Share

Bab 11

Menatap bocah polos itu. Entah kenapa tiba-tiba hatiku mencelos. Aku teringat pada adikku satu-satunya yang sudah meninggal dulu. Usianya persis sebesar ini saat adik yang begitu kusayangi itu mengembuskan napas terakhirnya karena sakit. Saat itu aku begitu terpukul. Terpuruk karena kehilangan. Usiaku baru sepuluh tahun kala itu.

"Dia Tante Luna. Hasan sun tangan dulu ya," titah Rumaisha lembut sambil membelai pucuk kepala anak yang dipanggil Hasan itu.

Perlahan Hasan pun melangkah mendekat ke arahku. Meski ragu, namun akhirnya tangan mungil itu terulur. Aku pun ikut mengulurkan tangan.

"Saya Hasan Tante," ucapnya seraya mencium punggung tanganku. Jadi ini Hasan yang dimaksud dalam pesan Mas Rayan untuk Rumaisha. Yang selalu ditanyakan kabarnya. Dia memang anak yang sopan. Pantas Mas Rayan menyayangi anak tirinya itu.

"Nama Tante Luna. Panggil saja Tante Luna ya?" pintaku sambil tersenyum dan mengusap kepalanya lembut.

Bocah itu mengangguk. Lalu mundur kembali ke arah Rumaisha.

"Hasa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
bagus Luna kmu wanita baik2 kmu serahkan Rayan k Rumaisa yg g ada kerjaan nya cacat dn janda punya anak lagi ..klo kmu masi bisa nyari jerja ..
goodnovel comment avatar
Yati Syahira
btul pisah aja luna
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status