Share

Bab 18

Rasa ingin tahu, membuat aku berkali-kali memeriksa ponsel. Nyatanya itu malah membuat aku tak nyaman. Akhirnya kesal sendiri, saat sore menjelang, tak juga muncul pesan atau apa pun di ponselku.

"Itu, kenapa mukanya gitu?" tanya Mas Dika keheranan saat aku bergabung menyaksikan acara televisi.

"Tau ah!" jawabku malas, sambil memencet tombol remot, mencari alternatif acara.

"Makan dulu sana. Es krimnya masih kan?"

"Masih. Iya deh, boleh juga. Mas mau?"

"Enggak, buat kamu aja," diacaknya rambutku yang kubiarkan tergerai. Gegas aku berdiri, mengambil sebungkus es krim dan mulai menikmati isinya.

"Mas!"

"Apa, Dek?"

"Kenapa nggak Mas Dika aja yang duluan nikah?"

Ia tak segera menjawab, malah ngeliatin aku yang lagi asyik menikmati es krim.

"Yah, dia nanya gitu. Gampang kalau Mas Dika."

"Beneran gampang? Emang udah ada calonnya? Kenalin dong!"

Kuhentikan sejenak dari mengunyah es krim, melihat Mas Dika hingga ia tergagap.

"Ya … ya
Заблокированная глава
Продолжайте читать эту книгу в приложении
Комментарии (1)
goodnovel comment avatar
Sarti Patimuan
Mas Dika memang kakak terbaik
ПРОСМОТР ВСЕХ КОММЕНТАРИЕВ

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status