Kiss for Prince Kouza

Kiss for Prince Kouza

By:  Jasmine  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
81 ratings
57Chapters
15.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Myan mendapati dirinya terbangun di hamparan padang rumput berbunga yang luas setelah terperosok ke dalam jurang dari tebing yang tinggi, saat mendaki gunung dalam acara kebersamaan karyawan yang diadakan oleh perusahaannya. Masih dalam keadaan bingung, datang seorang pria yang berpenampilan dan berpakaian asing turun dari kuda putihnya. Ia menghampirinya, berlutut di hadapannya, dan mengulurkan tangannya. "Kau Sang Pembebas," ucapnya kemudian. Siapakah dia? Di manakah Myan berada?

View More
Kiss for Prince Kouza Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Mia Ananta
Mantap Ceritanya ......
2022-02-03 23:14:41
1
user avatar
icher
ceritanya menegangkan. penuh tanda tanya. bikin penasaran terus. semangat berkarya thor...
2022-02-03 20:40:29
1
user avatar
Raka Putri
Deg-deg an panas dingin.... wkwk!
2022-02-01 08:13:48
2
user avatar
malapalas
BACA novel berjudul :FREL. Banyak kejutan di dalamnya. Selain tentang cinta segitiga yang bikin baper, gemes dibumbui humor dan mengharubirukan, kalian akan disuguhi dg persahabatan, keluarga, luka dan rahasia di masa lalu orangtua yang akan membuat cerita lebih seru dan menjungkirbalikkan perasaan.
2022-01-30 16:30:59
1
user avatar
Mia Ananta
Bagus ceritanya rekomendasi banget buat para pembaca, dan semangat buat Authornya ......
2022-01-25 23:20:09
1
user avatar
Cheezyweeze
bagus semua. tetap semangat berkarya
2022-01-23 00:29:22
1
user avatar
Momyko
Yah...agk sedih,udah tamat aja ni tau tau.. tapi gpp lamjut kisah-kisah gemes lainnya ya thor. aku suka bgt pokoknya... salah satu author fav aku.aku nantikan karya-karya lainnya pokoknya.....semngat author mimin...haha, kk jasmine!
2021-12-01 18:10:20
2
user avatar
Momyko
Selalu sukaaa....Luv Devon, Myan!
2021-11-18 17:10:49
1
user avatar
Saturnus uranus1
semangat terus ya fitunggu kelanjutannya
2021-11-18 15:40:30
1
user avatar
Rezquila
bagus kak lanjutkan, aku suka ceritanya
2021-11-18 15:23:55
1
user avatar
Tane
Seru, Kak. Jalan ceritanya nggak ketebak
2021-11-18 14:32:03
2
user avatar
Soffia
semangat!!!
2021-11-18 13:39:15
1
default avatar
Syane
Jalan cerita yang tidak biasa, lanjut thor, jamgan kelamaan up tapi....hehehehe
2021-11-14 21:36:04
1
user avatar
Aksara Rindu
Waah genre kesukaanku ini. Go Myan
2021-10-23 13:17:12
1
user avatar
Eternalbee
semangat yaaaa......... penasaran ceritanya
2021-10-22 23:27:15
1
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 6
57 Chapters
1. Perjalanan
 Suara petir yang bergemuruh dan angin kencang yang menderu-deru segera menghentikan Myan dari aktivitasnya. Kanan dan kiri meja kerjanya sudah kosong. Tampaknya hanya dia yang masih tertinggal di kantor untuk menyelesaikan laporan terakhirnya. Ponselnya berdering saat ia mulai membereskan mejanya. "Halo" Myan segera menjawab panggilan itu. "Apa kau belum selesai juga?!" suara di seberang sana terdengar tidak sabaran. "Lima menit lagi oke, aku sedang merapikan mejaku sebentar" Rick, kekasihnya yang memiliki sifat sedikit tidak sabaran sedang menunggunya di depan kantor untuk menjemputnya. Tak ingin membuat Rick menunggu terlalu lama, Myan bergegas keluar ruangan. Baru beberapa langkah, tiba-tiba semua lampu padam. Mungkin ada pemadaman listrik mengingat cuaca yang sedang tidak bersahabat. Myan terpekik kecil ketika tidak sengaja menabrak sebuah meja. Dia segera mengeluarkan ponselnya untuk penerangan. M
Read more
2. Pertemuan
Myan mulai dapat merasakan kembali tubuhnya. Jari-jarinya mulai bergerak perlahan, meraba-raba permukaan yang dapat tersentuh olehnya. Samar-sama ia mulai dapat mendengar suara serangga yang seolah bernyanyi. Mungkin itu suara serangga-serangga penghuni pohon. Wajar karena dirinya sedang berada di gunung sekarang. Myan dapat merasakan semilir angin yang menerpa wajah dan rambutnya. Wangi bunga yang lembut pun samar-samar dapat tercium olehnya. Sinar matahari yang menyilaukan pun dirasa sedikit mengganggunya. Perlahan, Myan mulai membuka matanya. Mengangkat tangannya untuk menghalangi terik matahari yang menyorot wajahnya. Seolah tersadar, ia mengamati jemari tangannya yang terpantul sinar matahari. Myan lalu duduk dengan tiba-tiba. Ia teringat dirinya terperosok jatuh ke dalam jurang saat pendakiannya. Dengan ketinggian itu pasti tulang-tulangnya bisa remuk dan... Oh! apa yang terjadi?! Myan meraba tubuhnya, memeriksa tangannya. Menekan ba
Read more
3. Tekad
Kouza mendesak maju menciumi Myan yang masih tercengang. Myan berusaha mendorong dada Kouza yang terus menekannya. Hingga akhirnya Kouza menyudutkannya merapat di pojok dinding. Menahan kepala Myan dan mendekap erat tubuhnya. Myan terkunci dan tak dapat bergerak. Kouza yang seperti telah terlena, belum terpuaskan memagutnya. Ia memasukkan lidahnya lebih dalam lagi, mencari-cari, menghisap dan menuntut tanpa henti. Myan sendiri mau tak mau mengikuti permainan Kouza hingga mendesah tak tertahankan, sangat kewalahan dengan serangan Kouza yang bertubi-tubi itu. "Kou... hh... Kouza... tolong hentikan," bisiknya disela-sela cumbuan Kouza. Myan mencoba beberapa kali lagi untuk berusaha berpaling menyudahi ciuman Kouza, tetapi masih tidak berhasil. Kouza menguncinya hingga sulit bergerak bebas.  Baru beberapa saat kemudian, setelah Kouza memutuskan untuk menyudahinya, Myan dapat mengambil kesempatan untuk sedikit menjauhkan wajahnya darinya.
Read more
4. Bertahan Hidup
  Myan telah berganti baju dengan terusan gaun malam berwarna merah tua yang lebih tebal dan hangat dibandingkan dengan pakaian yang dikenakannya tadi. Rambut cokelat panjangnya ditata cantik dengan gaya yang sesuai dengan gaun panjangnya malam ini. Ia tidak begitu kesulitan beradaptasi dengan pakaian yang ada di sini. Ditambah, Myan dibantu dalam segala hal oleh para pelayan. Walau merasa canggung, ia hanya akan menerimanya saja, agar ia tidak kesulitan sendiri. "Benar-benar luar biasa," gumamnya lirih. Myan mulai mengamati bagian-bagian ruangan dan istana tempatnya berada. Kalau-kalau situasinya tidak baik dan sewaktu-waktu dibutuhkan, ia sudah hapal dan ingat di mana saja letak-letak ruangan dan pintu keluarnya agar bisa melarikan diri.  Yang pasti ia harus segera mempelajari dan mencari jalan keluar dari istana agar dapat kembali lagi ketempatnya ditemukan pertama kali. Selesai bersiap, Myan dibimbing memasuki salah satu
Read more
5. Serangan
  "Apa maksudmu dengan menikah?" Myan yang begitu terkejut, menatap Kouza dengan penuh tanya. "Tentu saja kau akan menikah denganku." ucap Kouza. "Mengapa? Apakah harus? Maksudku, mengapa aku harus menikah denganmu?" Kouza mengerutkan keningnya. "Kau tidak ingin menikah dengan seorang pangeran?" tanyanya tak mengerti. "Maksudku, mengapa kita tiba-tiba harus menikah? Bukankah jika kita menikah, kita harus saling menyukai? Kita harus saling mengenal dahulu?" "Karena kau adalah Kisha. Dan aku memang menyukaimu," ucap Kouza jujur. "Kau tidak menyukaiku?" tanya Kouza lagi. Myan menggigit bibir bawahnya. Ia tak mengerti mengapa Kouza bisa dengan mudah mengatakan hal itu. "Bukan begitu, bukan berarti aku membencimu. Hanya saja, kita harus saling cocok bukan?" "Aku akan menunggumu menyukaiku jika kau belum merasakan hal yang sama Myan. Aku akan berusaha membuatmu menyukaiku. Seperti aku yang menganggapmu adalah tak
Read more
6. Perintah
Pelupuk mata Myan dipenuhi dengan air mata yang menggenang. Wajahnya terasa panas. Perasaannya bercampur aduk menjadi satu. Antara kesal, marah, malu, dan shock membuat darahnya seolah mendidih. "Apa kau baru saja menyerang seorang pangeran?!" geram Kouza menatap tajam Myan. Myan terbelalak mendengar tuduhan Kouza. Perlahan ia berdiri dengan selimut yang masih membungkus tubuhnya. Mengusap air matanya yang menetes dan dengan mata yang berapi-api mendekati Kouza. Mencengkeram baju Kouza dengan tangan satunya. Mendekatkan wajahnya pada Kouza, "MENYERANGMU?! Hah apa?! Kau bilang aku menyerangmu?! Apa kau sudah tak waras?! Dasar pangeran bajing*n!!! Kau yang menyerangku saat aku tidur! Kau pria berengs*k!! Pangeran apanya?! Kau hanya pangeran mesum!! Cabul!! Apa kau tahu aku sudah terlalu frustasi karena masuk ke dalam duniamu! Sekarang kau memperlakukanku seperti ini?!! Kau mau memperkos*ku??!!! Kenapa??! Apa karena kau seorang pangeran kau berhak melakukan itu padaku?! HAAAHHH???!!!"
Read more
7. Perjanjian
Aroka berjalan cepat menuju istana utama dengan diiringi beberapa pengawal kepercayaannya. Ia hendak menyampaikan pesan langsung kepada baginda raja dan ratu. Dilihatnya wanita paruh baya yang merupakan kepala pelayan utama sang Ratu, sedang berjaga di depan ruang singgasana. "Madia, Pangeran memberi titah yang ingin beliau sampaikan kepada Baginda Raja dan Ratu," lapornya. Saat itu, Madia wanita kepercayaan sang Ratu sedang berjaga dengan beberapa pelayan yang menemaninya. Madia mengangguk. Kepala pengawal kepercayaan Kouza masuk ke dalam ruang singgasana kerajaan. Dengan penuh khidmat dan hormat, Aroka membungkuk sebelum menyampaikan pesan dari sang Pangeran. "Hormat Baginda, hamba membawakan pesan dari Pangeran untuk disampaikan kepada Baginda Raja dan Ratu" "Sampaikanlah," jawab Baginda Raja. "Pangeran mengatakan bahwa hari ini beliau ingin mengadakan pernikahan dengan Kisha, Sang Pembebas." Raja Zais dan Ratu Shila tampak
Read more
8. Bersitegang
Raia seketika membeku. Tidak dapat melangkahkan kakinya lagi untuk mendekat ke arah Kouza. Sebelumnya jika bisa, begitu inginnya ia berhambur ke dalam pelukan Kouza, pangeran tampan dan sekaligus teman masa kecilnya itu yang sudah mencuri hatinya sejak usia mereka masih sama-sama 10 tahun. Raia mengepalkan kedua tangannya untuk menahan nyeri yang dirasakan di dalam dadanya. Melihat Kouza menggenggam tangan gadis lain di depan matanya sungguh membuatnya sangat cemburu. Kouza bahkan mengacuhkannya begitu saja saat berjalan melewatinya. "Ayah, ada yang ingin aku sampaikan," ucap Kouza sambil menggandeng tangan Myan untuk mendekat ke arah Raja Zais, ayahnya. Myan tampak ragu dan takut-takut berada di tengah-tengah ruangan yang dipenuhi dengan orang asing. Ia tadi hampir saja kabur saat Kouza menariknya masuk ke dalam ruangan pertemuan ini. Sayangnya Kouza begitu erat menggenggam tangannya, hingga Myan hanya bisa pasrah mengikutinya. "KOUZA...!! " Raja
Read more
9. Malam Panas
Segerombolan pria berjubah hitam saling melesat berlarian melalui pohon-pohon lebat yang berada di dalam hutan. Mereka berlari secepat kilat dengan gesit seolah sedang berlomba-lomba untuk mendekati perbatasan Kerajaan Tarcha.Dengan lihai mereka bersembunyi di antara pepohonan. Mereka mengamati benteng penjagaan perbatasan yang sedang dijaga oleh para prajurit perbatasan di beberapa pos penjagaan.Dalam pekatnya malam, nampaknya para penjaga benteng tidak menyadari keberadaan sekelompok mata-mata yang saling berpencar itu.Salah seorang yang tampak seperti pemimpin gerombolan mengisyaratkan untuk melakukan pergerakan dengan perlahan-lahan mendekati benteng penjagaan.Beberapa prajurit penjaga yang sedang berpatroli seketika terjaga waspada saat sayup-sayup terdengar gesekan kaki-kaki yang berlari melesat menerobos rumput ilalang tinggi, dan semakin mendekat ke arah mereka. Mereka belum sempat menarik pedang ketika kilatan-kilatan cahaya tiba-tiba menyerang dan mengoyak tubuh mereka se
Read more
10. Pergerakan
Sinar hangat yang menembus melalui jendela kamar, tepat menyinari wajah polos Myan yang masih terlelap. Myan sedikit terusik dengan terik hangat yang dirasa terlalu menyilaukan. Matanya masih terpejam walau kesadarannya sudah mulai pulih. Kelopak matanya terasa masih terlalu berat untuk dibuka. Myan mencari-cari perlindungan dari serangan sinar matahari pagi. Tubuhnya menggeliat, kepalanya bergerak-gerak untuk menghindari sorotan pada wajahnya. Ia terus mendesak, hingga akhirnya menemukan sandaran yang nyaman. Bagaikan anak kucing, Myan kembali meringkuk dan menempatkan posisi tidurnya dengan nyaman dalam dekapan bidang kokoh yang sangat hangat dan terasa padat itu. Tangannya meraba-raba bidang nyaman yang menyelubunginya itu, berusaha untuk menariknya lebih dekat. "Jangan memancingku, ini sudah pagi," Suara maskulin yang sedikit parau terdengar jelas di telinganya. Walau matanya masih terpejam, Myan dapat merasakan belaian lembut pada kepalanya. Tung
Read more
DMCA.com Protection Status