Share

Ajakan Makan Malam

Tidak perlu menjadi seorang brilian untuk memahmi makna dibalik pertanyaan tadi.

“Maksudmu?”

Dimas memaksa diri untuk tersenyum.

“Aku ... aku mengulang ajakan sebelumnya.”

“Ajakan?” Maia ternganga.

“Ya. Ajakan makan malam. Ingat? Atau kau masih cukup sibuk sehingga belum bisa aku, eh ... kami ganggu?”

Maia tetap ternganga. Bingung.

“Tak apa, tak apa. Kalau memang tak sempat, tentu tak apa,” Dimas cepat-cepat menyambung. Kepalanya menangguk-angguk tanpa ia sendiri mengerti mengapa ia melakukan hal tersebut.

“Kami tak mau mengganggu atau terlalu merepotkan dirimu,” cetus Dimas lagi yang lagi-lagi ditanggapi Maia dengan tatap bingung.

Sikap diamnya Maia terasa oleh Dimas sebagai satu bentuk penolakan halus. Tak tahu hendak berkata apa lagi, Dimas langsung beranjak untuk pamit. Ia baru saja dua-tiga langkah berjalan ketika Mai

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status