Hari di Grand hotel Surabaya tampak lebih ramai dari biasanya, beberapa hiasan bungan terlihat tertata rapi di depan dan dalam hotel, para karyawan keluar masuk untuk mempersiapkan pertunangan manager baru mereka yang akan di langsungkan hari ini di Grand hotel
Ya hari ini adalah hari pertunangan Wulan dan Aziz yang baru di lantik menjadi Manager utama yang baru setelah Pak Gatot di pindah tugaskan untuk menjadi Manager di Hotel baru milik Jaya Mandiri Profile di daerah Bali
Berbeda dengan kebanyakan orang di tempat itu yang tampak sangat bahagia, Wulan hanya terdiam mematung tanpa ada kata kata yang keluar dari mulutnya
"Maafkan aku Al, seandainya kamu bisa membuktikan kepada ayahku kalau kamu bisa sukses, cerita kita tidak akan menjadi seperti ini Al," ucap Wulan dalam hati dengan air mata yang mulai menetes perlahan
Melihat Wulan berdiam diri dan menangis sendiri, teman teman Wulan yang mengetahui kisah asmara antara Al dan Wulan sebenarnya merasa tidak tega
"Mungkin ini sudah kuasa tuhan Lan, kamu sabar saja dan kamu pasti bisa menyayangi Aziz melebihi kamu menyayangi Al," ucap Ana sembari mengusap air mata Wulan
"Tapi Ana, kenapa Al tidak pernah mau berusaha membuktikan bahwa ia bisa untuk Sukses ? kalau ia berusaha sedikit saja kejadiannya tidak akan seperti ini" jawab Wulan
"Aku tau itu Wulan, mungkin Al sudah pasrah dengan keadaan sehingga dia tidak lagi berusaha apapun," ucap Ana lagi
"Sudahlah Lan, Aziz itu lebih baik daripada Al,dia tampan kaya dan sukses menjadi manager di usia muda," lanjut Ana
"Mungkin," jawab Wulan singkat
Teman teman Wulan hanya bisa menggelengkan kepala saat mendengar jawaban Wulan yang sepertinya masih tidak bisa untuk mengalihkan rasa sayangnya kepada Aziz
Setelah berbicang cukup lama Wulan dan teman temannya keluar menuju aula utama Grand Hotel karena acara pertunangan akan segera di langsungkan
Di parkiran hotel Tiga mobil sport mewah baru saja sampai, Mobil mobil itu tentunya milik Al dan teman-temannya di Jaya Mandiri Profile
"Kakak beneran mau ikut masuk ?" tanya Citra saat mereka sudah keluar dari mobil
"Iya," jawab Al singkat setelah terdiam cukup lama
"Kakak tidak akan mengacaukan acara pertunangan ini kan ?" tanya Citra
"Ya gak mungkin lah Cit, kakak mu ini gak serendah itu," jawab Al sedikit kesal dengan pertanyaan Citra
"Haha.. iya kak cuma bercanda kok," ucap Citra saat melihat kakaknya sedikit kesal karena pertanyaannya
"Hei ayo masuk, acaranya udah mau di mulai tuh" ucap Ajisaat menghampiri mereka
"Oke, tapi ingat kata-kata ku ya, jangan bilang aku ini siapa," ucap Al memperingati mereka
"Siap bos," jawab mereka serempak lalu bersama sama masuk ke dalam Grand Hotel di ikuti Al di belakangnya
Saat mereka masuk kedalam hotel, semua tatapan mata tertuju pada mereka terutama kepada Al yang saat itu ikut masuk di belakang mereka
"Selamat datang Bu Citra dan yang lain," Ucap Bima saat menyambut kedatangan mereka
"Terima kasih atas sambutannya Pak Bima," jawab Citra
"Terima kasih atas kedatangan Bu Citra, Pak Aji dan Pak Luthfi karena sudah berkenan hadir di acara pertunangan anak saya," ucap Bima
"Tentu Pak Bima, selain mereka berdua adalah karyawan kami, Aziz adalah pemuda berprestasi di sini, Jadi kami sengaja meluangkan waktu untuk menghadiri acara pertunangan anak bapak," jawab citra
"Tapi kami mohon maaf Pak karena Direktur utama sekaligus Pemimpin kami di Jaya Mandiri Profile tidak bisa hadir karena sedang berada di luar negeri," lanjut nya
Meski sedikit kecewa karena hal itu Bima lantas tersenyum hangat karena memang sebagai Bos besar pasti banyak kesibukan
"Tidak apa apa Bu Citra, saya maklum akan hal itu, Kedatangan Bu Citra dan yang lain sudah bisa mewakili Bos Besar," jawab Bima
"Terima kasih atas maklumnya, tapi Pimpinan kami berpesan untuk mengajak Bapak dan keluarga beserta Keluarga Aziz untuk makan malam besok malam," kata Citra
"Benarkah itu Bu Citra ?" tanya Bima dengan semangat
"Benar Pak Bima, Pak Gatot akan mengurus semuanya," jawab Citra
"Mohon sampaikan terima kqsih banyak kepada Bos besar bu," ucap Bima
"Tentu," jawab citra singkat lalu pamit untuk masuk kedalam
Setelah Citra dan yang lainnya masuk, Al yang saat itu berada di belakang rombongan citra dan berniat mengikuti mereka masuk tapi di berhentikan oleh Bima
"Ngapain kamu di sini ?" tanya Bima
"Mau hadir di acara ini Om," jawab Al dengan santai
"Tidak boleh, kamu kesini pasti mau mengacaukannya acara pertunangan ini kan ? hardik Bima
"Hah ? tentu tidak om,"jawab Al
"Jangan berbohong, Dasar anak muda tidak tau diri, sudah miskin masih berlagak kaya, Keluar kamu !" ucap Bima dengan suara keras sehingga bisa di dengar semua orang
Bima memang dengan sengaja membentak Al denga Suara keras untuk mempermalukan Al di depan banyak Orang
Citra yang melihat hal itu tentu saja langsung emosi melihat kakaknya di permalukan di depan umum dan segera bergegas pergi untuk memberikan pelajaran kepada Bima
Tapi langkahnya terhenti saat Citra melihat Al menggeleng kan kepalanya dan menatap Citra dengan tajam
Rindiani yang juga melihat kejadian itu dan tidak tau siapa sebenarnya Al, langsung bergegas pergi ke arah Al untuk menghentikan keributan itu
"Al sudah sebaiknya kamu keluar," ucap Rindiani saat sampai di tempat Al
"Kenapa aku harus keluar ?" tanya Al
"Ayolah, aku mohon jangan bikin ribut di sini," ucap Rindiani yang merasa bingung
"Loh Rindi siapa yang ngajak ribut ? orang tua bau tanah ini yang marah marah gak jelas" ucap Al singkat
Mendengar ucapan Al, Bima yang sudah tidak kuat menahan emosi segera maju untuk memukul Al, saat pukulan Bima hampir sampai Rindiani segera maju untuk melindungi Al sehingga dia lah yang menerima pukulan itu tepat di pelipisnya sehingga mengeluarkan darah
"Rindi..!" ucap Al dengan suara keras
"Apa yang kamu lakukan ?" tanya Al
"Gak apa apa kok Al, cuma luka sedikit," jawab Rindiani
"Sepasang orang miskin sedang melakukan drama di sini," ucap Bima mengejek Al dan Rindiani
"Apa kamu bilang ?" ucap Al
"Aku bilang dua orang miskin yang memang cocok menjadi pasangan sedang melakukan drama di sini," jawab Bima
"Om dan keluarga Om akan mendapatkan balasan untuk kejadian ini," ucap Al dengan penuh kebencian
"Memangnya kamu bisa apa ? kamu hanya orang miskin yang tidak bisa melakukan apa apa ? jawab Bima
"Kita lihat saja nanti," jawab Al lalu membantu Rindiani untuk berdiri dan bergegas ke Rumah Sakit
"Memangnya kamu bisa apa ? kamu hanya orang miskin yang tidak bisa melakukan apa apa ? jawab Bima"Kita lihat saja nanti," jawab Al lalu membantu Rindiani untuk berdiri dan bergegas ke Rumah SakitSetelah keributan kecil yang terjadi antara Al dan keluarga Wulan di acara pertunangan itu, semua orang kembali melanjutkan acara tersebut seolah olah tidak pernah terjadi apapunLain halnya dengan Wulan yang semakin tersayat hatinya saat mengetahui Al datang dan membuat keributan di acaranya, Wulan tidak tau apa yang terjadi sebenarnya, kenyataannya niat Al datang ke acara pertunangan Wulan hanya untuk mengucapkan selamat kepada Wulan lalu pergi dari acara itu setelah niatnya selesaiTapi karena ayah Wulan yang dengan sombongnya mencaci maki Al di depan umum sehingga membuat Al naik darah yang berujung keributan dan Pemukulan terhadap Rindiani yang berusaha melindungi Al saat Al akan di tampar oleh Bima ayah WulanSementara Al langsung membawa Rind
"Bagus, segera hubungi Bima dan beri tahu mereka kembali, Citra sudah memberi tahu mereka tadi tapi aku takut mereka lupa karena sudah merasa senang sudah menghina seseorang " jawab Al"Baik Pak, akan segera saya hubungi mereka," ucap Pak Gatot semakin ketakutan"Terima Kasih," ucap Al singkat lalu menutup telponnya"Kalian akan membayar semua yang telah kalian lakukan," ucap Al dalam hatinya**********Setelah tiba jam yang di tentukan untuk jamuan makan malam bersama keluarga Wulan dan Aziz, Al dan Gatot saat ini masih berada di jalan menuju ke tempat yang telah di tentukan"Maaf Pak Al, kalau boleh tau apakah Pak Al akan sungguh sungguh mengungkapkan siapa bapak kepada mereka ?" tanya Pak Gatot membuka obrolan mereka saat di mobil"Tentu, agar mereka tidak lagi memandang seseorang hanya dari luar saja," jawab Al santai masih fokus menyetir"Kenapa Pak Al baru mengungkapkan sekarang ? bukankah jika Pak Al mengungkapkan siapa
"Rindiani ?" tanya Wulan"Ya.. Orang yang sudah ayahmu tampar saat pesta pertunangan mu," jawab Al dengan nada dingin"Al.. Aku tau itu, tapi saat itu ayahku sedang marah, lagi pula kenapa harus Rindiani dan bukan kamu yang mengambil keputusan ?" ucap Wulan merasa tidak puas dengan keputusan Al"Kalau aku yang mengambil keputusan maka besok kalian akan menjadi gembel," jawab Al dengan ketus"Kenapa kamu bisa sejahat ini Al, apa karena kami sudah tau siapa kamu sebenarnya dan kamu merasa tidak perlu lagi menyembunyikan identitas mu ?" kata Wulan"Lagi pula Rindiani itu siapa, dia hanya seorang Resepsionis yang baru bekerja beberapa bulan ini di Grand Hotel," lanjut Wulan"Cukup Wulan, jangan pernah menghina Rindiani lagi," jawab Al dengan suara keras yang membuat semua orang ketakutan"Lan, bukankah kamu yang jahat ? kau berjanji akan menungguku sampai aku sukses, tapi pada kenyataannya kau berpaling memilih orang yang lebih terl
Setelah beberapa hari Al mengungkapkan jati dirinya kepada keluarga Wulan dan Aziz, kini ia sudah berpamitan kepada Rindiani untuk kembali berangkat ke Jakarta untuk bekerja sedangkan Rindiani masih melanjutkan aktivitasnya seperti biasa seperti hari hari sebelumnyaTepat saat Rindiani baru sampai di hotel tempatnya bekerja, salah satu temannya datang menghampiri untuk menyampaikan pesan dari Aziz untuk menemuinya di Ruangannya"Ada apa ini ? apa aku melakukan kesalahan ?" kata Rindiani dalam hatinya"Apakah aku akan di pecat karena kejadian saat hari pertunangannya ?" lanjut RindianiSeraya berpikir alasan kenapa ia di panggil ke ruangan Aziz, Rindiani terus melangkah demi sedikit di iringi dengan perasaan campur aduk antara takut, khawatir dan penasaranTepat saat ia sudah berada di depan Ruangan Aziz, tangannya terasa sangat berat dan dengan sedikit memberanikan diri Rindiani mengetuk pintu ruangan Aziz dengan perlahan"Masuk," ucap Aziz
"Mas uang adek habis, dan adek juga harus bayar uang kuliah," ucap seorang wanita yang bernama Tasya"Ini baru setengah bulan loh dek, setengah bulan yang lalu kamu udah mas kasih sepuluh juta buat keperluan kamu," jawab Aji salah satu sahabat Al yang merupakan tunangan Tasya"Tapi keperluan adek kan banyak mas, makan bayar kontrak dan lainnya, belum lagi adek harus belanja berang barang mahal agar lebih terlihat cantik," jawab tasya"Oke oke, memangnya kamu mau minta berapa ?" tanya Aji mulai tidak tahan saat tunangannya mulai rewel"Gak banyak kok, sepuluh juta lagi lalu uang kuliah sepuluh juta jadi kalau di total senja jadi dua puluh juta," jawab tasya"Oke, akan mas transfer nanti," ucap Aji"Terima kasih mas,""Udah dulu ya, Adek harus ngerjain tugas kuliah dulu," kata Tasya"Oke belajar yang rajin, jangan sampai nilai kuliah mu turun, nyonya Aji gak boleh memalukan," jawab Aji"Siap bos," ucap Tasya Lalu mematikan
"Boleh minta gak Al ?" tanya Aji"Boleh tapi besok sahammu udah zero," jawab Al cuek"Yah gak jadi deh," jawab Aji dengan muka cemberutMereka lantas tertawa karena melihat tingkah konyol Aji yang di buat buat sehingga sejenak mereka bisa melupakan masalah mereka masing masing******"Yank.. Jalan yuk," ucap Loki setelah keluar dari kelas bersama Tasya"Kemana ?" tanya Tasya"Terserah deh mau kemana ? bosen aku, uang dari tunjangan mu masih ada kan ?" ucap Loki"Ada tapi itu kan mau ku buat bayar uang semester," jawab Tasya"Alah.. Gimana sih kamu yank, tunangan mu kan kaya, kamu tinggal minta lagi aja ke dia," jawab Loki menghasut Tasya"Iya mas Aji emang kaya, tapi gak semudah itu minta duit ke dia, lagian pake alasan apa lagi ?" ucap Tasya"Ya terserah kamu lah mau pake alasan apa, aku males ikut mikir," jawab Loki seenaknya"Tapi kamu kan juga ikut ngabisin uangnya yank," kata Tasya yang mulai ke
Saat Echi sudah sampai ia sedikit terkaget karena apartemen yang di tempati oleh temannya ini adalah milik Kakaknya Al yang saat ini sedang berada di Jakarta"Ini kan Apartemen milik kak Al ?" ucap Echi saat ia sampai di lokasi Rindiani tinggal"Sebenarnya ada hubungan apa antara Kak Al dengan Rindiani ?" lanjutnyaSetelah beberapa lama Echi menunggu di depan apartemen Rindiani, orang yang ia tunggu pun muncul dengan senyum di wajahnya"Hei Chi udah lama nunggu ?" tanya Rindiani ramah"Belum lama kok, yuk langsung berangkat," jawab Echi"Kita mau kemana lagu Chi," Tanya Rindiani"Awalnya aku ingin jalan jalan karena bosen di rumah, tapi gak jadi kita main ke rumah ku saja," jawab Echi yang berubah pikiran setelah ia tahu apartemen yang di tempati Rindiani adalah milik kakaknya"Tapi aku gak enak sama orang tuamu," ucap Rindiani"Haha..Pake enakan segala, udah kita have fun aja di rumah, orang tuaku juga welcome sama teme
"Baik Bu," jawab RindianiTanpa sepengetahuan Rindiani dan yang lain secara diam diam Echi mengerimkan pesan teks kepada Citra untuk membicarakan tentang hubungan Al dan Rindiani nanti setelah Rindiani PulangRindiani lalu duduk bersama keluarga besar Al untuk ikut makan malam bersama mereka, obrolan demi obrolan mebgalir di tengah makan malam mereka, tentu saja Echi yang paling sering menjadi sasaran ejekan karena menjadi yang paling muda si antara mereka"Oh iya nak Rindi udah punya pacar atau tunangan mungkin," tanya Dewi ibu Al"Pasti punya Mah, masak cewek secantik Rindi gak punya pacar," jawab Citra seenaknya"Hus diem kamu, mamah gak nanya sama kamu, kamu juga udah tua gak pernah punya pacar," ucap Dewi kepada Citra"Ye siapa bilang Cicit gak punya pacar," jawab Citra"Udah diem dulu kamu cit, mama ingin denger jawaban nak Rindi," ucap Dewi Lagi"Em.. Belum tante, tapi yang deket ada," ucap Rindiani"Lah kal