Share

Maaf

Agni tercekat mendengar ucapan Sherly. Informasi penting yang ingin disampaikan oleh sahabatnya itu ternyata tentang kemalangan yang menimpa mantan suaminya. 

Sherly yang melihat perubahan pada wajah Agni segera berucap, "Maaf ya, Tha. Gue bener bener nggak ada maksud buka luka lama Lo, gue cuman mau berbagi aja kok, serius," Ucap Sherly sembari mengangkat dua jarinya membentuk huruf 'V'. 

Agni hanya membalasnya dengan senyum. Ada rasa iba  yang menyusup ke dalam hati Agni, tetapi segera ia tepis. Mereka telah memiliki jalannya sendiri. Andi dan Laras yang memilih jalan ini, Agni tidak harus peduli tentang hal apapun tentang mereka.

“Ekhm.. Aku nggak apa-apa kok Sher, cuman kaget aja tadi. Aku turut prihatin sama keadaan mereka. Cuma, mau gimana lagi, kami sudah punya jalan masing-masing." Agni mencoba menenangkan Sherly. "Mmm, ya udah, aku bangunin Aska dulu ya, Sher.” lanjut Agni. Kemudian berlalu dari sana. 

Saat sampai di depan pintu kamar milik Aska, Agni menghentikan langkahnya. Dia sempat ragu untuk masuk kedalam, Agni tidak ingin menunjukkan raut iba di wajahnya pada sang putra. 

Bohong jika ia mengatakan kata-kata Sherly tadi tidak mempengaruhinya. Jauh di dalam lubuk hatinya, ia merasa kasihan pada keluarga baru mantan suaminya itu. Jika hal ini terjadi dulu saat mereka masih bersahabat, ia pasti akan menemani dan menghibur Laras. Namun, semuanya sudah tidak sama lagi. 

Menyadari pikiran absurd nya, Agni segera menggelengkan kepalanya dengan keras. ‘mereka orang jahat,' batin Agni. 

Saat merasa cukup tenang, Agni memutar handle pintu kamar Aska, kemudian masuk kedalam kamar putranya itu. Di dalam kamar yang di dominasi warna biru Dongker itu, putranya masih nyaman bergelung di dalam selimut bermotif tokoh Superhero bertopeng kelelawar miliknya. 

Aska memang sangat menyukai Pria kelelawar itu. Setiap kali mereka menonton serial itu, putranya selalu berkata akan menjadi superhero, agar bisa menjaga Agni. Hal yang membuat Agni tersenyum sendiri jika mengingatnya. Aska masih sangat kecil, tetapi cara berpikirnya sudah seperti orang dewasa. 

Agni bukannya tidak menyadari, jika putranya dewasa sebelum waktunya. Akan tetapi ia menolak untuk percaya hal itu. Bagi Agni, Aska tetaplah Bayi kesayangannya. 

Merasa bahwa ia telah lama berdiri di ambang pintu kamar putranya. Agni segera  melangkah masuk, sampai kesamping ranjang Aska, menundukkan kepalanya kemudian memberikan kecupan pada pipi putranya itu. “Sayang.. Sayang bangun, udah pagi,” bisik Agni.

Aska yang merasa tidurnya di ganggu membuka sedikit matanya, “Bunda..” Suara serak khas bangun tidur yang terdengar kekanakan terdengar.

“Aku masih ngantuk, Bun. Lima menit lagi, ya,” ucap Aska Mencoba menawar.

Namun, dijawab dengan gelengan oleh Agni, “Nanti Abang terlambat. Bangun sekarang ya, udah di tungguin sama Aunty Sherly.”

Dengan sedikit enggan, bocah Lima tahun itu mengangguk, kemudian segera beranjak turun dari ranjangnya.

“Seragamnya udah bunda siapin ya, Bang. Bunda tunggu di ruang makan!” Ucap Agni dengan suara sedikit keras. Mengingat putranya yang saat ini ada di dalam kamar mandi. Kemudian keluar dari kamar Aska. 

...

Sherly yang melihat kedatangan Agni, segera bertanya, "Aska udah bangun?" 

"Iya, lagi mandi, sebentar lagi juga datang," jawab Agni. 

"Gue mau minta maaf lagi, Tha. Serius deh gue nggak ada maksud apapun pas cerita soal mereka," Ucap Sherly.

Raut penyesalan sangat nampak pada wajahnya. Ia menyadari bahwa topik tentang Andi dan Laras masih menjadi momok menakutkan bagi Agni. Namun, dengan bodohnya dia malah membahas mereka. 

"Nggak apa-apa Sher, sungguh. Aku hanya merasa sedikit iba pada mereka, itu saja."

Setelah mendengar ucapan Agni, Sherly akhirnya bisa menghembuskan nafas lega. 

....

Suara langkah kaki kecil, menghentikan obrolan Agni dan Sherly, mereka langsung mengalihkan pandangan pada Aska yang telah rapih dengan sergam Taman Kanak Kanak miliknya. 

"Widihhh... Ganteng banget ponakan Aunty. Pasti udah punya pacar kan? Atau banyak yang ngincar? Ayo ngaku..." Sherly mencoba menggoda bocah tampan itu. Namun, tidak di gubris oleh Aska. 

Sherly tidak merasa terganggu sama sekali, dia sudah hafal dengan tabiat Aska yang dingin. Entah dari mana Aska mendapatkan sifat itu, mengingat Andi dan Agni yang murah senyum pada siapapun. 

Agni yang melihat interaksi Aska dan Sherly hanya menggelengkan kepalanya. Hal seperti ini sudah menjadi 'makanan sehari-hari' bagi Agni.

"Jangan godain dia lagi, Sher. Ayo Bang, makan dulu." Agni menengahi mereka berdua, sebelum sang putra mengeluarkan kalimat sarkas yang menyakitkan miliknya. 

"Habis ini Abang di antar sama Aunty ya, Bunda mau langsung ke Swalayan buat beli bahan kue dan kopi buat Kafe." Agni mencoba memberikan pengertian pada putranya. 

"Iya, Bun." Aska menjawab sembari tersenyum kearah Ibunya. Senyum mahal yang hanya ditujukan pada Agni.

***

Setelah melepas kepergian putranya dan Sherly, Agni bergegas mengendarai mobil miliknya kearah Swalayan terbesar di kota itu. Mobil ini merupakan bagian dari harta Gono gini dari perceraiannya dengan Andi kala itu. 

Waktu itu Agni tidak ingin menerimanya, namun karena paksaan dari sang ayah mertua yang mengatakan bahwa Aska membutuhkan mobil. Akhirnya Agni menerima mobil ini. Ada sejumlah uang juga, yang Agni gunakan untuk membuka usaha miliknya.  

Saat mobilnya sampai pada pelataran parkir, Agni bergegas turun. Kemudian melangkah kedalam Swalayan.

Setelah mengambil troli belanja, Agni segera larut dalam kegiatannya membeli semua hal yang ia butuhkan. Karena terlalu fokus dengan kegiatannya, Agni tidak memperhatikan langkahnya, hingga dia tidak sengaja menabrak punggung tegap seorang Pria.

"Maaf," Ucap Agni sambil menunduk. 

Karena tidak mendapat respon apapun, Agni segera mengangkat wajahnya. Terlihat seorang Pria tampan, dengan netra sepekat malam, hidung yang mancung, serta rahang kokoh, tengah menatapnya dengan dalam. 

Agni terpaku. Tampan.

Hanya kata itu yang mampu mengambarkan penampilan Pria yang ada di hadapan Agni saat ini. 

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Waduh ketemu lg. Di stalking yah sampe keluar kota gitu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status