Share

Part 4

Lima tahun kemudian….

Suara burung burung berkicau meramaikan suasana pagi yang mana matahari masih belum begitu naik, bayang bayang masih lembut, embun pun juga masih basah. Menandakan jika pagi belum terlalu beranjak. 

“ Hoam! 

Seorang anak kecil yang belum genap lima tahun, terbangun karena suara kicauan burung burung yang hinggap di pohon tepat sebelah kamarnya. Ia terlihat mengucek ucek matanya yang sedikit masih mengantuk. Anak kecil itu langsung turun dari ranjangnya kemudian membuka jendela kamarnya. 

Whuuuus! 

Angin segar langsung masuk kedalam kamarnya yang lumayan besar karena ada tiga ranjang single di dalam ruangan itu. Masih ada dua anak yang masih bergelung dalam selimutnya disetiap ranjang. 

“ Kak Xaquil bangun, pagi akan segera beranjak, apakah kakak akan melihat pintu surga” Ucapnya sambil mengoyangkan tubuh kakaknya.

Anak kecil lain mengeliat ketika merasakan tubuhnya berguncang guncang. 

“ Xavier, apakah kamu sudah bangun” Ucap Xaquil kemudian merentang kedua tangannya mengeliat.

“ Kalau aku belum bangun, terus siapa yang sedang membangunkan Kakak” Balas Xavier kemudian beranjak ke ranjang yang ada ditengah, ia membuka selimut dan mengoyangkan tubuh gadis kecil. 

“ Xhaqella, bangun kamu mau lihat pintu surga tidak? Sebentar lagi terbuka dan akan menghilang” Ucap Xavier pada adiknya. 

“ Uuugghhh.. kak, aku mau lihat tapi aku mengantuk” Balasnya sambil mengeliat. 

“ Kalian cuci muka terlebih dahulu biar lebih segar, sebentar lagi kita berangkat” Ucap Xaquil dari arah kamar mandi habis mencuci muka.

“ Baiklah” ucap Xavier kemudian kekamar mandi sambil membawa handuk kecil.

Sambil menunggu Xavier keluar dari kamar mandi, Xaquil dan adiknya langsung membereskan tempat tidurnya. Selimut mereka lipat dengan rapi. Meskipun mereka masih anak kecil, namun mereka sudah bisa membereskan tempat tidurnya karena didikan ibunya. 

“ Xhaqe, cepat cuci muka, biar kakak siapkan jaket” Ucap Xaquil. 

Xhaqella langsung menuruti kakaknya karena jika Xaquil sudah berbicara maka harus menurut, meskipun jarak mereka hanya beberapa menitan tapi Xaquil punya jiwa pemimpin yang tinggi, apalagi didukung dengan wajahnya tegas dan terkesan  dingin. 

 Setelah mereka  mencuci muka dan mengenakan jaket dingin mereka keluar dari kamarnya, kemudian berjalan beriringan menuju dapur yang ternyata ibunya sedang menyiapkan susu untuk ketiga malaikat kecil yang selalu memberinya kekuatan untuk tetap bertahan.

“ Pagi Ibu” Ucap ketiga anak mengemaskan itu dengan serempak. 

“ Pagi juga para malaikat ibu? Wah! Kalian sudah rapi tanpa harus ibu bantu, kalian memang anak anak yang hebat” Ucap Perempuan yang tidak lain adalah Elvaretta Granne. 

Ya, Elvaretta Grane telah melahirkan tiga bayi kembar yang sangat lucu dan imut ini, Lima tahun lalu setelah mengambil surat perceraian, El memutuskan meninggalkan kota. ia pergi ke kota lain yang sangat jauh dari tempat mantan suaminya tinggal. dan di sinilah El tinggal bersama tiga bayinya yang lucu dan imut.

“ Iya, kan ada kak Xaquil yang membantu aku Bu” Ucap Xhaqella dengan imutnya memuji kakaknya. 

“ Ibu, tadi Xavier yang bangun duluan kemudian membangunkan kak Xaquil” Ucap Xavier tidak mau kalah dan juga ingin mendapatkan pujian dari sang Ibu. 

“ Baiklah, kalian semua memang anak yang hebat semua” Ucap Elvareta kemudian mengusap kepala ketiga anaknya dengan lembut. Dan itu membuat kedua anaknya girang sambil melompat lompat kecil membuatnya semakin gemas dengan tingkahnya. Sementara Xaquil hanya tersenyum melihat kedua adiknya merasa girang. Xaquil memang lebih dewasa di bandingkan kedua adiknya. Mungkin karena keadaan yang memaksa untuk jadi peribadi yang mandiri dan juga tanggung jawab. Umur hanyalah sebuah angka bagi Xaquil.

“ Baiklah kita akan ke bukit depan dulu  ya Bu, ibu mau ikut kita untuk melihat pintu surga tidak” ucap Xaquil. 

“ Tentu ikut dong, tapi sebelum itu minum susu terlebih dahulu, mumpung masih hangat sekalian untuk menghangatkan tubuh kalian” ucap El sambil memberikan mereka segelas susu masing masing.  

Anak anak langsung menerimanya dengan senang hati dan meminumnya hingga tadas, setelahnya mereka langsung menaruh gelas di wastafel tempat cuci piring. 

“ Ibu, kita sudah meminum susunya mari kita berangkat, takutnya pintu surganya hilang karena matahari yang mulai tinggi”ucap si bungsu dengan semangat sambil melompat lompat kecil.

“ Baiklah, ayo kita cari udara segar” ucap El lalu mengiring ketiga anaknya keluar dari rumah. Kemudian menuju bukit dekat rumahnya. 

Memang setiap pagi khususnya hari libur El selalu mengajak anaknya untuk melihat matahati terbit di bukit itu sejak mereka berumur tiga tahun. Dan ternyata anak anaknya jadi kecanduan hingga sekarang. Ketiga anaknya sangat menyukai warna langit di pagi hari maupun di sore hari. Gurat durat warna langit yang terkadang emas kemerahan atau keunguan itu yang membuat anak anaknya sangat menyukainya. Mereka menyebutnya pintu surga. 

Diantara embun yang masih basah, El dan ketiga anaknya berjalan beriringan menuju bukit belakang rumahnya. Di depan Xaquil memimpin jalan kemudian di tengan si bungsu Xhaqella dan di belakangnya ada Xavier. Mereka selalu menaruh Xhaqella di tengah supaya kedua kakaknya bisa menjaganya dengan baik. Gumaman lembut keluar dari mulut ketiganya mengiringi hembusan angin di pagi hari. 

“ Wah! Akhirnya kita sampai juga, Ibu, Kakak lihatlah langitnya pagi ini berwarna merah keemasan. Kenapa terlihat selalu indah” ucap si kecil Xhaqella dengan mata berbinar binar menatap indahnya langit di ukuf timur. Mereka tidak pernah bosan, meskipun mereka selalu menikmati matahari terbit dan terbenam. 

“ Itu karena pintu surga sedang terbuka, makanya keindahannya terpancar hingga melukis langit dengan sangat indahnya. Aku penasaran seperti apa indahnya surga itu” Xavier menimpalinya. “ Eh, kita harus berdoa, jika pintu surga terbuka itu artinya banyak malaikat yang keluar dari surga dan membawa rejeki untuk umat manusia” lanjut Xavier kemudian menengadahkan tangannya samabil mulut kecilnya berkomat kamit. 

Tidak mau ketinggalan Xhaqella juga ikut berdoa seperti yang kakaknya lakukan, sementara itu Xaquil tersenyum senang kala melihat adiknya yang menurutnya sangat lucu padahal dia juga tidak kalah lucu namun Xaquil selalu bersikap sok dewasa, kemudian ia juga ikut berdoa. Konon katanya berdoa di waktu pagi atau petang adalah doa yang terbaik.

Tidak mau kehilangan momen yang indah itu, El langsung mengabadikan ketiga anaknya dalam bentuk Video di dalam ponselnya. 

‘ Terima kasih Tuhan sudah mengirimkan tiga malaikat kecil ini untuk mewarnai hidupku, aku berjanji akan membuatnya bahagia terus’ batin El.

Namun terkadang hatinya miris saat melihat anak gadisnya yang sangat mirip dengan seseorang yang telah ia kubur dalam hatinya. Wajah Xhaqella mirip mantan suaminya hanya saja matanya yang seperti dirinya berwarna hijau. Sedangkan kedua anak cowoknya mirip dirinya namun matanya ikut Ayahnya berwarna biru.

“ Doa apa yang kakak panjatkan pada Tuhan” tanya Xhaqella yang penasaran ketika melihat kedua kakaknya juga berdoa. 

“ Itu rahasia antara aku dan Tuhan” jawab Xaquil dan Xavier serentak. 

“ Ish! Masa sama adik sendiri main rahasia rahasiaan, ingat lho pintu surga masih terbuka itu artinya malaikat masih berkeliling. Bisa juga dia sedang bersama kita sekarang ini” ucap Xhaqella tetap berusaha. 

“ Tahu tidak kenapa langit berwarna seperti ini ketika di pagi hari atau sore hari” tanya Xaquil pada kedua adiknya. 

“ Tentu saja itu karena pintu surga terbuka” ucap Xhaqella yang di setujui oleh Xavier dengan mengangguk anggukkan kepalanya. 

“ Betul, tapi lebih tepatnya itu dikarenakan sinar matahari yang menyinari bagian bawah awan yang serat air. Dan juga posisi matahari masih rendah, sinar matahari akan melewati lebih banyak molekul atmosfer dan memantulkan warna biru. Cahaya biru yang terus menerus di pantulkan kemudian hilang dan yang tersisa cahaya dengan Panjang gelombang terpanjang yaitu cahaya merah” ucap Xaquil dengan gaya seperti orang dewasa menjelaskan pada anaknya, sedangkan kedua adiknya hanya melongo mendengarnya. Begitu pula dengan El yang semakin kagum di buatnya dengan tingkah anak anaknya.

“ Wah, anak ibu terlihat sangat pintar semua, apakah di sekolah kamu mendapatkan pengertian itu Xaquil” tanya El penasaran karena biasanya anak anaknya selalu bertanya padanya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status