"Permintaanku kali ini... aku harap... pria yang saat ini sedang bersamaku, dapat membalas perasaanku kepadanya," ucap Claudia penuh keyakinan sembari menatap wajah Alvin dari samping.
Alvin yang mendengar ucapan Claudia itu langsung mengernyitkan dahinya. Pria itu menolehkan wajahnya ke samping agar dirinya bisa melihat seluruh wajah Claudia.
"Maaf... tapi sepertinya permintaanmu itu tidak akan pernah menjadi nyata," ucap Alvin.
Glek.
Claudia menegak ludahnya dengan kasar.
"Aku sudah menikah, Claudia. Aku adalah pria yang sudah beristri."
Rasa panas menjalari punggung Claudia. Ia sangat malu, sangking malunya, wanita itu tak berani menatap mata Alvin.
Astaga... bagaimana kata-kata memalukan itu bisa keluar dari mulut Claudia? Nampaknya, Claudia memang sudah benar-benar kehilangan akalnya.
"Tapi... aku t
Berhari-hari semenjak kejadian malam peringatan hari tunangan Alvin dan Kanaya yang kedua tahun itu, hubungan antara Alvin dan Kanaya semakin merenggang. Sudah berhari-hari juga, Alvin selalu pulang terlambat ke rumah mereka dan pergi ke perusahaannya pagi-pagi sekali.Awalnya, Kanaya mengira jika Alvin melakukan hal itu karena pria itu sedang memiliki proyek besar yang sangat membutuhkan dirinya. Namun, lagi-lagi semua itu hanya pikiran naif Kanaya. Dari Loco, Kanaya tau jika suaminya itu beberapa kali menghabiskan waktunya bersama dengan Claudia.Terkadang, mereka akan bertemu di perusahaan Alvin, di rumah Claudia atau di tempat-tempat umum seperti restoran dan café mahal yang pastinya sudah dibooking seluruhnya oleh Alvin. Sepertinya, pria itu tak ingin pertemuan mereka diketahui oleh publik. Cih!Jujur, hati Kanaya sangat sakit ketika mendengar hal itu dari Loco. Namun, Kanaya
"Tiket," ucap seorang bodyguard bertubuh tambun yang sedang berjaga di pintu masuk yacht. Bodyguard itu dan satu teman nya yang lain bertugas untuk mengawasi tamu-tamu yang masuk ke dalam pesta yacht ini. Mereka harus memastikan bahwa di antara tamu-tamu itu, tidak terselip satu orang anggota kepolisian yang sangat nasionalis, karena hal itu akan membawa petaka bagi pemilik bisnis yang mengadakan pesta yacht ini."2 VVIP," ucap Loco sembari menyodorkan dua tiket berwarna hitam dengan tulisan berwarna gold yang menambah kesan elegan tiket itu.Bodyguard bertubuh tambun itu langsung mengambil tiket itu dan mengecek keaslian masing-masing tiket itu dengan melakukan pengecekan terhadap kode QR yang terdapat di tiket itu.Setelah memastikan bahwa tiket itu adalah tiket asli, bodyguard itu langsung menyerahkan kedua tiket itu kepada teman bodyguard nya yang lain. Namun, nampak nya, pengecekan identi
"Mereka belum memanggilku, jadi aku menghabiskan waktuku untuk bersenang-senang disini. Lagipula, Madrid lebih baik daripada Sisilia," ucap Loco sembari menampilkan senyumannya.Apa yang dikatakan oleh Loco itu memang benar adanya. Dibandingkan tinggal di Sisilia, Loco lebih suka tinggal di Madrid. Di Madrid, Loco tak perlu repot-repot memikirkan tentang nyawanya yang mungkin saja bisa hilang kapan saja, namun saat dia berada di Sisilia, untuk tidur 2 jam saja, rasanya Loco tidak mampu.Rasa antisipasi milik pria itu sangat tinggi ketika berada di Sisilia. Mungkin hal itu karena Loco adalah seorang penjahat buronan yang selalu menjadi target para polisi Sisilia. Selain itu, Sisilia juga terkenal dengan angka tindak kriminalnya yang sangat tinggi. Meskipun Loco adalah seorang penjahat, namun ia juga mewaspadai teman se pekerjaan nya... well... karena dalam dunia kejahatan, tidak ada satupun orang yang bisa kau percayai. Semua orang adalah musuh mu.
"Apa anda yakin ingin menjual rumah anda, nyonya? Rumah anda sangat indah, anda mungkin tak akan bisa mendapatkannya kembali jika anda menjualnya kepada saya," ucap seorang wanita yang berada di samping Kanaya tanpa bisa mengalihkan tatapan takjubnya dari rumah megah Kanaya yang hendak dibelinya. "Saya yakin sekali ingin menjual rumah saya. Saya dan keluarga kecil saya ingin pindah ke tempat yang lebih sepi," jawab Kanaya tak kalah ramahnya. "Ah... semoga anda bisa menemukan rumah impian anda," ucap wanita itu sembari tersenyum. Kanaya menganggukkan kepalanya dengan mantap. Setelah percakapan singkat itu, Kanaya langsung menyerahkan kunci rumah yang telah ditempatinya bersama Alvin selama beberapa tahun terakhir kepada wanita tersebut. Wanita itu juga menyerahkan selembar cek ke depan Kanaya. Kanaya lantas membiarkan wanita itu melangkahkan
Kanaya ashifa pratama ialah gadis muda yang memiliki kesederhanaan dan wajah yang mampu memikat para lelaki. ia berasal dari keluarga terhormat, ayah nya Alden leon pramata ialah ayah yang begitu tangguh membesarkan putrinya.Kanaya di kenal sebagai wanita yang lemah lembut, Sederhana, dan baik hati.Bisa di katakan, kehidupan Kanaya begitu indah, di sayang banyak orang, berasal dari keluarga terhormat dan menjadi satu satu nya cucu perempuan dari keluarga Pratama.Namun siapa sangka, di balik senyum ceria yang selalu ia pancarkan, ia menyimpan luka dan kerinduan yang amat besar kepada seseorang yang sangat berjasa dalam hidupnya.Ialah ibunya. Kanaya begitu merindukan wanita yang telah berjuang melahirkan nya ke dunia. Wanita yang selalu merawatnya ketika sakit, wanita yang selalu menasehatinya denga
Paginya, Kanaya bangun dengan wajah segar seperti tak terjadi apa apa semalam.Ia pun mulai melakukan rutinitas seperti biasanya.Setelah usai, Naya melangkah menuju ke dapur, karena maid belum datang. Maka dari itu ia yang akan membuat sarapan pagi bersama ayahnya.Naya termasuk wanita yang gak pandai memasak, maka itu ia hanya membuat nasi goreng ala kadarnya. Untung lah ayah nya tidak banyak pilih pilih makanan, yaps bisa di bilang naya itu anak yang sangat menyukai kesederhanaan.Meskipun hidup bergelimpangan harta, naya tak pernah menyombongkan dirinya apa lagi menghambur hambur kan uang untuk hal yang berguna.Jika kebanyakan anak orang kaya lainnya, akan mengoleksi tas harga miliyaran, justru naya hanya memiliki beberapa tas di lemari nya itu pun yang termahal 30 juta, pemberian dari ayah nya.Karena naya tau bertapa sulitnya mencari uang. Pekerjaan naya adalah menj
2 minggu berlalu Kini Kanya sudah memutuskan apa yang harus ia lakukan, ia sudah memikirkannya matang matang, dan semua resikonya akan ia tanggung.Kanaya menghampiri ayahnya yang sedang berkutat di depan komputer, di ruang kerja nya.Tok. Tok. Tok."Ayah...""Masuk," kata Alden.Setelah mendapat izin, Kanaya dengan gerakan pelan membuka pintu itu, dan berjalan ke arah ayahnya yang fokus pada komputer di depannya."Apa Kanaya ganggu ayah," tanya Kanaya melihat ayah nya sedang sibuk."Enggak, tapi tumben putri ayah ke sini," jawab Alden sembari masih fokus pada komputer nya."Naya pengen ngebahas masalah 2 minggu yang lalu yah soal perjodohan itu."Alden mengalihkan fokusnya pada komputer lalu menatap seksama naya, siapa tau aja kan ia salah dengar."Ayah kira kamu udah lu
Flashback on.6 tahun yang lalu.Saat Alvin baru menduduki kelas 3 SMA, tak sengaja saat pulang sekolah, ia menabrak seorang gadis. Gadis itu terluka pada bagian kaki nya, Alvin segera turun dari motor dan membantu gadis yang baru saja ia tabrak."Sorry gue gak sengaja," kata Alvin sambil berjongkok di hadapan gadis itu dan mengecek apa saja yang terluka pada gadis itu.Gadis itu yang tadi nya menunduk, menjadi mendongak ketika mendengar Penuturan Alvin. Tak sengaja, pandangan mereka bertemu dan terdiam untuk beberapa saat, ada perasaan asing yang Alvin rasakan ketika menatap gadis di depan nya.Gadis yang di ketahui masih SMA, di lihat dari seragam sekolah nya namun berbeda dengan seragam yang di kenakan Alvin, itu artinya mereka berbeda sekolah."Kaki lo berdarah, sakit ya," kata Alvin menunjuk pada kaki si gadis."Lumay