Share

Masa lalu Alvin dan kisah cintanya.

Flashback on.

6 tahun yang lalu.

Saat Alvin baru menduduki kelas 3 SMA, tak sengaja saat pulang sekolah, ia menabrak seorang gadis. Gadis itu terluka pada bagian kaki nya, Alvin segera turun dari motor dan membantu gadis yang baru saja ia tabrak.

"Sorry gue gak sengaja," kata Alvin sambil berjongkok di hadapan gadis itu dan mengecek apa saja yang terluka pada gadis itu.

Gadis itu yang tadi nya menunduk, menjadi mendongak ketika mendengar Penuturan Alvin. Tak sengaja, pandangan mereka bertemu dan terdiam untuk beberapa saat, ada perasaan asing yang Alvin rasakan ketika menatap gadis di depan nya.

Gadis yang di ketahui masih SMA, di lihat dari seragam sekolah nya namun berbeda dengan seragam yang di kenakan Alvin, itu artinya mereka berbeda sekolah.

"Kaki lo berdarah, sakit ya," kata Alvin menunjuk pada kaki si gadis.

"Lumayan," jawab gadis itu.

"Gue anter ke rumah sakit ya," kata Alvin.

"Gak usah. Gue buru buru," ucap gadis itu, berusaha berdiri. Alvin segera membantu nya.

"Tapi lo luka gara gara gue, gue tetap harus tanggung jawab," kata Alvin namun lagi lagi mendapat gelengan dari si gadis.

"Santai aja, gue gak papa kok. Ibu gue dokter, biar ibu gue aja yang ngobatin."

"Kalo gitu, biar gue antar sampai ke rumah," kata Alvin.

"Makasih buat niat baik loh. Cuma supir gue udah datang tuh," kata gadis itu menunjuk sebuah mobil yang baru saja tiba dan berhenti di hadapan mereka yang posisi nya berada di pinggir jalan.

"Kalo gitu, gue boleh minta nomor lo," kata Alvin.

Gadis itu mengernyit bingung dengan permintaan Alvin. Namun pada akhirnya tetap memberikan nomor itu.

"Ok, thanks," kata Alvin.

"Hmm," gumam gadis itu hendak naik ke mobil namun lagi lagi di hentikan oleh Alvin.

"Kenalin nama gue Alvin," kata Alvin sambil mengulurkan tangan nya dan di sambut hangat oleh si gadis.

Gadis itu pun, benar benar pergi.

Alvin memandangi nomor yang di berikan si gadis, senyuman nya terbit saat melihat gadis itu.

"Apa gue lagi jatuh cinta ya," gumam alvin.

"Tau ah, mending gue balik," Alvin pun menjalankan motor nya kembali ke rumah.

Dan sejak pertemuan tak sengaja itu, Alvin dan si gadis mulai dekat meskipun hanya sekedar chat an tanpa bertemu. Tapi hal itu membuat Alvin menaruh hati pada gadis itu.

Kini, Alvin sedang berbaring di kamar nya, sembari memandangi foto gadis pujaan hati nya, ya. Semenjak itu, Alvin jatuh cinta pada si gadis cantik itu.

Alvin sedang membuka obrolan chat dengan gadis itu. Ia berniat akan mengajak nya jalan besok mumpung libur. Tapi ia ragu, apa gadis itu akan mau di ajak jalan dengan nya, meskipun mereka sudah cukup kenal, tapi tetap saja Alvin ragu.

Tapi jika mereka hanya ngobrol lewat ponsel, Alvin tidak akan pernah bisa untuk dekat atau pun memberitahu tentang isi hatinya. Alvin mencintai gadis itu untuk pertama kalinya.

Hi

21.46

Yuna

Ya?

21.49

Mengetahui yuna nama si gadis, panggilan khusus untuk dia, membalas pesan nya, alvin semakin gugup, padahal mereka sudah sering chat an.

Lagi apa?

Aku ganggu nggak?

21.50

Yuna

Lagi ngerjain tugas.

Enggak kok

21.52

Ohh.

Semangat ngerjainnya, jangan malam malam tidurnya ya.

21.53

Yuna

Iya, thanks.

Btw ada apa, kok malam gini nge chat?

21.54

Mmm gak sih

Gak penting juga.

21.55

Yuna

Ih apaan gak penting.

Jangan bikin penasaran dong.

21.56

Aku tadinya mau ngajak kamu jalan besok.

Tapi keknya kamu sibuk.

Maaf ya...

21.57

Yuna

Ngapain minta maaf?

Besok aku gak lagi sibuk kok.

Aku mau, biar gak gabut juga di rumah

21.58

Seriusan?

Aku gak maksa loh ini, kalo kamu gak mau juga gak papa.

21.59

Yuna

Aku serius.

Aku tunggu besok jam 9 ya.

22.00

Makasih yun.

22.00

Yuna

Sama sama.

Ok. Gue mau tidur dulu ya, udah ngantuk dari tadi.

22.01

Iyah. Mimpi indah yuna.

22.02.

Alvin begitu senang, akhirnya ia bisa mengajak yuna jalan berdua. Dan semoga aja sih besok gak ada halangan.

Pagi harinya, Alvin bangun awal sekali, seperti ketika ia akan berangkat sekolah pada hari senin. Selalu melakukan seluruh keperluannya, Alvin turun dengan pakaian yang rapi ke dapur.

Karin, mamanya mereka heran, tumben sekali Alvin bangun sepagi ini, apa lagi sedang libur, itulah kira kira batin karin sembari menyiapkan makanan.

"Tumben udah rapi sepagi ini, mau kemana?" tanya si mama.

"Mau ketemu sama teman," jawab Alvin fokus pada handphone nya.

"Mau ngedate ya" tebak karin yang mampu membuat alvin gugup seketika, tapi berusaha untuk tetap tenang.

"Enggak ma. Alvin itu cuma mau ketemu sama teman, udah lama Alvin gak ketemu sama dia," elak Alvin.

"Oh kirain. Yaudah habisi makanan nya. Mama bangunin papa dulu."

"Iya ma," jawab Alvin. Karin pun pergi.

Pukul 08.00

Alvin sudah berangkat menuju ke rumah Yuna. Ia sengaja cepat, karena jaraknya memang cukup jauh. Lebih baik cepat daripada terlambat kan.

Beberapa menit kemudian....

Alvin kini telah sampai, di sebuah rumah berlantai 3 itu. Tak lama, Yuna datang sambil menentang tas ransel kecil di punggung nya, membuat ia tampak sangat imut.

"Udah lama nunggu ya," kata yuna menghampiri Alvin.

"Gak kok, baru aja nih. Yaudah yuk berangkat," balas Alvin.

Mereka berdua pun memasuki mobil Alvin. Sengaja bawa mobil, kan bareng cewek.

Akhirnya, mereka menghabiskan waktu berdua layaknya sepasang kekasih. Dan pulang, saat sore hari.

1 tahun berlalu

Selama satu tahun ini, mereka hanya bertemu empat kali,  karena kan juga sudah kelas 12, jadi mereka terlalu sibuk untuk sekedar bertemu. Dan kini, hari kelulusan bagi siswa kelas 12 pun tiba.

Alvin yang sudah terlanjur jatuh cinta itu, sontak saja bahagia. Ia ingin mengajak yuna untuk satu kampus dengan nya, agar mereka bisa sering bertemu.

Namun ada hal yang Alvin tidak ketahui, status dari yuna. Ia tidak tahu apakah gadis yang berhasil mencuri hatinya itu telah mempunyai kekasih atau belum, karena selama ini mereka gak pernah menyinggung atau pun membahas hal seperti itu, mereka berteman layak nya teman biasa pada umum nya.

Selesai upacara kelulusan, mereka semua pulang. Gak tahu apa ini mimpi atau bukan namun Alvin melihat seorang gadis yang mirip sekali dengan yuna, gadis  yang berhasil membuat ia jatuh cinta dengan nya.

Posisi nya sedang menyamping dan mengobrol dengan salah seorang murid yang satu sekolah dengan nya.

Karena penasaran, alvin memutuskan untuk menghampiri gadis itu.

Saat sampai, alvin dapat melihat bahwa gadis itu ialah yuna. Membuat hatinya begitu senang, ia tak menyangka gadis itu datang di hari kelulusan nya, bukan kah ini adalah hadiah yang paling indah. Hal itu membuat Alvin semakin yakin gadis itu benar benar jodoh nya. Apakah Alvin terlalu percaya diri bahwa Yuna itu jodoh yang di kirimkan Tuhan padanya.

"Hai," sapa Alvin dengan sedikit canggung.

Gadis itu kemudian mengalihkan pandangannya kepada Alvin.

"Yaudah gue cabut, kak alvin udah datang," kata salah satu adik kelas Alvin.

"Iya, thanks ya," balas gadis itu sambil tersenyum.

Senyuman yang mampu membuat Alvin mematung di tempat, sebelum nya ia memang tak pernah melihat gadis itu tersenyum semanis ini, ini pertama kalinya ia melihat nya, dan itu benar benar indah.

"Mmm kamu ngapain kesini? Maksud aku apa teman atau saudara kamu juga sekolah disini?" tanya Alvin.

"Gak. Gue kesini buat ketemu sama lo," kata yuna membuat debaran di hari Alvin semakin terpacu.

"Maksud nya? Ketemu aku, aku gak salah dengar nih," kata Alvin, ia takut terlalu kepedean.

"Gue kesini buat ngasih lo ucapan selamat udah lulus," kata gadis cantik itu tersenyum ceria pada Alvin.

"Makasih. Tapi bukan cuma aku kan yang lulus, kamu juga. Aku juga mau ngucapin selamat dan semoga apa yang kamu impikan dapat terwujud."

"Thanks Alvin. Btw kamu mau lanjut di indonesia atau luar negeri?" tanya yuna.

"Aku belum tahu pasti, masih bingung. Mmm

Kamu mau gak satu kampus dengan aku," kata alvin mengutarakan niat nya.

"Kamu ngajak aku? Kenapa?" tanya yuna bingung.

"Kan kita teman, meskipun kita baru setahun kenal, tapi aku merasa nyaman berteman dengan kamu, dan aku pengen satu kampus dengan kamu agar aku lebih bisa semangat terus belajar nya. Kan kita juga gak pernah satu sekolah," ucap Alvin.

"Terimakasih buat tawaran nya. Tapi seperti nya aku gak bisa. Maaf."

"Ohh, yaudah gak papa," ucap Alvin tak ingin memaksa gadis itu.

"Kedatangan aku kesini, ingin ngasih kamu sesuatu," ucap yuna sambil memberikan sebuah paper bag ke hadapan Alvin.

"Kenapa harus repot repot ngasih hadiah nya, aku aja gak ngasih kamu apa apa loh."

"Gak papa, lagian gue udah nyiapin ini dari semalam. Sebagai tanda terima kasih gue pada lo," kata yuna.

"Ini beneran buat gue?"

"Iya, gue harap lo bisa menerima nya. Ini kado buat lo atas kelulusan lo, pokok nya lo harus tetap semangat melanjutkan kuliah, dan terus membanggakan orang tua lo," kata gadis itu sambil tersenyum.

"Thanks," kata Alvin menerima kotak itu, baru saja alvin ingin membuka nya, dengan segera gadis itu memberhentikan nya.

"Jangan di buka dulu," kata nya.

"Ok, gue akan buka kalo sudah sampai rumah."

Setelah itu, hening terjadi di antara mereka. Sebelum akhirnya gadis itu kembali bersuara.

"Alvin, apa lo punya perasaan lebih buat gue?" tanya gadis to the point.

Alvin yang mendengar itu pun, tentu saja terkejut. Bagaimana bisa gadis itu tahu perasaannya.

"Kenapa tiba tiba bertanya begitu?"

"Gue ngerasa lo itu punya perasaan pada gue. Perasaan lebih dari sahabat iyakan," ucap Yuna serius.

"Sorry, tapi sejak pertemuan itu, aku mulai suka sama kamu," kata Alvin merasa bersalah.

"Lo jangan suka sama gue. Gue mohon," ucap yuna memandang tepat di iris mata Alvin.

"Pacar lo marah ya?" tanya Alvin.

"Bukan soal itu. Gue bukan orang yang baik buat lo, gue itu cerewet, banyak maunya, gak mau ngalah, keras kepala, banyak makan, dan cuma bisa bikin orang susah. Jadi saran gue, lo cari gadis yang pantas buat lo."

"Tapi lo gadis yang pantas buat gue," kata Alvin begitu tulus.

"Sorry vin, gue gak bisa. Jangan cinta sama gue, karena kita gak jodoh."

"Gak, yun. Gue gak bisa buat menghilangkan perasaan ini. Gue udah terlanjur sayang sama lo."

"Sorry vin,Gue harus pergi sekarang, selamat tinggal," kata yuna dan melangkah pergi tak peduli dengan terik teriakan Alvin.

"Gue akan nunggu lo, gue akan nunggu sampai lo mau menerima gue," teriak Alvin.

Alvin menghela nafas kasar, lalu beralih menatap hadiah yang di berikan yuna padanya. "Gue sayang sama lo bukan tanpa alasan."

Alvin pun pulang dengan perasaan kacau dan hati nya sakit. Gadis itu tidak mencintai nya.

Sampai di rumah, alvin langsung ke kamar. Ia membuka kotak pemberian dari gadis itu.

Ada sebuah surat, note kecil, dan juga sebuah kalung berbentuk hati namun terbelah, mungkin pasangannya gadis itu yang menyimpan nya.

Tanpa membaca surat atau pun note itu, alvin menutup kembali kotak itu.

Lalu fokus memandang kalung yang di berikan padanya itu.

"Katanya lo gak cinta, tapi lo ngasih gue sebuah kalung. Apa ini sebagai kode kalo lo juga suka sama gue," kata Alvin sambil tersenyum. Mungkin aja gadis itu malu, untuk mengaku kalo ia juga mencintai Alvin.

Namun ada satu hal yang Alvin lewatkan, surat yang seharusnya ia baca malah tak di sentuh sedikit pun oleh Alvin.

1 minggu berlalu,

Alvin masih tak tahu jika yuna telah pergi meninggalkan nya.

selama seminggu ini, yuna gak pernah membalas pesan dari nya apa lagi ketika ia menelpon gak ada jawaban hanya ada suara operator. Entah kenapa membuat nya khawatir.

Alvin galau. Ia memikirkan kata kata yang pernah gadis itu ucapkan beberapa hari yang lalu.

"Apa maksud semua ini?" tanya nya pada kalung yang di berikan gadis itu.

"Aku gak ngerti, apa maksud kamu memberi ku ini. Apakah sebuah harapan atau sebagai tanda perpisahan. Maaf aku sudah terlanjur jatuh cinta sama kamu, dan untuk melupakan mu itu rasanya sulit, aku gak bisa melakukannya."

Hening

Sekitar 25 menit lamanya, terjadi keheningan. Kemudian ia mengingat ketika ada sebuah surat di kotak itu bersama kalung ini. Namun ia tak sempat membacanya.

Dengan terburu buru, Alvin mengambil kembali kotak itu. Kemudian ia mengambil surat dan note kecil itu.

Isi note

Alvin selamat tinggal, sorry gue harus pergi, jaga diri lo baik baik.

Isi surat

To Alvin, sahabat jauh gue

Hai Alvin. Mungkin saat lo baca surat gue ini, gue sudah ada di bandara. Sorry gue gak bisa pamit secara langsung sama lo, gue takut lo benci sama gue.

Terimakasih atas perhatian kecil yang selalu lo kasih sama gue selama 1 tahun, terimakasih udah menjadi teman gue.

Tapi ada Satu hal yang gak boleh lo lakuin, yaitu menaruh perasaan lebih dari sekedar teman. Gue sebenarnya tau kalo selama ini lo suka sama gue vin. Tapi sorry gue gak bisa, gue gak sebaik yang lo kenal.

Gue harus pergi, demi cita cita gue. Jika lo sayang sama gue, gue mohon lupain gue, lupain segalanya. Karena percuma, gue gak suka sama lo, kita gak di takdir kan.

Jangan cari gue vin, raihlah cita cita lo, jadilah orang hebat di masa depan. Agar kelak ketika gue udah balik ke Indonesia lo udah jadi orang hebat dan memiliki pasangan.

Gue menganggap lo sebagai teman gak lebih. Jadi tolong anggap gue juga sebagai sahabat. Maaf jika ini nyakitin perasaan lo, tapi gue harus mengatakan ini agar lo gak terus terusan berharap sama hal yang tak pasti.

Dan untuk kalung itu, aku sengaja memilih kalung yang permata hati, aku juga menyimpan bagian yang lainnya sebagai kenang kenangan.

Gue minta sama lo jaga kalung itu, anggap dia sebagai hal yang berharga dari hidup mu.

Terima kasih untuk semuanya, bahagia lah, bersama seseorang yang akan menemanimu selamanya. selamat tinggal.

From

Yuna.

Membaca surat itu, Alvin menangis di kamar nya. Ia bodoh karena tak membaca nya terlebih dahulu, ia bahkan mengabaikan nya selama 1 minggu.

"Sorry gue gak bisa ngabulin permintaan lo, gue gak bisa lupain lo. Kalo pun lo gak bisa membalas cinta gue, gak papa. Tapi tolong jangan meminta gue untuk melakukan hal yang sulit gue lakuin."lirih nya pada selembar surat itu.

Plasback off.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status