Share

Bab 10

Setelah mengecek Wa milik Mas Rayan, aku pun beralih ke galeri. Mungkin Mas Rayan menyimpan salah satu foto wanita itu. Nihil, tak kutemukan satu foto pun di sana. Galeri itu hanya dipenuhi oleh fotoku juga dirinya sendiri.

Mas Rayan tiba-tiba bergerak dalam tidurnya. Lekas aku simpan kembali benda pipih itu. Setidaknya aku sudah mempunyai nomor wanita yang bernama Rumaisha.

Aku pun naik kembali ke atas ranjang. Memejamkan mata dan tertidur.

Selepas solat subuh, aku bergegas turun ke bawah. Menuju ke dapur di mana sudah mulai terdengar suara-suara khas perdapuran.

"Pagi, Mbok," sapaku pada Mbok Acih yang sedang menyiapkan sarapan.

"Pagi, Nyony eh, Luna," jawab Mbok Acih serba salah.

Aku hanya tersenyum.

"Luna bantu ya, Mbok?"

"Gak usah. Biar Mbok aja. Luna duduk saja," tolak Mbok Acih.

"Gak apa-apa. Soalnya Luna juga bingung mau ngapain. Di rumah juga biasanya suka bantuin ibu masak."

Mbok Acih hanya mengangguk sambil tersenyum.

"Duh, mantu ibu yang cantik udah di dapur aja," tutu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status