Share

Menantu Kuadriliuner
Menantu Kuadriliuner
Author: imam Bustomi

Bab 1. Namanya Raja

“Dasar pelayan tolol! Kerja tuh yang bener! Saya tadi nggak pesan ini!” teriak seorang pria dengan amarah menggebu-gebu. “Kamu tuh–” Makian tamu pria itu terhenti kala melihat wajah pelayan yang sedang melayani mejanya. “Ya ampun, pantesan nggak becus, ternyata kamu Raja!”

Pelayan bernama Raja itu memasang wajah datar kala mendengar hinaan yang diarahkan padanya. Walau sebenarnya gelas anggur itu bukan disenggol olehnya, melainkan tamu pria itu sendiri, Raja tetap membungkuk hormat dan meminta maaf, “Maaf, Pak. Saya akan coba sampaikan ke dapur untuk mengonfirmasi pesanan Bapak sebelumnya.”

“Maaf, maaf, kamu kira masalah ini bisa selesai dengan kata maaf aja?” balas tamu pria itu dengan tatapan nyalang. “Aku dan teman-temanku udah nunggu hidangan dari tadi! Waktu kami tuh berharga tahu?! Kamu kira kamu bisa ganti waktu yang udah kebuang untuk nunggu pesanan dari tadi?!” hardiknya. “Sial banget aku bisa dilayani sama kamu!”

Mendengar ucapan tamu pria itu, seorang tamu wanita yang berada di sebelahnya berceletuk, “Kamu kenal pelayan ini, Radit?” Maniknya menggerayangi tubuh pria di hadapan. Kalau bukan karena nampan berisi botol bir dan gelas serta pakaian khas pelayan hotel yang membalut tubuhnya, mungkin pria itu mampu menarik hati para wanita di sekitar dengan wajah rupawan dan tubuh kekarnya yang gagah. “Kok bisa kenal, sih?”

Pria bernama Radit itu menghela napas. “Sayangnya, iya.” Dia mendecakkan lidah seraya berkata, “Dia suaminya Ayyara, pria yang sering aku bilang nggak berguna itu loh?” hinanya tanpa memedulikan keberadaan Raja di tempat tersebut.

Wanita di sebelah Radit menutup mulutnya dengan satu tangan, lalu memandang Raja seakan sedang melihat benda kotor. “Ya ampun, yang kata kamu bisanya cuma habisin duit istri?” Dia memperhatikan penampilan Raja dari atas ke bawah. “Ganteng sih, mending jadi simpanan tante-tante aja daripada jadi pelayan, kayaknya duitnya lebih banyak.”

“Saya akan mengonfirmasi pesanan Bapak terlebih dahulu dengan pihak dapur,” ujar Raja dengan wajah datar, mempertahankan sikap profesionalnya. “Mohon menunggu, saya permisi.”

Raja Elvano Darmendhara, suami dari Ayyara Anindira yang merupakan cucu pebisnis kaya di Nusantara. Karena tidak memiliki latar belakang yang baik maupun keluarga yang kaya, awalnya pernikahan Ayyara dan Raja tidak direstui. Namun, ikatan cinta yang kuat di antara keduanya serta ketulusan dan kegigihan Elvano dalam mengejar sang cucu membuat Nugraha, kakek Ayyara, berujung menyetujuinya. 

Hanya saja, walau mendapat restu, keluarga besar Nugraha tetap memandang rendah Raja yang dianggap sebagai menantu tak berguna. Seperti saat ini.

“Eh, kok malah pergi? Aku belum izinin kamu pergi!” seru Radit dengan sinis.

Raja menghentikan langkahnya, lalu melihat sepupu Ayyara yang menjadi tamu terhormat di restoran tempatnya bekerja. Dengan usaha untuk bersabar, pria itu berbalik dan bertanya dengan wajah datar, “Ada lagi yang bisa saya bantu, Pak?”

“Raja, dasar gak becus kamu! Kamu tahu ‘kan tugas seorang pelayan?” sindir Radit dengan sorot mata merendahkan. “Seharusnya, kamu tenangin aku dulu!”

“Menyedihkan sekali! Aku heran kenapa Ayya mau menikah dengan seorang pelayan rendahan sepertimu,” celetuk pria yang duduk di samping wanita seksi dengan mata tajamnya bergerak menyapu penampilan Raja dari atas sampai bawah.

Dia adalah Marcel Putra Wirdoyo, seorang putra konglemerat yang juga manajer HRD di perusahaan WNE Group tempat Ayyara bekerja. Dia punya dendam pada Raja karena dulu gadis itu lebih memilih menikah dengan seorang pelayan rendahan dibandingkan dengan dirinya yang punya kekayaan melimpah.

“Dasar suami tak berguna! Coba kalau dulu Ayya mau menikah denganku, pasti hidupnya gak menderita seperti sekarang. Gak perlu capek-capek kerja. Tinggal duduk manis, belanja, jalan-jalan ngabisin uang.” Marcel melihat Raja sembil menaik-turunkan alisnya, menghina!

“Itu karena Ayya terkena pelet,” sindir Radit dengan tatapan sinis. “Dia pikir aku enggak tahu isi kepala orang-orang miskin sepertinya? Dia memanfaatkan Ayya untuk mengincar harta keluarga besar Nugraha. Enggak usah mimpi!”

Raja mengerutkan kening mendengar ucapan Radit. Menyakitkan! Tuduhan itu sangat menyakitkan baginya! Apalagi Marcel dan semua orang juga ikut-ikutan mengutuknya dengan kata-kata sampah. 

Namun, dia berusaha sabar dan membalas dengan senyuman. Percuma meladeni orang-orang itu, semua jawaban pasti salah dan berakhir dengan sebuah penghinaan yang menyakitkan.

“Lihatlah gembel itu! Dia malah senyam-senyum seperti orang gila,” ujar Marcel dengan nada mengejek.

Raja tetap menerbitkan senyuman, sebisa mungkin menahan diri supaya tidak emosi, “Mohon maaf, Pak. Jika tidak ada keperluan lain, izinkan saya ke luar. Saya harus mengonfirmasi pesanan Bapak, bukan begitu?”

“Hei, Gembel! Kami tamu terhormat di sini. Kamu harus melayani kami. Paham, gak sih? Atau mau aku laporkan biar kamu dipecat?” bentak Radit sembari menggebrak meja pelan. Kesempatan baginya untuk mengerjai Raja habis-habisan.

Di titik ini, tiba-tiba Marcel mengeluarkan kartu bank berwarna emas di dalam kantong saku, “Hei Sampah! Kamu tahu gak ini apa?”

Melihat Raja tidak berbicara, pria itu mendecakkan lidahnya, “Ah lupakan saja. Orang miskin sepertimu pasti baru melihatnya. Di dalamnya ada uang 1,5 milyar. Bahkan uang 1,5 milyar ini menjadi milikmu jika kamu suruh istrimu tidur melayaniku satu malam saja. Dengan uang sebanyak ini kamu bisa mengakhiri penderitaanmu.”

Beberapa saat semuanya terhening, sebelum akhirnya mereka tertawa mendengar candaan itu. Namun, tidak dengan Raja.

“Terima aja tawaran Marcel. Kamu jangan sia-siakan uang sebanyak ini. Susah loh dapetnya, seumur hidupmu gak bakalan punya uang 1,5 milyar. Cuma perlu suruh istrimu tidur dengan Marcel satu malam saja, terus selesai!” Radit seolah-olah membujuk. Kedengarannya memberi saran, tetapi itu sangat menyakitkan hati Raja.

Mendengar itu, api di dalam diri Raja semakin membara. Dia bisa diam menerima segala penghinaan terhadap dirinya, tetapi tidak dengan istrinya, “Cukup!”

“Kenapa kamu marah? Padahal kamu bakalan mendapatkan uang 1,5 milyar jika kamu menerima tawaranku. Biarkan aku mencicipi tubuh Ayyara satu malam saja, urusan selesai,” ledek Marcel sembari memainkan lidahnya.

Mendengar itu, wajah Raja memerah dan otot-otot di lehernya menyembul di atas permukaan kulitnya. Kemarahan tak lagi terbendung, dia melangkah menghampiri ke tempat Marcel duduk dengan tatapan mata berkilat iblis, “Aku tidak peduli bagaimana kalian menghinaku, tapi jangan kalian hina istriku!”

Melihat Raja yang sepertinya akan berbuat macam-macam pada sang direktur HRD, Radit bangkit dari duduknya. “Hei, Curut! Mau apa kamu?”

“Berani sama aku?” Marcel menatap dengan mata melotot pada Raja yang melangkah semakin dekat ke arahnya.

Tanpa mengatakan apa pun lagi, Raja mengangkat tangan kanannya dan melayangkan kepalan tangannya ke arah wajah pria yang telah menghina istrinya.

Comments (5)
goodnovel comment avatar
Yani Yans
kenapa kata SUDAH harus dikurangi, jadi udah? klo untuk cerita ga bagus thor, jngan mengurangi hirup, harus jelas kata katanya beda dngan ucapan lngsung
goodnovel comment avatar
Pays 79
Gak update2
goodnovel comment avatar
Arbain Rabaiee Rajus
so good memang menarik. cerita tentang kekayaan dan kemiskinan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status