Share

Bab 11

Setelah merasa lebih baik. Aku pun beranjak dari dalam toilet dengan perasaan yang lebih ringan. Namun, baru saja kubuka pintu toilet perempuan, aku mendapati sosok yang tengah berdiri tak jauh dari sini sambil bersandar pada dinding di lorong toilet dengan tangan bersedekap. Sepasang netra kami pun bertemu.

“B--Bara?” Aku mengucap nama itu hampir tanpa suara.

Bara mengulas senyum, lalu menegakkan tubuhnya dan berjalan mendekat. Kedua tangannya masuk ke dalam saku celana. Gaya coolnya masih sama seperti dulu.

“Hai! Gimana kabarnya, Jingga?” Dia bertanya dengan wajah penuh senyuman. Sorot mata itu, menatapku lekat dan masih sama seperti dulu.

Awalnya aku sudah hendak berlari dan menghindar. Malas rasanya sekadar menjawab sapaan dari dia. Lelaki pengecut yang bersembunyi di balik ketiak ibunya itu kini datang.

“Baik … permisi! Saya duluan!”

Aku menjawab setelah meredam degub jantung yang sudah seperti genderang perang. Ada rasa cinta, benci, sakit hati dan … rindu.

Ah, menyebalkan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
siti fauziah
jingga jadi perempuan jangan lemah ya, ngapain juga tadi di minta berhenti sama istrinya bara malah berhenti...‍♀️
goodnovel comment avatar
Bintang ponsel
koq emosi yaa sma bara, pengencut benci aku maen peluk2 jingga pulak tu jingga pun oon polos bgt klo aku ku gampar tu laki
goodnovel comment avatar
Nim Ranah
Bu Fera melamar
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status