Share

5. Target Berjalan

Fiona berjalan mengikuti sang kepala pelayan yang membimbingnya ke arah sayap timur vila. Di vila tersembunyi yang merupakan tempat kediaman Amelia ini, bangunan vila terbagi menjadi dua bagian yang dipisahkan oleh sebuah aula besar yang sering digunakan untuk acara perjamuan atau pesta besar. Mereka adalah bangunan sayap barat di mana Fiona tinggal sekarang ini dan bangunan sayap timur yang merupakan tempat tinggal Amelia.

Setelah Amelia tahu dirinya tidak bisa melakukan banyak hal untuk melenyapkan Fiona, dia menyuruh pelayan untuk mengisolasi bangunan sayap barat dan menempatkan Fiona pada bangunan tersebut. Walaupun mereka masih tinggal dalam satu kawasan tetapi Amelia tidak ingin tinggal bersama dengan Fiona. Selama lima tahun terakhir sejak Fiona menghuni area sayap barat dia tidak pernah keluar dari area tersebut, selain Amelia yang melarang Fiona untuk keluar dari tempat itu, Fiona sendiri juga tidak memiliki niatan untuk pergi dari sana.

Fiona melakukan hal itu bukan karena dia takut dengan Amelia atau tiba-tiba menjadi anak baik yang mematuhi perintah Amelia. Dia melakukannya karena Fiona memiliki sifat pemalas yang akut. Fiona yang tidak memiliki keinginan untuk melangkahkan kaki dari tempat tinggalnya tidak akan pergi keluar hanya karena rasa penasaran dan sebagainya, dia bukanlah seorang heroine dalam sebuah novel yang memiliki hobi suka berfantasi ataupun memiliki rasa penasaran tinggi. Apabila Fiona merasa penasaran dengan dunia luar, dia bisa menggunakan Sistem 007 untuk melakukan live broadcasting terhadap dunia luar.

Sejak tiba di dunia baru tersebut Fiona mengaku tingkat kemalasan yang dia miliki semakin meningkat dari sebelumnya, bahkan Sistem 007 saja juga mengatakan hal yang sama. Meski demikian Fiona tidak memiliki niatan untuk merubahnya dan malah terkesan bangga dengan tindakan negatifnya itu.

Ini adalah kali pertama Fiona pergi dari area bangunan sayap barat untuk menuju bangunan di sayap timur. Area sayap timur begitu berbeda bila dibandingkan dengan area tempat tinggal Fiona. Meski bangunannya sama-sama besar, namun tempat ini jauh lebih megah dengan dekorasi yang begitu beragam bila dibandingkan dengan tempat tinggal Fiona.

Bila bangunan sayap barat lebih mirip seperti bangunan kastil dari era abad pertengahan di mana kemiskinan tengah melanda di mana-mana, maka bangunan tempat Amelia tinggal adalah sebaliknya.

Di setiap koridor terdapat dekorasi lukisan kelas tinggi dengan pencahayaan yang begitu terang, Fiona juga melihat ornamen yang begitu bagus menghiasi area tersebut. Mewah dan berkelas tinggi adalah apa yang bisa Fiona katakan mengenai tempat tinggal Amelia. Bahkan taman bunga yang Fiona lihat dari balik jendela juga lebih bervariasi dan memiliki patung malaikat kecil bersayap sebagai air mancur. Perbandingan bangunan sayap barat dengan timur adalah 180 derajat.

Berbeda dengan Thea yang terlihat luar biasa terkejut saat mereka tiba di tempat itu, Fiona jauh lebih tenang layaknya apa yang dia lihat tidak lebih dari sebuah kertas yang tidak berarti. Perbedaan yang begitu mencolok tersebut tidak jatuh pada mata Fiona, hatinya masih tenang layaknya air danau yang jernih ketika berhadapan dengan semua itu.

Sebagai orang yang pernah tinggal di era modern dan kemudian menjelajahi dunia dalam permainan maut abyss, Fiona sudah sering melihat berbagai macam kemewahan yang melebihi tempat ini. Bahkan di beberapa sesi dalam permainan maut abyss Fiona sendiri pernah menjadi seorang kaisar yang bergelimpang oleh harta dan penuh kemewahan yang jumlahnya tidak terkira, untuk itu melihat kemewahan tempat tinggal Amelia tidak membuat Fiona terkejut seperti Thea.

[Meskipun kita sering melihat tempat ini melalui layar monitor, rasanya sedikit berbeda saat kita berjalan langsung ke sini.]

Sistem 007 yang selalu mengikuti Fiona ke mana pun dia pergi melontarkan komentar ketika melihat tempat mewah milik Amelia. Ada decakan kagum, namun dibandingkan dengan kekaguman yang dia miliki, rasa kasihan jauh lebih besar terdengar dalam nada Sistem 007.

[Tinggal di tempat yang sama tetapi perbedaannya begitu jauh bagaikan langit dan bumi. Yang satu berada dalam garis kemiskinan akut sementara satunya ada di bagian kemewahan elit, sistem ini ingin memberikan Nona sebuah pelukan karena merasa kasihan.]

Tidak hanya Sistem 007 merasa sedikit kasihan, dia juga merasa senang karena bisa melihat Fiona yang pada akhirnya berada dalam posisi terpuruk seperti sekarang ini.

Kecuali saat pertama kali Fiona datang ke dunia Infinity, setelahnya Fiona selalu berada dalam pelukan dewi keberuntungan dan mendapatkan peran permainan yang begitu menguntungkan. Fiona selalu berada di posisi atas, bahkan ketika dia mendapatkan peran yang seharusnya begitu menyedihkan gadis itu bisa mengubahnya dan melakukan dominasi dunia dengan tangan dingin.

Dunia begitu tidak adil, dia selalu berpihak pada orang gila seperti Fiona. Sistem 007 sempat berpikir tentang kemungkinan kalau Fiona adalah anak dari salah satu dewa abyss, tetapi setelah melihat kebrutalan Fiona dalam mengeliminasi dewa abyss sang sistem pun mengurungkan pemikirannya tersebut. Dibandingkan dengan hubungan anak dan orang tua, Fiona dan dewa abyss yang lama jauh lebih mirip seperti minyak dengan air, mereka selalu ingin menjatuhkan satu sama lain.

Kebanyakan pemain yang melihat sepak terjang Fiona di dunia Infinity hanya bisa menggigit jari dengan mata merah penuh kecemburuan. Mereka yang tidak memiliki kemampuan dan keberanian memilih untuk memposting artikel yang berisi kecemburuan mereka di forum khusus pemain dunia Infinity. Sepanjang kariernya sebagai pemain maut dunia Infinity, para pemain lain memberikan voting tertinggi kepada Fiona sebagai pemain terkuat dan juga paling dibenci sepanjang sejarah.

Tidak hanya memiliki keberuntungan yang tinggi, Fiona yang bergelar King of Spades dari dunia Infinity juga sangat kuat dan mereka yang mencoba melawannya akan berakhir mengenaskan. Tidak heran kalau Sistem 007 merasa sedikit terhibur saat dia melihat betapa mengenaskannya nasib Fiona yang datang ke dunia baru ini, ini adalah pemandangan yang sangat jarang terjadi, Sistem 007 bersumpah untuk mengabadikan setiap momen menyedihkan yang Fiona alami sebagai kenang-kenangan untuk bisa dia nikmati kelak.

Sistem 007 berani bersumpah kalau Fiona, si pemilik Sistem 007, adalah target berjalan dengan keberuntungan level dewa.

Fiona yang merasakan kemunculan sifat buruk dari Sistem 007, dengan santainya dia segera menyentil tubuh gemuk sang sistem dan membuatnya terpental dari atas bahunya.

Thea yang berjalan sedikit di belakang gadis itu melihat apa yang Fiona lakukan, namun karena dia tidak bisa melihat Sistem 007 yang ada di bahu Fiona maka Thea hanya berpikir kalau tindakan Fiona tersebut mengisyaratkan sesuatu padanya. Karena pemikiran tersebut Thea mendekati Fiona dan mencondongkan tubuhnya ke depan.

“Tuan Putri, apa ada sesuatu?” bisik Thea.

Fiona melirik ke arah Thea dengan sebuah senyuman kecil muncul pada bibirnya, dia menggeleng kepala sebagai jawaban atas pertanyaan Thea. Mata gadis itu melirik ke arah kepala pelayan yang berjalan di depan mereka, di sana Fiona menemukan si kepala pelayan memiliki gelagat kalau dia tengah mengamati mereka berdua sesekali.

Melihat tatapannya bertemu dengan mata Fiona, si kepala pelayan dengan cepat kembali memfokuskan pandangannya ke depan, dia berpura-pura apa yang terjadi barusan bukanlah hal yang nyata.

Thea yang melihat senyuman Fiona langsung sadar kalau mereka tengah diperhatikan oleh si kepala pelayan dengan segera kembali pada tempatnya. Dia lupa kalau mereka bertiga adalah vampir, sekecil apapun suara yang mereka lontarkan semuanya akan jatuh di telinga si kepala pelayan.

Dalam hati Thea merasa kesal karena sudah melupakan fakta yang penting tersebut.

Insiden kecil itu tidak dianggap serius okeh semua pihak dan berlalu begitu saja. Tidak lama setelahnya mereka bertiga berhenti tepat di depan sepasang pintu besar berornamen yang menghubungkan koridor panjang ke sebuah ruangan.

“Lady Amelia sudah menanti Anda di dalam, Tuan Putri bisa masuk sekarang,” sahut si kepala pelayan, dia berdiri di samping sepasang pintu yang tertutup dan mempersilakan Fiona untuk masuk.

Fiona tidak mengatakan apapun kecuali menatap sosok si kepala pelayan, tatapannya yang terlihat begitu tenang namun penuh akan telisik membuat orang yang ditatap merasa tidak nyaman. Untuk menjaga ketenangannya si kepala pelayan berdehem singkat sebelum pada akhirnya dia merasa lega karena Fiona mengalihkan matanya untuk kembali fokus pada pintu besar yang ada di depan sana.

Saat Fiona akan berjalan masuk ke ruangan itu, Thea seperti ingin mengatakan sesuatu padanya. Ada sebuah perasaan khawatir dan juga cemas yang menyelimuti ekspresi Thea, dia merasa senang karena Fiona bisa bertemu dengan ibunya, namun di saat yang sama dia juga khawatir karena Thea masih ingat persis apa yang terjadi setelah Amelia melahirkan Fiona.

“Kau tunggu di sini!” Fiona memberi perintah kepada Thea tanpa menoleh ke arah pengasuhnya tersebut, nada yang digunakan terdengar lembut tetapi memiliki keabsolutan penuh yang tidak bisa dibantah.

Pintu di depan mereka terbuka lebar ketika Fiona mulai melangkahkan kaki dan berjalan masuk ke sana. Begitu sosok gadis itu melewati pintu yang terbuka, kedua pintu yang tadinya terbuka lebar kini langsung tertutup dan menghalangi pandangan orang lain untuk melihat apa yang ada dalam ruangan tersebut.

Ruangan tempat Fiona berada bisa dikatakan cukup besar, jauh lebih besar dari ruang depan yang sering Fiona tempati di sayap barat vila. Ruangan tersebut bergaya mewah dengan dinding berwarna krem yang cukup hangat, eternit yang ada di langit-langit memiliki pola elegan dengan hiasan lampu kristal besar yang tergantung di sana. Di salah satu pilar yang menopang tempat tersebut disangga oleh sebuah patung wanita yang mengenakan gaun toga panjang layaknya dewi dari bangsa Yunani.

Mata Fiona tertuju pada sebuah lukisan besar yang terpasang pada salah satu dinding. Lukisan tersebut merupakan lukisan cat minyak dengan gambar seorang wanita bergaun biru tua dengan bagian bawah wajahnya tertutup oleh cadar transparan berwarna senada dengan gaun yang dia kenakan. Yang membuat Fiona cukup tertarik adalah bagaimana mata wanita dalam lukisan terlihat begitu hidup, seolah-olah sang wanita dalam lukisan tengah menatap orang yang melihat lukisannya.

Fiona tidak merasakan adanya keberadaan asing dalam lukisan itu, tetapi dia mendeteksi adanya Mana dalam lukisan. Fiona berpikir kalau si pelukis menggunakan Mana ketika dia melukis, dengan teknik melukis yang begitu unik akan membuat lukisan yang dia buat terlihat benar-benar hidup.

Jendela besar yang ada dalam ruangan semuanya tertutup oleh gorden tebal untuk menghalangi sinar matahari masuk ke dalam, satu-satunya penerangan di dalam sana berasal dari lampu kristal yang terbuat dari seratus jenis mutiara malam yang bersinar dalam gelap dan juga perapian di depan sana. Sebagai seorang vampir Fiona tidak mengalami kesulitan untuk melihat dalam kegelapan, ada tidaknya lampu kristal yang tergantung itu tidak membuat perbedaan yang signifikan bagi Fiona.

Merasa lelah karena berdiri terus Fiona pun mengambil tempat duduk di salah satu kursi empuk yang tidak jauh dari perapian kecil. Begitu bahunya bersandar pada kursi tersebut, Fiona memejamkan kedua mata sembari menunggu Amelia untuk muncul.

[Nona, Anda tengah diawasi oleh seseorang sekarang.]

Suara Sistem 007 terdengar di telinga Fiona dengan jelas. Sebelum sistemnya itu memberi tahu Fiona kalau ada orang yang tengah mengawasi dirinya, intuisi Fiona menangkap kalau ada sesuatu yang tengah memata-matai keberadaannya sekarang.

Ketika dia memasuki ruangan ini beberapa waktu lalu, Fiona mengedarkan kesadarannya untuk mendeteksi aura dalam tempat ini. Di ruang depan tersebut memang hanya ada Fiona seorang dan tidak ada orang kedua setelahnya, tetapi hal ini tidak menyembunyikan fakta kalau Fiona memang tengah diawasi secara langsung.

Pengawasan tersebut menggunakan sebuah medium seperti benda sihir yang menggunakan Mana, salah satu contohnya adalah cermin atau bahkan bola kristal. Intuisi Fiona yang telah terasah di dunia Infinity untuk mendeteksi pengawasan yang jatuh terhadap dirinya menangkap secercah Mana yang digunakan untuk mengawasinya di tempat ini, orang yang tengah mengawasi Fiona tidak menampakkan wujudnya ataupun berada di tempat yang sama dengan Fiona.

Kedua mata Fiona yang sedari tadi terpejam kini perlahan-lahan terbuka, dia menoleh ke arah lokasi di mana sihir yang kuat dirasakannya, di sanalah pusat dari pengawasan itu. Tatapan kedua matanya begitu tenang, bibir Fiona berkedut sesaat seolah-olah dia tengah mengulum sebuah senyum.

“Zero, kau bisa menampilkan tempat orang yang mengawasiku. Kita lihat siapa yang kurang kerjaan tengah melakukannya,” sahut Fiona seraya melipat kedua tangan di atas pangkuannya.

[Baik, Nona. Sistem ini akan melakukan live broadcast lokasi si mata-mata untuk Anda.]

Fiona dan Sistem 007 telah tinggal di dunia baru tersebut selama lima tahun. Walaupun energi yang dimiliki oleh Sistem 007 belum pulih seratus persen untuk mendapatkan informasi lengkap dari dunia itu, Sistem 007 tidaklah tinggal pasif begitu saja. Dengan seizin Fiona sang sistem pun melakukan penjelajahan mengenai beberapa lokasi seperti kota Norburry di mana mereka tinggal dalam lima tahun terakhir, sehingga mereka berdua tidak sepenuhnya buta mengenai dunia tersebut.

Melacak keberadaan si ‘pengintip’ bukanlah hal yang sulit bagi Sistem 007.

Sebuah layar hologram yang hanya bisa dilihat oleh Fiona dan Sistem 007 muncul di depan mereka berdua. Layar yang awalnya terlihat buram kini menampilkan sebuah lokasi yang tidak Fiona ketahui, tetapi semua itu tidaklah terlalu penting karena fokus yang Fiona miliki jatuh tepat kepada sosok wanita cantik yang kini terlihat begitu fokus tengah mengamati sebuah bola kristal yang dia pegang.

Wanita itu memiliki paras yang rupawan dengan rambut pirang panjang yang jatuh pada punggungnya. Wanita cantik tersebut mengenakan gaun berwarna hijau muda dengan kombinasi warna hijau tua dan abu-abu pada rok panjangnya, sebuah pita panjang dengan warna keemasan melingkar pada pinggangnya dan turun sebagai hiasan yang begitu bagus.

Fiona sangat mengenal siapa wanita tersebut, pada dasarnya identitas orang yang tengah mengawasi Fiona adalah orang sama dengan yang memanggil dirinya ke bangunan sayap timur vila. Wanita itu adalah Amelia Silveira, ibu kandung Fiona yang telah mengasingkan dirinya selama lima tahun lebih di tempat ini.

Amelia yang tengah mengawasi Fiona melalui bola kristal saat ini berada dalam kereta kuda yang sekarang berhenti di sebuah tempat. Saat Amelia  melihat permukaan bola kristal tanpa sengaja dia mendapati Fiona yang tengah duduk tiba-tiba saja menoleh ke samping dan menatap lurus ke depan.

Tatapan itu membuat Amelia merasa ngeri karena dia merasa mata Fiona melihat langsung ke arahnya melalui bola kristal tersebut, tetapi Amelia menolak pemikiran gilanya tersebut karena tidak mungkin Fiona bisa melihatnya sekarang juga. Meski Amelia menyangkalnya, mata Fiona membuat perasaan paranoid yang wanita itu miliki kembali muncul dalam dirinya. Karena itulah tidak heran kalau Amelia dengan segera melempar bola kristalnya ke samping untuk menghindari tatapan yang ‘mengerikan’ dari ‘monster kecil’ tersebut.

“Amelia.” Sebuah suara yang begitu menghipnotis dan sangat Amelia kenali memanggil namanya, si pemilik suara itu juga dengan sigap menangkap bola kristal yang tadi Amelia lempar sehingga bola kristal itu tidak pecah apabila menghantam dinding kereta kuda.

“Apa kau melihat sesuatu yang tidak kau sukai? Eksprismu terlihat buruk sekali,” ujar Oliver setelah meletakkan bola kristal ke samping.

Oliver menemukan Amelia yang terlihat ketakutan tengah memeluk tubuhnya sendiri dengan kedua bahu yang bergetar hebat. Sebuah perasaan penuh akan rasa sayang dan juga kasihan muncul dalam diri laki-laki itu, tanpa menunggu jawaban dari Amelia dia pun berpindah tempat duduk ke samping Amelia lalu memeluk tubuh wanita itu dengan erat.

“Jangan takut, aku ada di sini. Semuanya akan baik-baik saja,” bisik Oliver di telinga Amelia.

Mendapati dekapan hangat yang sangat Amelia kenali, wanita itu langsung mencengkeram lengan Oliver dan menenggelamkan wajahnya pada dada bidang milik kekasihnya. Kepanikan hebat serta ketakutan yang Amelia miliki saat melihat mata Fiona melalui bola kristal beberapa saat yang lalu sedikit mereda.

Bibir Amelia menggumamkan sesuatu, wanita itu merancau seperti ‘dia ada di sini’, ‘dia melihatku’, ‘jauhkan monster itu dariku’ dan sejenisnya.

Cengkeraman Amelia pada lengan Oliver semakin erat dan kuku tajam di jari-jari tangannya menusuk lengan panjang yang Oliver kenakan, meskipun demikian Oliver tidak menunjukkan rasa sakit barang sedikit pun. Ekspresi laki-laki itu masih lembut dengan sepasang mata menatap Amelia dengan penuh kekhawatiran yang ada di sana.

“Monster itu tidak ada di sini, dia tidak akan bisa menyentuhmu lagi,” kata Oliver yang mencoba untuk menenangkan Amelia. “Sayangku, aku tidak akan membiarkan dia melukaimu lagi. Aku ada di sini.”

Air mata yang begitu hangat jatuh dari kedua pelupuk mata Amelia, melihat Amelia yang mulai menitikkan air mata membuat hati Oliver serasa diiris-iris oleh pisau yang tajam.

Oliver membenci dirinya karena dia tidak bisa melakukan apa-apa ketika berhadapan dengan monster tua itu, bahkan kekuatannya sebagai hunter dan juga vampir tidak berguna. Pada waktu itu dia hanya bisa melihat kekasihnya dibawa paksa oleh keluarganya untuk melayani monster tua tersebut. Oliver juga membenci dirinya karena dia tidak memiliki kekuatan untuk melenyapkan Fiona ketika gadis itu masih berada dalam rahim Amelia sampai Fiona berusia lima tahun seperti sekarang.

Dekapannya pada tubuh Amelia semakin erat, dia tidak peduli kalau kuku jari Amelia yang panjang menusuk kulitnya, Oliver menganggap rasa sakit yang dia rasakan tersebut adalah hukuman atas ketidakberdayaannya pada waktu itu.

“Oliver, aku tidak ingin melihat monster kecil itu lagi. Aku ingin dia pergi dari hidupku,” pinta Amelia dengan suara lirih di tengah-tengah isak tangisnya. “Dia… dia adalah mimpi burukku. Aku ingin mati ketika melihatnya.”

“Oke, sayang, kita tidak akan melihatnya lagi. Semuanya akan segera berakhir, aku janji padamu,” jawab Oliver dengan penuh kelembutan dalam nada yang digunakannya.

Mata Oliver terlihat sedikit menggelap, ada seribu macam emosi yang tidak bisa diketahui apa namanya melintas di sana.

Oliver mungkin tidak membenci Fiona seperti dia membenci ayah dari gadis kecil itu, tetapi hal ini tidak memungkiri kalau dia tidak menyukai Fiona. Keberadaan gadis itu telah membuat hati orang yang sangat Oliver cintai terluka, untuk itulah Oliver membutakan diri ketika dia tahu Amelia ingin menyingkirkan Fiona pada hari itu.

Dibandingkan dengan Fiona, orang yang jauh Oliver benci adalah monster tua itu dan juga dirinya sendiri.

Oliver yang berusaha untuk menenangkan Amelia membisikkan janji dan juga kata-kata cinta di telinga wanita itu. Suasana yang awalnya begitu dingin kini berubah menjadi sedikit hangat dengan usaha yang Oliver lakukan, mereka berdua sama sekali tidak tahu kalau pemandangan yang ada di sana jatuh pada mata Fiona dan Sistem 007 yang menyaksikan semuanya melalui live broadcast yang Sistem 007 lakukan.

[Sistem ini tidak menyukai Oliver bukan tanpa alasan. Kedua mata orang ini mengatakan kalau dia ingin membunuh orang, Nona.]

Orang yang dimaksud oleh Sistem 007 adalah Fiona, Sistem 007 tidak mengatakannya dengan jelas, tetapi sang sistem tahu kalau Fiona sudah mengetahui hal itu.

Berbeda dengan Sistem 007 yang masih memiliki mood untuk menonton ‘film’ di layar hologram, Fiona terlihat seperti orang yang tidak tertarik untuk melakukannya dan sama sekali tidak memiliki motivasi. Baik tubuh dan juga kepalanya bersandar pada sandaran kursi dengan begitu malas, posturnya yang menandakan kemalasan sama sekali tidak terlihat vulgar dan malahan terkesan sedikit lucu. Fiona seperti seorang anak kecil yang berperan sebagai seorang ibu ketika melihat anaknya mencoba untuk melakukan lelucon di hadapannya.

“Oliver adalah kekasih Amelia,” imbuh Fiona dengan nada malas. Kedua mata gadis kecil itu terbuka untuk sesaat sebelum pada akhirnya terpejam lagi.

[Kita berdua tahu kalau Oliver adalah kekasih dari Amelia Silveira, lalu mengapa dia ingin sekali membunuh Anda?]

Pertanyaan bodoh yang sebenarnya tidak membutuhkan Fiona untuk menjawabnya. Semua orang tahu kalau Oliver adalah orang yang begitu hipokritis dan dibalik kelembutannya tersimpan jiwa binatang liar, dia tidak menyukai Fiona meski laki-laki itu tidak mengatakannya secara langsung kepada dirinya.

“Oliver ingin melenyapkanku karena dia adalah kekasih Amelia, Zero. Laki-laki mana yang ingin wanita yang dicintainya memiliki anak dari orang lain?”

Mendengar penjelasan Fiona barulah Sistem 007 mengerti alasan kenapa Oliver ingin membunuh Fiona. Akan tetapi hal itu tidak membuat Sistem 007 bersimpati kepada Fiona. Justru sebaliknya, Sistem 007 terlihat begitu senang layaknya kucing chesire yang tengah mengintai mangsa yang disukainya.

[Hoho… pada akhirnya Nona merasakan apa yang namanya menjadi ‘anak dari laki-laki lain’ dan membuatnya menjadi target yang empuk.]

Fiona mendengus kecil sebelum berkata, “Aku tidak memiliki sedikit orang yang ingin membunuhku. Adanya Oliver atau tidak sama sekali tidak mengubah fakta yang ada.”

Fiona menghiraukan suara tawa renyah dari Sistem 007 yang dia dengar dalam benaknya tersebut. Apa yang gadis kecil itu katakan tidaklah salah, sejak dia menjadi King of Spades dalam dunia Infinity dan levelnya bertambah semakin tinggi, tidak sedikit orang yang ingin membunuhnya, dalam istilah lain Fiona adalah target berjalan yang tidak bisa disentuh oleh siapapun.

Banyak pemain dunia Infinity yang merasa menyesal tidak bisa menyentuh Fiona dan menggulingkan posisinya dari lantai teratas. Seperti yang Sistem 007 pernah katakan sebelumnya, host yang sistem itu dampingi adalah seorang legenda, tidak heran kalau Sistem 007 juga menjadi sistem yang paling dicemburui dan mendapatkan perasaan iri dari sistem lainnya.

Fiona tidak peduli kalau Amelia dan Oliver ingin membunuhnya, dia hanya menganggap mereka berdua sebagai satu dari banyaknya koleksi musuh yang gadis itu miliki. Daripada memikirkan hal yang menurut Fiona tidak penting, Fiona jauh lebih tertarik dengan bagaimana Amelia akan menemuinya nanti.

Sang kepala pelayan memberi tahu Fiona kalau Amelia ingin bertemu dengannya di tempat ini, namun Amelia yang katanya ingin bertemu dengannya sedang tidak berada di tempat. Fiona penasaran siapa yang akan bertemu dengannya nanti.

Seperti menjawab pertanyaan Fiona, perapian yang tadinya menyala dan memberi kehangatan pada ruangan itu tiba-tiba saja padam, dan pada saat yang sama cahaya dari mutiara malam yang ada pada lampu kristal di atas juga mati. Tertutupnya jendela dari luar dan semua pintu serta padamnya semua pencahayaan membuat ruangan tersebut menjadi gelap gulita.

Sebagai seorang vampir yang bisa melihat dalam kegelapan hal itu bukanlah sebuah masalah yang besar, tetapi yang menjadi masalah di sini adalah kursi tempat Fiona duduk mengikat gadis kecil itu di tempat. Kedua kaki dan tangan Fiona terikat kuat oleh rantai yang keluar dari kursi tempatnya duduk, begitu pula dengan leher dan pinggang Fiona.

CLANG….

CLANG….

Suara rantai yang bertemu satu dengan yang lainnya terdengar ketika Fiona mencoba untuk melepaskan diri dari jeratan. Sayangnya usaha yang Fiona lakukan tidak membuatnya bisa terlepas dari jeratan rantai tersebut. Rantai yang mengikat Fiona bertambah erat, kulitnya yang bergesekan langsung dengan permukaan rantai juga terbakar.

Rantai yang mengikat Fiona begitu kuat, sesekali rantai tersebut mengeluarkan tegangan seperti listrik saat Fiona mencoba untuk menghancurkan benda itu

“Rantai ini….” Suara Fiona terpotong saat dia menyadari kalau rantai yang mengikatnya pada kursi bukanlah rantai biasa.

Fiona tidak bisa menghancurkan rantai yang mengikatnya, semakin kuat Fiona mencoba untuk mengoyaknya maka yang terjadi adalah sebaliknya, rantai tersebut mengikat Fiona semakin erat sampai gadis itu merasakan sakit.

“Anti vampir,” gumam Fiona yang kini paham dengan jenis rantai yang mengikatnya di tempat.

Tidak heran kalau Fiona tidak bisa menghancurkan rantai tersebut, rantai yang mengikat tubuhnya terbuat dari anti vampir yang bisa mengekang dan membunuh vampir. Anehnya benda seperti ini tidak seharusnya muncul di tempat yang dihuni oleh vampir seperti vila ini, pada dasarnya anti vampir hanya dimiliki oleh hunter.

Tidak hanya rantai anti vampir tersebut mengikat Fiona di tempat dan membuatnya tidak bisa bergerak, benda itu juga membakar kulit Fiona saat permukaannya menyentuh kulit putih gadis itu. Rasanya luar biasa sakit ketika kulitnya terbakar oleh anti vampir, namun rasa sakit tersebut seperti tidak dirasakan oleh Fiona karena ekspresi gadis itu tidak berubah barang sedikit pun.

Tiba-tiba Fiona ingat dengan tatapan mata Oliver yang dia lihat melalui layar monitor beberapa saat yang lalu, Oliver memiliki tatapan seperti orang yang ingin membunuh seseorang. Fiona tidak ragu kalau orang yang ingin Oliver bunuh adalah dirinya.

[Nona, Oliver itu adalah seorang hunter. Dia bisa mendapatkan anti vampir dengan mudah saat menggunakan identitasnya. Dia pasti adalah orang yang merencanakan semua ini untuk membunuh Anda.]

Ucapan Sistem 007 menyuarakan apa yang Fiona pikirkan, tetapi semua itu tidak menjawab keraguan yang dia miliki.

“Kau melupakan fakta kalau Oliver adalah seorang vampir sekarang ini. Identitas hunter yang dia miliki tidak berarti di mata para hunter, mereka menganggapnya sebagai seorang pengkhianat,” sela Fiona.

Karena rantai yang mengikatnya tidak bisa bergerak sekeras apapun Fiona mencoba untuk melepaskannya, gadis itu pada akhirnya merasa malas dan memilih untuk duduk manis seperti tidak ada apa-apa di sana.

[Nona, Anda benar. Oliver adalah pengkhianat dan dia tidak bisa mendapatkan anti vampir dari pihak hunter, lalu siapa yang mengikat Anda?]

Fiona menarik napas dalam-dalam sebelum kemudian menghembuskannya, dia menatap ke arah langit-langit yang gelap di atas sana.

“Bukankah sudah jelas siapa pelakunya. Kecuali orang itu, tidak ada yang bisa melakukan hal seperti ini padaku.”

Fiona tidak memberi tahu siapa pelakunya kepada Sistem 007, walaupun sistem itu telah berusaha untuk membujuk Fiona.

Sekarang ini Fiona adalah seorang vampir dan anti vampir adalah kelemahan dari semua vampir, untuk itulah Fiona yang tidak ingin melakukan hal yang sia-sia memilih untuk menunggu. Sayangnya penantian Fiona juga berakhir dengan sia-sia, karena beberapa saat kemudian Fiona merasa kesadaran mulai meredup dan perlahan-lahan menghilang.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Kikiw
Amelia.. ya gak salah dia benci Fiona, tapi salah kalo dia menyamakan Fiona dengan monster tua itu. Gih, ke psikiater
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status