"Rindiani ?" tanya Wulan
"Ya.. Orang yang sudah ayahmu tampar saat pesta pertunangan mu," jawab Al dengan nada dingin
"Al.. Aku tau itu, tapi saat itu ayahku sedang marah, lagi pula kenapa harus Rindiani dan bukan kamu yang mengambil keputusan ?" ucap Wulan merasa tidak puas dengan keputusan Al
"Kalau aku yang mengambil keputusan maka besok kalian akan menjadi gembel," jawab Al dengan ketus
"Kenapa kamu bisa sejahat ini Al, apa karena kami sudah tau siapa kamu sebenarnya dan kamu merasa tidak perlu lagi menyembunyikan identitas mu ?" kata Wulan
"Lagi pula Rindiani itu siapa, dia hanya seorang Resepsionis yang baru bekerja beberapa bulan ini di Grand Hotel," lanjut Wulan
"Cukup Wulan, jangan pernah menghina Rindiani lagi," jawab Al dengan suara keras yang membuat semua orang ketakutan
"Lan, bukankah kamu yang jahat ? kau berjanji akan menungguku sampai aku sukses, tapi pada kenyataannya kau berpaling memilih orang yang lebih terlihat kaya raya, sukses dan menduduki jabatan penting di Hotel ternama di Surabaya,"
"Aku dengan sengaja tidak mengungkapkan diapa aku kepada mu karena aku berpikir kau memiliki sifat yang berbeda dengan ayahmu, tapi kenyataannya sama saja, meski awalnya kau menolak toh pada akhirnya kau dengan senang hati menerima paksaan orang tuamu karena kau menganggap aku sebagai orang yang tidak berguna,"
"Dan aku tetap dengan keputusan ku, jika kalian ingin selamat maka meminta maaflah kepada Rindiani, jika Rindi memaafkan kalian akan tetap menjadi orang kaya tapi jika Rindi menolak memaafkan maka saat itulah kalian akan menjadi gembel,"
"Jangan sampai Rindiani tau apa alasan sebenarnya kalian meminta maaf, cukup katakan kalian merasa bersalah atas insiden pertunangan Wulan,"
"Baik Pak Al kami akan melakukan apa yang pak Al katakan," ucap bima dengan nada lesu
"Bagus, Pak Gatot tolong urus sisanya," jawab Al lalu berdiri untuk meninggalkan mereka tanpa menunggu persetujuan Pak Gatot
Setelah berdiri Al langsung pergi meninggalkan mereka untuk keluar Restoran tapi sebelum dia beranjak jauh, Al berhenti sejenak lalu berpaling kembali
"Oh iya Wulan, jika kamu ingin tau siapa Rindiani itu, dia Pacarku," ucap Al lalu kembali melanjutkan langkahnya keluar Restoran
Sementara itu Keluarga Wulan dan Aziz kembali bisa bernafas lega untuk sementara karena kepergian Al yang sejak identitasnya terbongkar membuat semua keluarga Wulan dan Aziz susah bernafas
"Pak Gatot kalau boleh tau, bagaimana sifat Rindiani saat bekerja di hotel menurut pandangan Pak Gatot ?" tanya Bima yang mulai merencanakan cara untuk mendapatkan maaf dari Rindiani
"Sebenarnya sifat Rindiani itu sangat bertolak belakang dengan Pak Al, kalian bisa melihat sendiri sifat Pak Al meski pun orangnya sangat baik tapi ia cenderung dingin seperti tumpukan salju saat musim dingin datang," jawab Pak Gatot lalu berhenti sejenak untuk meminum kopi yang asa di depannya
"Sementara dari apa yang saya lihat di hotel, Rindiani itu orangnya energik, bersemangat dan mudah bergaul dengan semua orang, dan hanya dia satu satunya orang yang bisa membuat Pak Al bisa tertawa lepas dalam beberapa bulan ini," jawab Pak Gatot
"Beberapa bulan ?" tanya Wulan yang penasaran
"Iya, menurut cerita Pak Al saat menitipkan Rindiani kepada saya untuk bekerja di hotel, Rindiani itu yatim piatu sejak umur 9 tahun, ayahnya meninggal dunia saat mengalami kecelakaan, sedangkan ibunya yang sudah berpisah dengan ayah Rindiani entah dimana keberadaannya sekarang tidak asa yang tau,"
"Awalnya Pak Al mengenal Rindiani saat Pak menemukannya tidak sadarkan diri di tengah jalan, lalu kemudian mereka semakin akrab dan Pak Al terlihat selalu bisa tertawa lepas saat beesama Rindiani," jawab Pak Gatot
"Oke karena tugas saya sudah selesai, saya pulang dulu, oh iya, ada pesan dari Pak Al untuk menyertakan bukti kalau Rindiani memaafkan kalian, selamat malam," lanjut pak Gatot lalu pergi meninggalkan keluarga Bima dan Aziz
"Kita harus bisa menerima maaf Rindiani, jika tidak mau menjadi Gembel," ucap Bima
"San kamu Wulan jangan pernah melakukan hal-hal yang memalukan," lanjutnya karena berpikir Wulan akan kembali mendekati Al
Sebenarnya Bima merasa menyesal telah memperlakukan Al dengan buruk di masa lalu, saat ini saat ia tau Al adalah Bos besar di tempat anak dan menantunya bekerja ada sedikit rasa ingin untuk membatalkan pertunangan anaknya
Tapi pikiran itu cepat cepat ia singkirkan karena tidak mungkin ia melakukan hal itu karena akan membuat nama keluarganya menjadi buruk di depan orang lain
*********
Sementara itu Al yang sejak keluar dari restoran langsung menuju apartemen miliknya kini sudah sampai di depan pintu apartemennya, ia sangat merasa lelah hari ini entah mengapa ia mengatakan bahwa Rindiani adalah pacarnya di depan Wulan dan keluarganya
"Udah pulang ? mana aja sih Al ? tanya Rindiani saat melihat Al masuk
"Dari rumah teman, tanya tanya siapa tau ada lowongan pekerjaan di daerah Surabaya," jawab Al
"Terus ada ?" tanya Rindiani lagi
"Gak ada" jawab Al
"Ya udah, dimana pun kamu kerja dan apapun jenis pekerjaannya jika itu halal jalani saja, nanti pasti ada jalan lain untuk sukses kok," jawab Rindiani menyemangati Al sambil meletakkan teh yang baru ia buat
Sontak saja jawaban Rindiani membuat Al tersenyum merasa senang, ia merasa ada sesuatu yang beda dari jawaban Rinsiani, meski kata kata yang di ucapkan adalah kata yang sering ia dengar tapi ia merasa ada perbedaan di dalam kata kata Rindiani barusan
"Tapi jika aku terus terusan kerja di luar kota, yang jaga kamu di sini siapa ?" kata Al bertanya kepada Rindiani
"Haha, memangnya kamu siapa ku harus menjaga ku di sini ?" kata Rindiani balas bertanya
"Calon Pacar mu," jawab Al seketika
"Hah ? Gak usah bercanda deh Al," kata Rindiani merasa kaget dengan jawaban Al
"Kamu gak mau punya pacar tampan seperti aku ?" tanya Al dengan senyum di wajahnya
"Mau sih Al, tapi..." kata Rindiani tidak melanjutkan kata-katanya
"Tapi apa ?" tanya Al penasaran
"Kamu kan punya penyakit Al," jawab Rindiani sambil menahan tawa
"Hah ? penyakit apaan ? aku gak pernah sakit apa apa kok," kata Al yang merasa keheranan
"Penyakit kelainan," jawab Rindiani lalu tertawa lepas yang membuat Al menggelengkan kepalanya
"Gini aja deh Al, kamu harus menyembuhkan penyakitmu itu dulu baru kita pacaran," lanjut Rindiani
"Oke Deal," jawab Al seketika
"Tapi kamu harus sembuh dalam waktu 2 bulan," ucap Rindiani
"Sepakat," jawab Al singkat yang merasa senang karena memang ia tidak mempunyai kelainan
"Oke," kata Rindiani
Mereka berdua lalu kembali melanjutkan perbincangan mereka hingga malam, lalu Rindiani yang sudah mengantuk pergi ke kamar untuk beristirahat sedangkan Al tidur di Sofa ruang tamu di apartemennya
**********
Bantu Like komentar vote dan hadiahnya temen temen
Dukungan kalian akan membantu author lebih semangat untuk update
Setelah beberapa hari Al mengungkapkan jati dirinya kepada keluarga Wulan dan Aziz, kini ia sudah berpamitan kepada Rindiani untuk kembali berangkat ke Jakarta untuk bekerja sedangkan Rindiani masih melanjutkan aktivitasnya seperti biasa seperti hari hari sebelumnyaTepat saat Rindiani baru sampai di hotel tempatnya bekerja, salah satu temannya datang menghampiri untuk menyampaikan pesan dari Aziz untuk menemuinya di Ruangannya"Ada apa ini ? apa aku melakukan kesalahan ?" kata Rindiani dalam hatinya"Apakah aku akan di pecat karena kejadian saat hari pertunangannya ?" lanjut RindianiSeraya berpikir alasan kenapa ia di panggil ke ruangan Aziz, Rindiani terus melangkah demi sedikit di iringi dengan perasaan campur aduk antara takut, khawatir dan penasaranTepat saat ia sudah berada di depan Ruangan Aziz, tangannya terasa sangat berat dan dengan sedikit memberanikan diri Rindiani mengetuk pintu ruangan Aziz dengan perlahan"Masuk," ucap Aziz
"Mas uang adek habis, dan adek juga harus bayar uang kuliah," ucap seorang wanita yang bernama Tasya"Ini baru setengah bulan loh dek, setengah bulan yang lalu kamu udah mas kasih sepuluh juta buat keperluan kamu," jawab Aji salah satu sahabat Al yang merupakan tunangan Tasya"Tapi keperluan adek kan banyak mas, makan bayar kontrak dan lainnya, belum lagi adek harus belanja berang barang mahal agar lebih terlihat cantik," jawab tasya"Oke oke, memangnya kamu mau minta berapa ?" tanya Aji mulai tidak tahan saat tunangannya mulai rewel"Gak banyak kok, sepuluh juta lagi lalu uang kuliah sepuluh juta jadi kalau di total senja jadi dua puluh juta," jawab tasya"Oke, akan mas transfer nanti," ucap Aji"Terima kasih mas,""Udah dulu ya, Adek harus ngerjain tugas kuliah dulu," kata Tasya"Oke belajar yang rajin, jangan sampai nilai kuliah mu turun, nyonya Aji gak boleh memalukan," jawab Aji"Siap bos," ucap Tasya Lalu mematikan
"Boleh minta gak Al ?" tanya Aji"Boleh tapi besok sahammu udah zero," jawab Al cuek"Yah gak jadi deh," jawab Aji dengan muka cemberutMereka lantas tertawa karena melihat tingkah konyol Aji yang di buat buat sehingga sejenak mereka bisa melupakan masalah mereka masing masing******"Yank.. Jalan yuk," ucap Loki setelah keluar dari kelas bersama Tasya"Kemana ?" tanya Tasya"Terserah deh mau kemana ? bosen aku, uang dari tunjangan mu masih ada kan ?" ucap Loki"Ada tapi itu kan mau ku buat bayar uang semester," jawab Tasya"Alah.. Gimana sih kamu yank, tunangan mu kan kaya, kamu tinggal minta lagi aja ke dia," jawab Loki menghasut Tasya"Iya mas Aji emang kaya, tapi gak semudah itu minta duit ke dia, lagian pake alasan apa lagi ?" ucap Tasya"Ya terserah kamu lah mau pake alasan apa, aku males ikut mikir," jawab Loki seenaknya"Tapi kamu kan juga ikut ngabisin uangnya yank," kata Tasya yang mulai ke
Saat Echi sudah sampai ia sedikit terkaget karena apartemen yang di tempati oleh temannya ini adalah milik Kakaknya Al yang saat ini sedang berada di Jakarta"Ini kan Apartemen milik kak Al ?" ucap Echi saat ia sampai di lokasi Rindiani tinggal"Sebenarnya ada hubungan apa antara Kak Al dengan Rindiani ?" lanjutnyaSetelah beberapa lama Echi menunggu di depan apartemen Rindiani, orang yang ia tunggu pun muncul dengan senyum di wajahnya"Hei Chi udah lama nunggu ?" tanya Rindiani ramah"Belum lama kok, yuk langsung berangkat," jawab Echi"Kita mau kemana lagu Chi," Tanya Rindiani"Awalnya aku ingin jalan jalan karena bosen di rumah, tapi gak jadi kita main ke rumah ku saja," jawab Echi yang berubah pikiran setelah ia tahu apartemen yang di tempati Rindiani adalah milik kakaknya"Tapi aku gak enak sama orang tuamu," ucap Rindiani"Haha..Pake enakan segala, udah kita have fun aja di rumah, orang tuaku juga welcome sama teme
"Baik Bu," jawab RindianiTanpa sepengetahuan Rindiani dan yang lain secara diam diam Echi mengerimkan pesan teks kepada Citra untuk membicarakan tentang hubungan Al dan Rindiani nanti setelah Rindiani PulangRindiani lalu duduk bersama keluarga besar Al untuk ikut makan malam bersama mereka, obrolan demi obrolan mebgalir di tengah makan malam mereka, tentu saja Echi yang paling sering menjadi sasaran ejekan karena menjadi yang paling muda si antara mereka"Oh iya nak Rindi udah punya pacar atau tunangan mungkin," tanya Dewi ibu Al"Pasti punya Mah, masak cewek secantik Rindi gak punya pacar," jawab Citra seenaknya"Hus diem kamu, mamah gak nanya sama kamu, kamu juga udah tua gak pernah punya pacar," ucap Dewi kepada Citra"Ye siapa bilang Cicit gak punya pacar," jawab Citra"Udah diem dulu kamu cit, mama ingin denger jawaban nak Rindi," ucap Dewi Lagi"Em.. Belum tante, tapi yang deket ada," ucap Rindiani"Lah kal
Kriiiiing.....! Jam beker meraung-raung di kamar yang luas, bersih, rapi, teratur, chic, elegan dan nampak seorang gadis langsung terjaga dari tidurnya yang begitu nyenyak dari semalam. Sambil mengucek ngucek matanya mengumpulkan nyawanya sedikit demi sedikit menyatu ke tubuhnya, lalu perlahan lahan membuka matanya sayup sayup penglihatannya mulai menerang dan seketika itu. "KYAAHHH," gadis itu berteriak keras karena mendapati seorang lelaki tidur di sampingnya Seorang pria sedang tidur dengan nyenyak di sampingnya dengan tubuh yang sedang tertutup bed cover, yang membuatnya lebih terkejut lagi karena pria itu sudah bertelanjang dada sambil lengan kokoh berurat sedang memeluk tubuhnya yang saat ini hanya memakai lingerie tipis tanpa bra dibalik bad cover Pria itu menggeliat lalu perlahan - lahan membuka kedua matanya. Senyum lembut terpancar dari wajah tampan pria terse
Hangat matahari pagi membuat Rindiani terganggu dalam tidurnya, mau tidak mau ia terpaksa membuka mata dan segera bangun dari mimpi indah nyaDengan masih sedikit mengantuk Rindiani beranjak dari kasur yang ia tempati saat ini, saat sudah sampai di depan cermin betapa terkejutnya ia setelah mendapati baju yang ia kenakan saat ini berbeda dengan baju yang ia pakai semalamSetelah memastikan bahwa saat ini ia tidak sedang bermimpi, Rindiani mengedarkan pandangannya ke segala penjuru lalu membelalakkan matanya karena saat ini ia sedang berada di kamar yang sama sekali tidak ia kenali, dan dengan baju yang berbeda dari baju yang tadi malam ia pakai"Aaaaaaaaa," Teriak Rindiani seketika saat ia melihat seorang lelaki sedang duduk santai di atas sofa dengan sebuah majalah di tangannya"Siapa kau, dan dimana aku ?" tanya Rindiani tapi tidak mendapatkan jawaban dari pria tersebut"Halo ... Apa kau dengar perkataan aku ?" tanya Rindiani pada lelaki tersebut tapi
Sehari sebelumnya !!! Sebuah SUV Range Rover Evoque berwarna merah membelah jalan tol Ir. Sutami di pagi hari yang sangat cerah, Di posisi tengah mobil nampak Al sedang duduk santai ditemani sebuah lagu berjudul "one more night" from Maroon Five mengiringi kedatangannya di kampung halamannya yaitu kota daeng. "Pak singgah nyari sarapan dulu yah," ucapnya ke pak supir "Mau makan apa Pak Yud ?" tanya pak supir "Hemm... soto aja deh, udah lama nih gak ngerasain makanan makassar," jawab Al "Soto nusantara mau gak ?" tanya pak supir lagi "Aku ngikut aja, yang penting enak," jawab Al yang bernama lengkap Alfrizzy Yudha Pratama Jl. Nusantara berhadapan dengan pelabuhan kota makassar yang dipagi harinya seperti terlihat biasa saja, dan di sepanjang jalan memang nampak papan reklame setiap Kios, Diskotik dan lain lain yang saat ini t