Share

Bab 19

“Bismillah … move on, Jingga!”

Ayunan langkahku akhirnya membawaku ke hadapan pria itu. Pak Banyu tampak tengah duduk sambil menatap layar gawai. Jika dulu, Bara menungguku sambil merokok, maka berbeda dengan dia. Pak Banyu, sepertinya bukan seorang perokok. Bahkan tak pernah aku menemukan sebatang rokokpun ketika aku mengajar less di rumahnya.

“Sudah siap?” Dia mendongak. Aku tersenyum kikuk sambil mengangguk. Pahatan wajahnya yang dewasa dan tampan, jujur aku akui memiliki pesonanya sendiri.

Pak Banyu berdiri. Dia berjalan mendekat ke arah pintu. Aku mengernyitkan dahi. Mau apa dia? Namun akhirnya paham ketika dia memanggil Ibu dan bicara padanya.

“Bu, saya mohon izin ajak Jingga jalan dulu.”

Aku menatap punggung lebarnya yang membelakangiku. Dulu Bara yang selalu begitu. Ah, Tuhan tolong … hapuskan dia dari ingatanku.

“Iya, Pak Banyu. Hati-hati di jalan!” Ibu tersenyum dan mengangguk. Dia tampak segan dan hormat juga pada Pak Banyu yang usianya terpaut cukup jauh dariku.

Aku t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status