Share

Mencuri Harta dan Cinta
Mencuri Harta dan Cinta
Penulis: Kirana Quinn

1. Cantik-cantik tapi Pencuri

Keysa kini berusia 15 tahun, Putri kedua Pengusaha sukses dikenal badung di sekolahnya. Susah di atur, pihak sekolah tak berani mengeluarkannya karena ayahnya punya andil besar di sekolah itu. Sekolah itu merupakan sekolah elit khusus anak-anak pejabat dan pengusaha. Jarang terdengar di sekolah itu ada siswa dari golongan menengah ke bawah. Maka tidak heran jika barang-barang yang dicuri Keysa bisa mencapai ratusan juta rupiah. Dari Jam tangan, I-Phone, sepatu, bahkan uang ratusan juta milik sekolah pun raib. Anehnya ketika barang-barang itu hilang dan akan dilakukan penggeledahan, maka Keysalah yang mengakuinya.

"Akhir-akhir ini, sekolah kita mengalami kecurian, ini bukan hanya sekali tetapi sudah berulang kali, maka sebelum sekolah usai, kami akan menggeledah semua tas kalian."

Itu adalah suara Kepala Sekolah yang mengumpulkan semua anak-anak dari kelas satu sampai kelas tiga di aula gedung itu.

Keysa mengangkat tangannya tinggi-tinggi.

"Tak perlu digeledah pak, karena akulah pencurinya."

Semua terbelalak, pengakuannya membuat kegaduhan. Bisik-bisik menyebar dari sudut kiri nyambung sampai ke depan.

"Harap tenang, sekali lagi harap tenang," Kepala Sekolah menenangkan keriuhan itu.

"Wuih, cantik-cantik tapi pencuri."

"Kurang apa sih ayahnya, padahal mereka itu orang kaya loh."

"Atau jangan-jangan dia anak pembantu di rumah itu."

Dan masih banyak lagi cibiran yang dilontarkan untuk Keysa. Tapi kata-kata itu tak membawa pengaruh apapun pada Keysa, dia bersikap acuh tak acuh.

Kepala Sekolah membentak dengan kerasnya barulah kegaduhan itu berhenti. "Keysa, harap ke ruang Kepala Sekolah, dan mulai saat ini saya tidak ingin mendengar lagi kegaduhan seperti tadi, jika ketahuan maka saya tidak akan segan-segan mengeluarkan kalian dari sekolah, sekarang semuanya bubar dan kembali ke kelas masing-masing."

Semua siswa menduga jika Keysa akan dikeluarkan dari Sekolah. Karena yang mengeluh kehilangan bukan hanya anak-anak dari kelas tiga, tetapi dari seluruh kelas mengaku kehilangan barang-barang berharga mereka. Tapi dugaan mereka salah, karena ayahnya merupakan donatur terbesar di sekolah itu.

Tak ada yang tahu apa yang mendasari gadis manis itu sehingga mencuri, semua orang tau Keysa hidup mewah. Ke Sekolah saja diantar pakai mobil Limusin, dari ujung rambut sampai kaki semua bermerek. Asli dan bukan KW.

Kepala Sekolah tak berani memperingati Keysa, adanya mereka hanya menasehati dan segera melapor kepada ayahnya.

Tuan Geraldy Mahendra terkejut saat mendapat laporan dari pihak sekolah, tanpa tanya ayah Keysa segera menuju sekolah. Dan penyelesaian yang dilakukan ayahnya hanyalah membayar semua barang-barang yang telah dicuri Keysa.

Sepulang sekolah Keysa langsung diinterogasi ayahnya. "Apa yang kau lakukan Keysa ? Bagaimana mungkin kau mempermalukan ayah sedemikian rupa, apakah selama ini fasilitas yang ayah berikan padamu kurang ?"

Keysa hanya diam saja menghadapi kemarahan ayahnya, ibunya Syakila yang tak tahu menahu segera duduk dengan wajah kebingungan. Dia akan bicara kecuali diijinkan suaminya. Di rumah ini semua atas perintah suaminya, tak ada yang berani membantah. Anak tertua yang bernama Adinda tergolong anak yang sangat penurut, kerjanya hanya membaca buku. Keysalah yang sedikit berbeda. Selalu membangkang, bahkan tak segan-segan berteriak jika kemauannya tak segera di turuti.

"Jawab ayah Keysa," Geraldy naik pitam tatkala melihat Keysa yang tak kunjung bersuara dan hanya mempermainkan gantungan kunci yang tergantung di tas sekolahnya.

"Lihat hasil didikanmu bu, kau terlalu memanjakannya, dan lihat hari ini dia telah mempermalukan diriku."

Geraldy menunjuk-nunjuk Keysa dan memelototinya.

Syakila menaruh tangannya di paha suaminya untuk menenangkan.

"Lihat kakakmu Adinda, kau itu harus berkaca darinya, tak pernah sekalipun dia membuat ayah malu, bahkan dia selalu berprestasi di sekolahnya, dia menjadi kebanggan keluarga. Dan kamu ? Kamu mengapa berbuat seburuk ini Keysa ?" Suara Geraldy menggelegar bagaikan guntur.

"Apa kau tidak malu Keysa ? Lihat kakakmu ....!"

Karena merasa telinganya sakit akhirnya Keysa berdiri dan berucap "Lagi-lagi Adinda, apa anak ayah hanya Adinda ? Dan aku anak pungut ?" Keysa menghentakkan kakinya dan segera berlari kelantai dua menuju kamarnya.

Prang...! Terdengar pintu kamar dibanting dengan keras.

"Ma..lihat kelakuannya, dia sekarang susah diatur, sebentar lagi mereka ujian kelulusan. Kita harus segera mengirimnya ke Pesantren," Kata Geraldy.

"Bisa papa ceritakan apa yang terjadi ?"

"Sudah lama sekolah itu sering kehilangan, semua CCTV sudah diperiksa tak ada tanda-tanda yang menunjukkan jika ada maling yang masuk ke sekolah itu, namun setelah adanya laporan dari siswa-siswi yang mengaku sering kehilangan barang-barang dan uang, akhirnya pihak sekolah bermaksud melakukan penggeledahan. Saat itulah Keysa mengaku jika selama ini dialah yang mencurinya."

Syakila terkejut, separah itukah ? Seingat Syakila Keysa anak yang sangat baik, bahkan lebih baik dari kakaknya Adinda. Sejak kecil hidup dalam kemewahan namun Keysa selalu menunjukkan keramahannya, bahkan semua pembantu yang ada di rumah ini sangat suka padanya. Adinda terlihat penurut namun sangat sombong, dihadapan pembantu dia selalu menunjukkan posisi sebagai putri majikan, berbeda dengan Keysa. Dia tak pernah membedakan mereka, bahkan terkadang dia sering makan bersama para pembantu dan terkadang bermain bersama dengan anak-anak para kerja di rumah itu.

"Baiklah pa, jika memang itu solusinya."

"Memang itu solusinya ma, papa berharap pesantren bisa membentuk moralnya jadi lebih baik. Aku khawatir dengan kesibukan kita seperti ini tak akan bisa mengontrol dirinya."

"Mama setuju pa, kemungkinan besar ini akibat pergaulan, karena mama tahu Keysa dulunya tidak seperti ini."

"Baiklah ma, papa balik ke kantor dulu, banyak pekerjaan yang tertunda, jika ada sesuatu kabari papa," Geraldy berlalu tak lupa mencium dahi isterinya.

Sepintas tak ada yang kurang dari keluarga itu, keluarga yang sangat harmonis. Geraldy sebagi sosok suami sekaligus ayah yang bertanggung jawab terhadap isteri dan anak-anaknya. Lalu sebenarnya apa yang melatar belakangi sehingga Keysa harus mencuri ?

Ujian penentu kelulusan telah selesai, siswa-siswi keluar kelas dengan sangat riangnya. Mereka merasa hari ini adalah kebebasan, karena beberapa hari ini mereka dipaksa menjadi kutu buku. Kebahagiaan mereka terusik dengan tangisan seorang siswi kelas dua pindahan dari Australia.

"Ada apa ?" beberapa siswa berlari menghampirinya.

"Jam tangannya hilang," kata Siswi teman sebangkunya.

Sebenarnya sejak kejadian pencurian beberapa bulan yang lalu, pihak sekolah telah melarang siswa-siswi menggunakan barang-barang mewah ke sekolah. Begitu juga dengan uang jajan. Tak ada lagi yang membawa uang lebih dari 100 ribu di dalam dompet. Namun larangan itu belum sempat disampaikan kepada siswa pindahan.

Kemudian dari arah toilet sekolah nampak Keysa berjalan dengan santainya, dia melewati siswi yang sedang menangis itu dengan mencibir. "Sok pamer jam tangan Jaeger-Lecoultre, huh!"

Terdengar bisik-bisik diantara mereka. Semua dugaan tertuju pada Keysa, Siapa lagi yang mengambil jam tangan mewah itu jika bukan dirinya, lagian dia menyebut langsung merk jam tangan itu.

Kepala sekolah segera membubarkan kerumunan itu, dan meminta Keysa bersama anak yang kehilangan jam tangan bernama Stevani itu ke ruang Kepala Sekolah.

Apakah hari ini Keysa akan mengaku lagi sebagai pencurinya ?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status