Share

Karma

Berbanding terbalik dengan kesuraman yang terjadi di rumah sakit, Suasana di ballroom hotel bintang lima ibu kota itu masih sangat meriah. Setelah tadi pihak keluarga dikejutkan dengan kedatangan Agni, kini keadaannya telah kembali normal.

Andi dan Laras sudah di rawat oleh tim medis yang di panggil Rani. Batang hidung Andi, sepertinya sedikit retak. Setelah acara berakhir, mereka berencana pergi ke Rumah sakit untuk Rontgen. Sementara Laras, wanita itu sudah memperbaiki make up nya, MUA yang mereka sewa sedikit repot karena harus menutup lebam di pipi Laras dan hidung Andi. Untungnya semua bisa teratasi, jadi pestanya kembali di lanjutkan. 

Meskipun ada beberapa orang yang masih diam-diam membahas masalah ini, termasuk pihak keluarga besar Laras. Khususnya Kedua orang tua Laras.

Dua orang paruh baya itu sangat marah atas kejadian ini. Pasalnya selama ini mereka tidak tahu bahwa putri yang mereka bangga banggakan ternyata tidak lebih dari seorang perebut suami orang.

Ibunda Laras adalah orang yang paling kecewa dengan kelakuan putrinya itu.  Bagaimana mungkin putrinya menyakiti wanita lain, dengan mengatasnamakan  sesuatu yang disebut cinta. Apalagi wanita yang dikhianati oleh sang Putri, adalah sahabat dekatnya sendiri. Entah mau ditaruh di mana muka mereka saat bertemu Agni nantinya.  

Selama ini Kedua orang tua Laras memang tidak pernah bertemu dengan suami Agni. Saat pertama kali bertemu dengan Andi mereka tidak mencurigai apapun, karena Andi bertemu dengan mereka tanpa mengenakan cincin pernikahan.

Saat Shaka dan Rani Pramono datang melamar Laras, mereka juga tidak  pernah menyinggung tentang status Andi yang masih menjadi suami sah dari wanita lain. Pasangan suami istri Prayoga itu benar-benar merasa telah ditipu oleh Shaka dan Rani, juga putrinya dan Andi. 

Ini memang salah mereka juga, karena tidak menyelidiki latar belakang Andi terlebih dahulu. Tapi ya, nasi sudah menjadi bubur. Mereka hanya bisa pasrah saja. 

Farhan Prayoga, Ayah Laras, sudah ingin meninggalkan tempat itu sejak tadi, tetapi dicegah oleh sang istri.

Sudah cukup Laras melemparkan kotoran kewajah mereka. Jika Farhan juga pergi, entah bagaimana penilaian orang-orang  tentang keluarga mereka. Untuk itulah Farhan dan Gina tetap bertahan ditempat itu, menebalkan muka dan ikut menyapa para tamu undangan yang kebanyakan adalah rekan bisnis Farhan. 

....

Berbeda dengan kedua orang tua Laras, Kebahagiaan justru tergambar jelas diwajah Laras dan Rani Pramono. Sangat jelas  bahwa pasangan mertua dan menantu itu telah lama menunggu hari ini.

Memang bukan hanya Laras yang menunggu saat-saat seperti ini, Rani juga telah lama mananti hari ini. Hari dimana ia bisa menyombongkan diri, karena memiliki menantu yang berasal dari keluarga terpandang.

Saat Andi menikah dengan Agni dulu,  Rani sempat  menjadi bahan olok-olokan teman-teman sosialitanya. Mereka menertawakan dirinya, karena memiliki menantu yang miskin.

Itu juga salah satu alasan mengapa Rani sangat membenci Agni. Menurut Rani, Agni hanya benalu dalam kehidupan putranya. Rani yakin, kalau Andi layak mendapatkan wanita yang lebih baik daripada Agni. 

Begitu pula dengan Laras. Laras yang merasa menjadi ratu hari ini, terus berkeliling menyapa tamu-tamunya. Tidak sedikit orang yang memandangnya dengan sinis, apalagi setelah insiden tadi. Namun tidak dipedulikan olehnya. Laras sadar, setelah ini predikat perebut suami orang akan terus melekat pada dirinya. Tapi, selagi Andi menjadi miliknya, gunjingan orang-orang hanya menjadi angin lalu bagi Laras.

Hingga suara sinis di balik puggungnya membuyarkan euphoria kebahagiaan Laras. 

"Jalang, tetap saja jalang.” 

Tanpa berbalik pun ia sudah tau siapa yang berbicara.

“Jaga mulut Lo! Status gue sekarang kakak ipar Lo. Jadi lo harus hormatin gue, adik—ipar,” kata Laras dengan menekan kata adik ipar. Membuat sang lawan bicara mendengus.

"Ngapain jaga mulut, faktanya kan emang gitu. Dan... jujur ya, gue baru pernah liat orang yang nggak tau malu kayak lo. Udah jadi pelakor, minta di buatin resepsi gede lagi. Tujuan lo tuh apa sih, mau pamer anak hasil hubungan gelap lo sama suami orang?” ucap Kinan, sepupu Andi. Sambil memandang rendah Laras. 

Kinan adalah sepupu Andi dari pihak ayahnya. Salah satu orang yang secara terang-terangan menunjukan ketidak sukaannya pada Laras. Para sepupu Andi memang tidak pernah menunjukkan rasa suka mereka pada Agni, akan tetapi, tanpa orang lain bahkan Agni sendiri ketahui, mereka sangat menyukai Agni bahkan menerima Agni. Untuk itulah banyak dari antara mereka yang tidak menyukai Laras, salah satunya adalah Kinan. 

Laras yang mendengar kata-kata menusuk dari Kinan, hanya bisa menahan dirinya untuk tidak mecakar wajah Kinan. Laras tidak ingin merusak pestanya. Karena itulah, dia segera berbaur bersama tamu yang lain, meninggalkan Kinan yang tengah tersenyum puas.

’Karma's coming—Laras’ bisik Kinan tersenyum miring. 

***

Ditengah hingar bingar pesta yang tengah berlangsung, Awan mendung sedang membayangi dua orang berbeda usia yang  duduk di sudut Ballroom hotel. Sejak Agni meninggalkan tempat itu, mereka berdua sama sekali tidak menunjukkan raut kebahagiaan. 

Pasangan Ayah dan putrinya itu merasa sangat malu pada Agni. Dulu, mereka meminta Agni secara baik-baik. sekarang, orang terkasih mereka secara sadar menyakiti Agni. 

"Ayah tidak tau lagi bagaimana menghadapi Agni. Ayah sangat malu saat ini. Kali ini, kakakmu sudah keterlaluan,"  Suara Shaka Pramono memecah keheningan di tempat itu. 

"Bukan hanya kak Andi yang keterlaluan, kita semua melakukan hal yang sama. Bertahun - tahun menutupi semuanya dari kak Agni.  Aku lagi mikirin gimana nasib Aska kedepannya," balas Andin. 

"Ayah hanya takut Agni membawa Aska pergi. Dilihat dari tabiat Agni, bukan tidak mungkin ia akan membawa Aska pergi jauh," Ucap Shaka lagi. 

Andin hanya menanggapi dengan anggukan. Mereka sama-sama tau bahwa kakak iparnya itu memiliki pendirian teguh. Ia tidak mau di pandang sebagai wanita lemah oleh orang lain.

"Kalian terlalu banyak berpikir, toh kalau Agni pergi pun kita masi punya Laura cucu kita yang cantik. Lagian, aku yakin Laras bisa memberikan kita Cucu laki-laki yang tampan, bahkan lebih tampan dari pada Aska, yang asal usul ibunya saja tidak jelas," suara Rani Pramono menggema disudut Ballroom. Tatapan sinis menghiasi wajah wanita paruh baya itu. 

menahan geram, Shaka dan Andin hanya bisa menjauh dari Rani. Mereka tidak ingin membuat keributan yang akan membuat keluarga mereka menjadi malu.

Shaka sadar kelakuan istrinya sudah sangat kelewatan kali ini.  Bahkan nama cucu laki - lakinya pun dibawa - bawa. Dengan tangan terkepal, shaka pergi berbaur dengan tamu undangan. Namun sebelum benar-benar pergi, Shaka sempat membisikkan sesuatu yang membuat Rani terpaku.

"Kamu akan menyesal karna perbuatanmu, Ran. Dan saat kamu sadar, semua sudah terlambat!" ucap Shaka pada Rani sebelum  benar-benar berlalu dari sana. 

Setelah menetralkan debaran jantungnya, Rani bergumam. "Aku tidak akan menyesal mas. Keputusanku adalah yang terbaik untuk putra kita," ucapnya lebih kepada dirinya sendiri. Untuk meyakinkan dirinya, bahwa dia tidak salah mengambil keputusan

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status