Share

Putri dan Gabriel

Gabriel Ezra abraham

Ialah nama dari pemuda tampan yang saat ini berusia 23 tahun, seumuran dengan putri. Pemuda yang bukan hanya memiliki wajah rupawan, kekayaan yang berlimpah namun ia juga memiliki hati yang begitu baik.

Pemuda yang biasa di sapa gabriel itu, memiliki perasaan kepada Putri sejak 2 tahun yang lalu. Awalnya, ia hanya menganggap putri sebagai sahabat nya, seperti yang lain. Namun, tiga tahun bersahabat, sejak kedatangan putri. Ia mulai memiliki perasaan hingga saat ini.

Gabriel berbeda dari yang lain. Jika pemuda seusianya akan menghabiskan waktu di luar ketika malam, ia hanya akan tinggal di rumah dan menghabiskan waktu bersama keluarga atau pun belajar di kamar nya hingga ia tertidur.

Karena baginya masa muda bukan hanya untuk kesenangan dan kebebasan saja. Dan Gabriel tak ingin masa muda nya hanya sia sia saja.

Bukan putri membenci gabriel, hanya saja ia tidak menyukai sikap overprotektif gabriel padanya.

Waktu itu, putri sedang makan di kantin kampus. Namun, ada dua orang cewek, yang memang merupakan musuh nya di kampus. Cewek itu menyirami nya dengan tepung serta melempari nya juga dengan telur busuk yang entah di dapat dari mana.

Semua orang menertawakan nya. bukan hanya itu, mereka juga menggunting gunting rambut panjang nya hingga sepunggung. Hampir saja, semua rambut nya habis oleh perbuatan kedua mahasiswa itu. Jika saja, gabriel tidak datang dan menolong nya.

Putri hanya bisa menangis, di perlakukan seperti ini. Di bully di negara orang. Tentu saja hal itu menyakitkan untuk nya. Di permalukan hingga rambut yang ia rawat dan sayang dari dulu, kini hanya tinggal sepunggung.

Gabriel menatap tajam mereka semua terutama kedua gadis itu. Dengan marah, gabriel mengeluarkan mereka berdua dari universitas miliknya serta menghukum semua orang yang tadi menertawakan putri tanpa ada yang berniat menolong nya.

Dan sejak saat itu lah, gabriel overprotektif padanya. Ia yang selalu menjemput dan mengantar nya pulang. Puri juga bersyukur berkat gabriel tak ada lagi yang menganggu nya. Jangankan menganggu, memandang putri saja, gabriel akan marah.

Saat ini, mereka sedang berada di perjalanan untuk pulang. Mereka berada di satu mobil, dengan gabriel yang menyetir.

"Putri," panggil nya.

Putri menoleh tanpa menjawab.

"Kamu mau langsung pulang?" tanya gabriel.

"Emang nya kenapa?" tanya balik putri.

"Mau gak kalo kita ke taman dulu, ada yang ingin aku bicarakan," ucap nya.

"Kenapa gak di sini aja?" tanya putri.

"Di sini kurang nyaman."

"Ok. Tapi gue gak bisa lama," jawab putri mendapat anggukan dari gabriel.

Beberapa menit....

Mereka sampai di taman greenwich park.

Gabriel turun duluan, untuk membukakan pintu pada putri. Bukan putri yang meminta, tapi gabriel sendiri lah yang ingin melakukan nya.

"Kamu mau ngomong apa," kata putri setelah mendudukkan dirinya di sebuah bangku.

"Tapi jangan marah ya."

"Kenapa emang?"

Gabriel tampak nya ragu untuk berbicara. Tapi ia harus memberitahu ini tentang putri.

"Mommy dan daddy ku ingin kita menikah."

Sebuah kalimat yang di ucap kan oleh gabriel seharusnya tak pernah di dengar oleh putri.

Putri emang gak terkejut mendengar itu, karena ia sudah mengetahui nya. Jadi, yang dia lakukan hanya diam, tak bereaksi apa pun.

"Maaf. Mungkin ini salah. Tapi kamu memang lah wanita yang aku tunggu tunggu," lanjut gabriel.

Putri masih tetap diam mendengarkan tanpa menanggapi.

"Putri. Kamu adalah wanita yang selalu aku impikan, wanita yang solehah, berhati baik, penyayang dan selalu ada untukku ketika aku lagi terpuruk."

"Riel. Maaf, tapi kita itu cuma teman, dan aku tidak memiliki perasaan apa pun padamu," jawab putri.

"Aku tahu itu. Tapi sejak kehadiran mu, aku jadi sadar, dunia ini hanya sementara dan ada dunia lain yang menunggu kita untuk selamanya."

Putri dulu memang sering menceritakan tentang hal hal islam pada gabriel.

"Dan aku yakin, kamu bisa membimbing ku ke surga, tempat indah yang selalu kamu ceritakan itu."

"Maaf. Tapi kita itu berbeda agama, beda keyakinan. Dan aku mencari seseorang yang bisa menemaniku di dunia maupun di akhirat kelak," ucap putri dengan mata berkaca kaca.

Ia juga sebenarnya gak tega menolak gabriel yang sudah sangat baik kepadanya dan keluarganya. Ia sangat merasa bersalah apa lagi saat melihat wajah sedih gabriel.

"Aku bisa masuk islam. Aku akan belajar tentang ajaran islam. Aku mencintaimu putri. Dan kalau pun kamu ingin tinggal di indonesia alu siap. Aku akan meninggalkan semua nya demi kamu," ucap gabriel dengan serius. Masih berusaha agar putri mau menerima nya.

"Terimakasih untuk niat baik mu. Itu adalah hal yang baik jika kamu masuk islam. Tapi aku tidak memiliki perasaan apa pun padamu," ucap putri memandang lurus ke depan.

"Apa kamu tidak memiliki perasaan sedikit saja padaku?" tanya gabriel sedih.

Anggukan kepala putri berikan sebagai jawaban. Gabriel hanya tersenyum tipis melihat itu.

Seharusnya ia juga sadar diri, mereka hanya sahabat dan gak akan bisa lebih.

"Kita sudah bersahabat selama 5 tahun. Dan aku sangat berterima kasih, karena kamu telah menemani hari hari ku. Tanpa kamu mungkin aku tidak tahu, bagaimana aku sekarang. Kamu banyak membantu ku selama ini, dan menjadi teman pertama ku saat ada disini. Kamu mengajari ku banyak hal, membuatku menjadi orang yang beruntung bisa mengenal mu. Tapi maaf aku juga gak bisa memaksakan hati ku. Aku tidak menerima mu jika aku tidak mencintai mu," ucap putri.

"Seharusnya aku yang berterima kasih putri. Kamu orang yang berbeda yang pernah aku temui. Terima kasih telah menjadi sahabat ku dan semoga bisa untuk selamanya," kara gabriel tulus.

"Kalo kamu emang gak bisa, aku gak akan memaksa," lanjut nya.

"Terima kasih. Aku yakin kamu akan mendapatkan wanita yang jauh lebih baik dari aku," kata putri. Kini ia sudah bisa tersenyum.

"Iya. Kamu juga," balas gabriel.

"Mau pulang sekarang?" tanya gabriel.

Hari memang sudah sore.

"Yaudah, yuk," kata putri dari duduk nya. Mereka pun meninggalkan taman.

****

Sampai di rumah putri...

"Makasih ya selalu nganter aku pulang," ucap putri sebelum keluar dari mobil.

"Gak masalah. Aku yang senang bisa mengantar kamu," balas gabriel dengan senyuman menawan nya.

"Mau mampir dulu."

"Lain kali aja. Sampai salam aku sama om dan tante."

Putri mengangguk lalu turun dari mobil, setelah mobil gabriel menjauh, baru lah putri masuk ke rumah nya.

"Assalamualaikum," ucap putri membuka pintu rumah.

Keheningan menjawab salam nya. Karena memang tak seorang pun si rumah itu. Putri melangkah masuk dengan pikiran yang kembali pada saat di taman.

"Apa gue salah ya nolak dia?" batin putri.

"Tapi gue gak bisa menerima seseorang yang gak gue cinta. Gabriel sorry...."

Putri memejamkan matanya, berharap apa yang tadi terjadi hanyalah mimpi.

3 jam berlalu...

Dari yang hanya ingin menenangkan pikiran, ia malah tertidur di sofa, hingga tak sadar kedua orang tua nya sudah pulang.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status