“Dasar pecundang tidak berguna! Menyingkir dari jalanku!” Dia mendorong saudara seperguruannya hingga jatuh tersungkur dan terluka. “Haha. Yang benar saja. Baru didorong begitu saja sudah jatuh, belum lagi kalau pakai tenaga dalam,” ejeknya merendahkan.
“Ssshh …,” desisnya menahan perih lengannya yang tergores batu kerikil di tanah, lalu ia berusaha bangkit. Namun, belum sempat ia berdiri, datang lagi saudara seperguran yang lain. Tanpa hormat menginjak kakinya hingga ia meringis kesakitan. “Argghh,” pekiknya.“Ah, ada orang ternyata. Kukira aku baru saja menginjak kotoran. Hahaha,” ejeknya.“HAHAHA. Kau bisa saja. Manusia dan kotoran memang tidak bisa disamakan,” sahut rekannya yang puas menertawakan.“HAHAHA.” Suara gelak tawa terdengar nyaring di telinga pemuda yang selalu menjadi korban penindasan para saudara seperguruannya sendiri.Pemuda itu hanya bisa terdiam geram mengepalkan telapak tangannya, menahan rasa malu tanpa berkesempatan untuk melawan penghinaan yang mengoyak harga dirinya. Sebab dia tahu, jika perlawanan yang akan dia lakukan justru akan berakhir sia-sia dan malah akan membuat tubuhnya babak belur dikeroyok para saudara seperguruannya yang telah berkultivasi hingga tahap tertentu. Berbeda dengan dirinya yang dicap tidak berguna karena tahap pertama saja, dia belum menguasainya. Konon katanya, tubuhnya tak dapat menampung essensi. Jika dipaksa, maka takdirnya hanya akan berakhir pada kematian.Zhang Xu Feng adalah nama pemuda itu. Dia hanyalah seorang anak tanpa asal usul yang jelas. Ditemukan di kaki gunung Sekte Taiyun, lalu diadopsi oleh Ketua Sekte Murong sebagai murid satu-satunya. Namun, setelah usia Zhang Xu Feng telah menginjak umur 18 tahun, Ketua Sekte Murong harus melakukan kultivasi tertutup dan meninggalkan Zhang Xu Feng tanpa perlindungan siapa pun. Itulah sebabnya, setiap hari Zhang Xu Feng harus menerima penindasan dan perlakuan tidak senonoh dari para rekan seperguruannya.“Lihatlah wajahnya yang sangat menyedihkan itu. Sampah saja masih meminta belas kasihan. Dia bisa masuk ke sekte ternama hanya karena belas kasihan Ketua Sekte. Jika bukan karena Ketua Sekte, mana mungkin sampah tidak berguna ini bisa masuk ke sekte ini tanpa syarat,” kata Zhu Hao, saudara seperguruan Zhang Xu Feng yang baru saja menindasnya.“Benar. Bahkan kami saja harus melalui ujian berat, sampai pada akhirnya resmi menjadi murid sekte ini. Hanya karena mendapat perlakuan istimewa, jangan kira kau merasa dirimu setara dengan kami. Puih!” Jin Lang tanpa ragu meludahi wajah Zhang Xu Feng. “Zhu Hao, ayo kita pergi. Tidak ada gunanya berlama-lama dengan sampah. Jangan sampai kita tertular baunya yang menjijikan,” hinanya seraya mengajak temannya beranjak meninggalkan Zhang Xu Feng.Dihina terang-terangan oleh para rekan seperguruannya, bahkan di saat banyak murid lain yang menyaksikannya, tak ada seorang pun yang bersedia mengulurkan tangan untuk membela Zhang Xu Feng. Tak ada seorang pun murid Sekte Taiyun yang bersedia berteman dengan Zhang Xu Feng. Mereka semua memusuhinya dan menganggap Zhang Xu Feng pecundang yang memanfaatkan belas kasihan dari Ketua Sekte.“Zhang Xu Feng?” Tiba-tiba terdengar suara lemah lembut yang menghampirinya.Reflek Zhang Xu Feng mendongakkan wajahnya. Seketika netranya membola tatkala mendapati seorang wanita berparas cantik yang berdiri tepat di hadapannya. Suaranya yang lembut sangat serasi dengan wajah teduhnya yang menenangkan hati siapa saja yang menatapnya.“Apa benar, kau yang bernama Zhang Xu Feng?” tanyanya untuk memastikan bahwa seorang pemuda yang dihadapannya bernama Zhang Xu Feng.“Ah, eh, b-benar. Saya sendiri,” gagapnya.Sepontan wanita itu melipat lengannya seraya memeperhatikan Zhang Xu Feng dengan seksama. Sedangkan Zhang Xu Feng yang diperhatikan dengan cara itu, tentu saja merasa canggung.“Ternyata hanya seperti ini,” kata wanita itu.“Ah?” Dari perkataan wanita di hadapannya, sekilas saja Zhang Xu Feng dapat menebak bahwa dia hanyalah salah satu dari sekian banyaknya saudara seperguruan yang meremehkannya.“Aku penasaran. Kenapa Ketua Sekte sampai menjadikanmu satu-satunya muridnya. Bahkan, aku yang bernasib sama sepertimu ... tapi diserahkan kepada guruku,” tuturnya.Sedikit pun Zhang Xu Feng tak mengerti apa yang dikatakan oleh wanita itu. Ucapannya terdengar abstrak untuk dimengerti.Alasan wanita itu penasaran terhadap Zhang Xu Feng, yakni karena dia juga bernasib sama seperti Zhang Xu Feng. Mu Lan adalah nama wanita itu. Sebelum Ketua Sekte Murong menerima Zhang Xu Feng sebagai muridnya, ia juga pernah menjadi anak pungut yang dibawa Ketua Sekte Murong.Sebelum menjadi murid Sekte Taiyun, Mu Lan hanyalah seorang pengemis anak-anak yang sering dipukuli oleh para pengemis lainnya dan juga para penjual bakpao setiap kali ia memungut bakpao yang terjatuh di tanah. Hingga tiba suatu ketika, Mu Lan hampir mati dipukuli oleh seorang penjual bakpao. Pada saat itulah, Ketua Sekte menolongnya dan membawanya ke sekte. Namun, Ketua Sekta tak mengambilnya sebagai murid, justru menyerahkannya kepada Guru lain.“Entahlah. Aku tidak ingin banyak berpikir. Pasti ada alasan Ketua Sekte menerimamu sebagai muridnya,” ucapnya sebelum berlalu pergi meninggalkan Zhang Xu Feng.Sekali pun hanya iseng mengajaknya berbicara, entah mengapa Zhang Xu Feng merasa sangat senang. Karena untuk pertama kalinya, ada seorang murid seperguruannya yang bersedia mengajaknya berbicara.***“Apa yang terjadi dengan mayat murid ini?”“Tidak. Ini bukan mayat. Jiwanya masih hidup di dalam tubuhnya, tapi sepertinya … seseorang menguncinya, lalu mengendalikan tubuhnya.”“Maksudnya … ini boneka?”“Bisa dibilang seperti itu. Saat tadi kuperiksa, ternyata tubuhnya kosong. Sepertinya, ada yang sudah menyerap kultivasinya.”“Padahal, kami baru saja mengirimnya untuk menyelidiki masalah yang terjadi di desa yang terletak di bawah kaki gunung. Tapi dia malah menghilang. Ketika ditemukan, dia sudah menjadi seperti ini.”Dua bulan lalu, Sekte Taiyun menerima kabar tentang warga desa di bawah gunung yang dibantai secara massal oleh kelompok misterius. Namun, ketika para tetua memeriksanya, mereka tak mendapati satu pun jasad warga. Hanya menyisakan genangan darah yang tersisa di tanah.Masalah ini sepertinya cukup serius. Mereka menduga bahwa hal demikian adalah perbuatan sekte iblis. Sudah lama sekali mereka tak mendengar sekte iblis melakukan pergerakan, hingga dua bulan lalu terjadi tragedi yang mencurigakan. Kemudian, sekte mengirimkan beberapa murid untuk menyelidiki masalah ini. Sayangnya, sejak turun gunung, sekte tak pernah lagi mendengar kabar tentang para murid yang ditugaskan menyelidiki masalah tersebut. Sampai akhirnya, hari ini mereka tak sengaja bertemu dengan seseorang yang berseragam Sekte Taiyun.Tatkala murid itu didekati, respon yang ditunjukkan sangat aneh. Tantrum dan tak terkendali. Pupil netranya memutih, bahkan berusaha menyerang gurunya sendiri. Untungnya, Guru Tian berhasil menundukkannya, lalu membawanya kembali ke sekte untuk diselidiki.“Jika benar ini perbuatan Sekte Iblis, maka kita tidak boleh meremehkannya. Entah apa saja yang telah mereka lakukan beberapa tahun terakhir ini sampai bisa menjadikan manusia seperti ini,” cetusnya.Sekte Taiyun tiba-tiba mengeluarkan pengumuman akan menyelenggarakan turnamen sebagai ujian seleksi. Para murid sekte pun berbondong-bondong membaca pengumuman yang ditulis di awan melayang Sekte Taiyun atau juga bisa disebut sebagai mading. “Akhirnya. Ini kesempatan bagi kita membuktikan diri kita!” “Jika aku maju bertarung, pasti akan ada banyak wanita yang terkesan dan menyorakiku.” “Hahaha. Yang benar, mereka akan menertawakanmu karena kalah bertarung melawanku.” Para murid Sekte Taiyun tampak gembira kala pengumuman disebarluaskan. Pengumuman itu menjanjikan bagi siapa saja murid yang berhasil menduduki peringkat 10 teratas, maka mereka akan diizinkan untuk turun gunung dan berkelana di Dunia Jianghu. Bagi beberapa murid pria, turnamen itu juga adalah kesempatan bagi mereka untuk tebar pesona kepada para gadis agar dikagumi dan diharapkan. Mereka saling membanggakan diri mereka kepada rekan seperguruan mengenai tingkat kultivasi yang telah mereka capai selama berlatih di Sekte
Pada 500 tahun silam, dunia dilanda kesengsaraan saat Alam Surgawi dan Alam Iblis terus berperang. Pada saat itu, Dewa Iblis berhasil menyempurnakan kultivasinya hingga tahap akhir. Ambisinya adalah memimpin dunia, menghancurkan 3 alam dan menyatukannya menjadi satu. Namun, ambisinya yang mengerikan itu berhasil digagalkan oleh Kaisar Langit Li Qin. Dewa Iblis tidak bisa dibunuh. Kaisar Li Qin hanya bisa menyegel jiwanya dengan mengorbankan roh primodialnya untuk memperoleh kedamaian dunia. Dewa Iblis akhirnya berhasil disegel. Akan tetapi, setengah jiwanya berhasil luput dan menyebar ke alam lain. Hingga saat ini, Klan Iblis masih belum menyerah. Mereka selalu melakukan berbagai upaya untuk membangkitkan Dewa Iblis guna mengembalikan kejayaan Klan Iblis seperti 500 tahun silam. Sedangkan sisa jiwa Dewa Iblis, sampai saat ini masih belum diketahui letak keberadaannya. “Zhang Xu Feng? Zhang Xu Feng!” Hei Na berusaha membangunkan Zhang Xu Feng setelah menyelamatkannya dan membawa tubu
Selama kenaikan basis kultivasi Zhang Xu Feng, lawannya yang tak lain adalah Zhu Hao seakan merasakan keanehan dengan tubuhnya. Aliran darahnya terasa ditekan kuat hingga tak kuasa mengendalikan tubuhnya sendiri dan akhirnya Zhu Hao jatuh dalam posisi berlutut di hadapan Zhang Xu Feng. Tubuhnya kaku tak bisa digerakkan, Zhu Hao hanya bisa mempertahankan diri dengan cara memfokuskan energi internalnya dalam jiwa dan pikirannya guna menyeimbangkan Qi energi dalam tubuhnya. “HIAATT!!!” teriak Zhang Xu Feng dengan lantang seraya mengangkat pedangnya yang telah memanjang sekitar 50 Cm. Pedangnya mengeluarkan sinar emas, lalu menghantam Zhu Hao hingga tubuhnya terpental jauh keluar dari panggung arena. “Ouucchhh! Hah?” Zhu Hao terkecoh kala mendapati dirinya telah keluar dari garis batas. Semua orang tercengang menyaksikan pertarungan yang cukup berkesan di mata mereka. Pada tahap ini, ternyata bukan Zhu Hao yang memenangkan perlombaan, melainkan Zhang Xu Feng. Tentu saja, semua orang tak
“Lihatlah siapa yang datang. Pemenang kita. Oy, pecundang, kemarilah!” seru salah seorang saudara seperguruan Zhang Xu Feng yang telah lama menunggu kedatangan Zhang Xu Feng di kediamannya. Malam itu, dia tak hanya datang seorang diri. Para rekannya yang ada di sana turut menyambut kedatangan Zhang Xu Feng. Seperti biasanya, mereka telah mengobrak-abrik kediaman Zhang Xu Feng. Namun, kali ini mereka tidak membawa pakaian kotor mereka. Tatkala Zhang Xu Feng datang, mereka menyambut hangat dengan seulas senyum semringah penuh aura kelicikan. Yang paling mencolok dari mereka semua adalah Zhu Hao, lawan yang berhasil dikalahkan Zhang Xu Feng dalam perlombaan tadi siang. “Lihatlah raut wajah pengecutnya. Bukankah tadi siang kau sangat hebat? Semuanya, apa kalian tidak penasaran dengan sihirnya?” “Bagaimana jika kita mengujinya?” “Ohoy, janganlah. Kita bisa dibuat babak belur nanti.” “HAHAHA.” “Kalau begitu, kita lihat bagaimana dia membuat kita babak belur.” Salah seorang dari merek
Usai seluruh pengumuman turnamen diumumkan, kemudian Ketua Sekte baru yakni Ketua Tian pun mengumpulkan para pemenang 10 besar turnamen, termasuk Zhang Xu Feng yang masih merasa kemenangannya tak masuk akal pula berkumpul di dalam aula utama Sekte Taiyun. “Bukankah dia Zhang Xu Feng?” “Benar, itu dia. Yang benar saja. Bisa-bisanya dia mendapatkan peringkat 9. Juri yang menilainya sungguh tidak adil.” Beberapa murid Sekte Taiyun yang berkumpul di aula kerap membicarakan kemenangan Zhang Xu Feng yang dianggap tak masuk akal. “Apa kalian lihat-lihat? Ah, aku tahu. Kalian pasti iri ‘kan karena tidak bisa sebaik Zhang Xu Feng. Akui saja!” celetuk Mu Lan seraya memajukan dagunya ke sekelompok murid yang ada di aula. “Hah! Kau pasti sedang bercanda. Untuk apa juga kami iri kepada pecundang sepertinya?” tantang murid wanita bernama Shen Yuan yang memenangkan peringkat 8. “Memang dua orang yang cocok,” ejeknya seraya memincingkan lirikannya. “Kalian memang cocok. Dua orang yang masuk sekt
Tidak ada cara lain lagi. Satu-satunya cara menghentikan keagresifan Tian Chun hanya dengan menyegel tubuhnya ke dalam peti es yang ditempeli banyak jimat. Tubuh Tian Chun akhirnya berhasil disegel, lalu dirantai dengan kuat, dan juga diberi formasi. Menurut pendapat Tetua Chonghua, Tian Chun yang saat ini sudah tak lagi bernyawa. Hanya menyisakan jasad kosong yang telah sepenuhnya menjadi boneka yang telah dikendalikan. Setelah berhasil menyegel tubuh Tian Chun di sebuah goa, Ketua Sekte dan Tetua Chonghua akhirnya meninggalkannya dalam keadaan khawatir. Sedangkan di aula utama, para murid telah lama menunggu kedatangannya. *** “Menurutmu … apa yang di maksud boneka hidup oleh Ketua Sekte?” tanya Mu Lan kepada Zhang Xu Feng yang sejak tadi hanya melamun sepanjang perjalanan menuruni gunung. “Ah? Aku tidak tahu. Mungkin … .” “Manusia hidup yang bisa memakan manusia. Zhang Xu Feng, hati-hati boneka hidup itu akan memakanmu. Haaarggh!” Mu Lan menakut-nakuti Zhang Xu Feng hingga berh
“Di mana ini? Arrggh,” lirih Zhang Xu Feng sembari memegangi kepalanya yang terasa sangat pusing. Samar-samar pandangannya mengedar ke sekitar dan mendapati saudara seperguruannya yang lain terkurung di sebuah sel penjara. Suara bising suara banyak orang yang meminta pertolongan menggema ke seisi ruangan. Akan tetapi, anehnya Zhang Xu Feng tak melihat orang lain selain kedua seniornya. “Senior! Senior!” panggil Zhang Xu Feng dengan lantang. Berusaha keras membangunkan Mu Lan dan juga Mu Gang. “Senior!” Tap … Tap … Tap … Reflek Zhang Xu Feng menutup mulutnya tatkala mendengar suara langkah kaki yang saling bersahutan. Selang beberapa menit kemudian, muncullah seorang pria yang asing namun sepertinya Zhang Xu Feng pernah melihatnya di satu tempat. ‘Ternyata itu mereka,’ batin Zhang Xu Feng. Teringat terakhir kali sebelum mereka tak sadarkan diri, dua orang pria asing tiba-tiba muncul dan sepertinya itu mereka. Set! Dengan sigap Zhang Xu Feng membaringkan tubuhnya seraua memejamka
Hantaman keras membanting tubuh Zhang Xu Feng dan ketiga seniornya. Dari arah tak terduga, muncul seorang manusia yang tak tampak seperti manusia. Ya, manusia itu adalah salah satu manusia boneka hasil eksperimen. Kekuatannya jauh lebih kuat daripada manusia biasa. Sementara Mu Lan dan Mu Gang yang berusaha melawannya justru dibuat babak belur."Errrgghhh!" erang Mu Lan tatkala monster itu berhasil mencekik leher Mu Lan dan mengangkat tubuhnya hingga melayang."Seniorr!!!" teriak ZhangXu Feng.Sementara Mu Gang reflek melancarkan serangan, namun gagal karena serangannya terpental melukai dirinya sendiri."Oucch!" erang Mu Gang yang jatuh tersungkur membentur dinding gua.Zhang Xu Feng bergegas menghampiri Mu Gang seraya membantunya berdiri."Jangan sentuh aku! Ini semua karenamu. Jika saja kita ... lupakan! kau memang sangat merepotkan!" cerca Mu Gang dengan sikap ketus dan tatapan tajam dan dingin. Baru saja bangkit, Mu Gang tanpa putus asa menyerang sang monster yang tak juga melep