Share

16. Luka yang Semakin Dalam

Satu jam, dua jam, bahkan sudah lima jam suamiku tak kunjung datang. Berkali-kali aku membuang napas kasar, berharap bisa sedikit saja mengurangi sesak yang semakin menghimpit dada. Membuat ibu jadi geram dan memutuskan untuk menelpon mas Hamdan. Aku sudah melarangnya karena ini sudah malam, tapi ibu tetep kekeuh ingin menelpon anak semata wayangnya tersebut.

Tak hanya aku yang menunggu, tapi masakan kesukaannya yang berada di atas meja tetap utuh tak tersentuh menunggu sang pemilik makanan datang untuk menghabiskannya.

"Assalamualaikum, Bu." sapa mas Hamdan di sebrang sana.

"Waalaikum salam," jawab ibu ketus.

"Kenapa, Bu?" tanya mas Hamdan dengan suara serak mungkin dia sudah tidur.

"Hamdan, kamu masih nanya kenapa ibu menelponmu?" kata ibu sedikit menaikkan nada suaranya.

Aku mengelus lengan ibu guna meredam emosinya.

"Apakah Hamdan berbuat kesalahan?" Tak adakah dia merasa bersalah pada diri yang sudah berjam-jam menunggunya,

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (8)
goodnovel comment avatar
sulikah
Najma sampai kapan kamu akan menangis terus demi orang ke 3 fikirlah secara rasional di mana 2 poligami tdk ada kebahagian di dalamnya karena satu dengan yg lainya merasa cemburu dan sakit hati...
goodnovel comment avatar
Rifdah Nisa
masya allah..sabar memang obat orng yg berpoligami..mk ny jngn coba² seperti najma klu ngak mau skt hti..
goodnovel comment avatar
Makandolu Effy
o'on di prlihara sih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status