala Sekolah sudah bisa membaca situasi, diapun meminta Stevani untuk duduk. Namun Stevani akhirnya melangkah keluar dengan setengah berlari meninggalkan ruang Kepala Sekolah. Tujuannya untuk mendapatkan uang 700 juta hilang begitu saja. Dia lupa jika di toilet sekolah sudah dipasang CCTV kecuali di dalam toilet itu sendiri, namun hal yang mustahil jika jam tangannya hilang di dalam toilet.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status