Share

Part 5

El senang anak anaknya yang pintar, bahkan di umur yang belum genap lima tahun mereka sudah bisa membaca dan juga mengerti banyak hal, tapi ia juga sedih jika anak anaknya terlalu dewasa di usia dini.

“ Wah, ibu tidak tahu saja apa yang Kak Xaquil lakukan di sekolah, dia selalu berada di perpustakaan saat jam istirahat. Dan jam bermain, dia membawa buku seperti ini” ucap Xavier sambil memeragakan Xaquil.

“ Iya, Kak Xaquil itu seperti laki laki dewasa saja”ucap Xhaqella sambil memainkan rambut panjangnya yang ditiup oleh angin.

“ Tentu saja aku laki laki dewasa dan harus pintar segalanya untuk menjaga kalian dan juga ibuku” ucap Xaquil dengan muka datarnya.

Dan itu membuat El merasa gemas dengan anak sulungnya, terkadang ia merasa anak sulungnya itu lebih mengemaskan dibanding kan dua adiknya. Apalagi jika sudah bergaya sok menjadi pria dewasa.

“ Ibu jadi gemes” ucap El seraya menangkap tubuh kecil Xaquil kemudian menciumnya sampai puas.

Xaquil memang yang paling tidak mau dicium, dengan alasan dia sudah dewasa. Biasanya Xaquil selalu memberikan Xavier untuk ibunya cium karena wajahnya sama jadi dia meminta ibunya untuk menganggap Xavier sama dengan dirinya.

“ Muach.

“ Muach

Kini tidak hanya El yang mencium Xaquil tapi kedua adiknya juga ikut ikutan. Kapan lagi mereka mendapatkan kesempatan itu, pikir mereka.

“ Aaahh… ini pipiku habis nanti, lagian aku pria dewasa jadi sudah tidak bisa dicium lagi” ucap Xaquil memberontak. Namun El tidak melepaskan itu anaknya.

Tawa renyah terdengar dari atas bukit kecil sementara di atas sana dengan perlahan lahan langit berubah warnanya karena sinar matahari juga berjalan menampakan dirinya untuk menyinari bumi.

‘ Aku benar benar bersyukur memiliki ketiganya, meskipun pernah mengalami banyak penderitaan. Namun kini aku bisa merasakan kebahagiaan di setiap harinya’batin El.

“ Ah, ini gara gara ibu pipi aku habis sepertinya” ucap Xaquil sambil pura pura cemberut, padahal dalam hatinya bahagia karena ia melihat senyum indah di wajah ibunya. Apapun jika membuat ibunya bahagia ia akan lakukan, apalagi setelah mengetahui sebuah fakta yang ia dapatkan dari ketidaksengajaan di taman kanak kanak. Sesuatu yang baru ia ketahuinya dan membuatnya merasa ingin melindungi kedua adiknya dan juga ibunya.

“ Biari saja ya Bu, kapan lagi kita cium Kakak” ucap Xhaqella sambil terkikik saat melihat wajah cemberut kakaknya yang semakin tampan di matanya.

Begitulah kebahagiaan Elvaretta bersama dengan tiga malaikat kecil miliknya, hal hal kecil seperti ini sudah membuat hidupnya sempurna tanpa harus mengingat masa lalu, meskipun ia tidak menampik saat melihat putrinya ia seperti melihat suaminya.

Setelah matahari sudah tinggi dan langitpun sudah berubah warnanya, El mengiring ketiga anak anaknya pulang. Karena ia tadi pagi belum sempat memasak, jadi mau tidak mau harus segera pulang untuk memasak. Ia tidak mau anak anaknya telat makan.

Begitu sampai rumah, El kini dibuat tersenyum lebar saat anak anaknya membantu masak lebih dari biasanya. Ia merasa akhir akhir ini ketiga anaknya terlihat manis dan tidak pernah rewel. Bahkan si bungsu yang biasanya menanyakan apakah dia punya Ayah? Kenapa tidak pernah datang kalau punya? Terakhir kali dia ingin Ayahnya datang kesekolah seperti teman temannya. Tapi sudah hampir dua minggu anaknya itu tidak pernah lagi menanyakan Ayahnya. Entah apa yang dikatakan oleh Xaquil pada kedua adiknya itu. terkadang El sangat terbantu dengan Xaquil yang selalu membantu mengatasi masalah yang ada, seperti menenangkan adik adiknya atau membantu menjaganya. El kadang bergantung pada anak sulungnya. Sangat lucu memang! Xaquil terkadang seperti seorang kepala rumah tangga saja. Karena kelewat dewasa.

“ Ibu, Xhaqella sudah selesai memotong sayurannya, ini di taruh di mana? Lihat Bu, potongan aku sangat rapi, bukan?” ucapnya sambil memperlihatkan wortel yang di potong rapi mengunakan pisau yang memang khusus anak anak, dan juga mereka melakukan itu bukan yang pertama kali, jadi anak anaknya sudah terbiasa dan juga berhati hati dalam mengunakan benda benda tajam.

“ Princess ibu memang yang terbaik deh” ucap El sambil mengambil sayuran yang ada di tangan Xhaqella.

Sedangkan yang dipuji sekarang sedang melompat lompat kecil sambil mengoyangkan kepalanya dan membuat kuncir rambutnya menari kekanan dan kekiri.

“ Xhaqe, hati hati kamu jalannya lihat di depan kamu ada basket berisi sayuran, nanti kamu jatuh kalau kesandung” Xaquil memperingatkan adiknya yang terkadang dia tidak melihat di depannya saat sedang merasa senang.

El hanya bisa geleng geleng kepala melihat tingakah ketiga anaknya yang berbeda sifat, Xhaqe yang cenderung imut, manja dan terkadang suka merajuk berbeda dengan kedua kakaknya. Mungkin karena dia anak perempuan. Xaquil yang mengambil alih sebagai kepala keluarga yang selalu tegas, meski demikian dia sangat mencintai kedua adiknya dan ibunya melebihi siapapun. Dia akan selalu berada di depan untuk membela keluarganya. Sedangkan Xavier si pencair suasana, seperti mentari yang selalu hangat.

' Melihat mereka sepertinya aku tidak akan memberitahukan Sean tentang mereka, terlalu baik jika aku memberitahukan jika dia punya anak dariku. Seiring berjalannya waktu pasti anak anak akan mengerti keadaanya yang tidak ada sosok Ayah dalam hidup mereka. Anak anakku tidak butuh Ayah!' batin El.

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Bam4r Bong12
ak setuju TDK usah di kasi tau klau Sean punya anak.
goodnovel comment avatar
Rz cha
nanti ada Flashbacknya
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
ko g d certain bgw keadaan El saat hamil dn melahir kan juga gimana ke adaan klga yg lain dh langsung bab yg lima tahun kemudian ..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status