Share

Perhatian

Fiya bingung harus menjawab apa. Karena jika di tanya seperti itu ya sekarang dia tidak memiliki siapapun itu. Orang tua saja sudah tidak peduli dengannya. Apalagi teman. Zaman sekarang sangat susah untuk mencari teman, apalagi kondisi Fiya sekarang yang bisa di katakan biasa saja.

Tapi sudahlah lagi pula ia tidak ada waktu untuk untuk hal itu. Sejak enam bulan yang lalu fokus Fiya adalah pada pekerjaannya.

"Bapak kalo ada kerjaan ke kantor aja," ucap Fiya sambil menenggelamkan tubuhnya ke dalam selimut hingga hanya tersisa kepalanya saja.

"Luka kamu udah di kasih salep?" Tanya Aryan sambil memperhatikan luka-lukanya.

"Udah."

"Kapan?"

"Semalam."

"Dimana salepnya? Biar saya kasih," ucap Aryan hendak pergi untuk mengambil salep itu.

"Di toilet," ucap Fiya. "Samping dapur," tambahnya lagi.

Aryan lalu segera pergi ke toilet dan mengambil salepnya. Saat datang ia segera mengoleskan krim itu pada waj
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status