Share

Kaisar Seruling Emas
Kaisar Seruling Emas
Penulis: Sayap Uranus

Bab 1 Kekalahan Umat Manusia

4000 tahun yang lalu, bumi mencapai puncak keemasan, dan kedamaiannya, karena terus diberkati dewa-dewa yang memberikan banyak ilmu pengetahuan pada manusia.

Namun saat Siluman muncul di bumi, dan membantai manusia, hingga manusia memasuki era kepunahan. Pada saat kondisi terlemah dalam sejarah bumi inilah muncul 9 orang yang diberkahi oleh dewa bernama Nawadewanata, dan berkumpul menciptakan kubah dinding yang tak terbatas.

Kubah tersebut berhasil memisahkan benua sangakama, yakni benua manusia, alam dewa, dan alam siluman. 

Kubah dinding tak terbatas atau kubah Nawadewanata adalah sebuah perisai yang memiliki luas jutaan hektar, dan tak bisa ditembus oleh dewa maupun siluman dengan tingkat kekuatan sihir apapun.

Selama ribuan tahun kubah Nawadewanata berhasil melindungi umat manusia sampai 1000 tahun lamanya.

Akan tetapi akibat keserakahan manusia yang terus mengeksploitasi energi dari kubah Nawadewanata untuk dirinya sendiri, lambat laun kubah pelindung tersebut melemah. Pada akhirnya kubah Nawadewanata bisa ditembus oleh siluman, dan dihancurkan dari dalam. 

Setelah kehancuran kubah Nawadewanata, manusia dibantai oleh bangsa Siluman, dan memasuki era kepunahan. Pada saat itu hanya ada ada sebagian kecil yang bisa bertahan di alam bebas, tetapi selalu mendapatkan ancaman dari bangsa siluman.

Dewa-dewa pun meninggalkan para manusia, karena menganggap manusia terlalu serakah, dan menganggap kehancuran kubah Nawadewanata, juga kesengsaraan manusia oleh bangsa siluman sebagai hukuman dari Tuhan yang maha esa.

****

Lima ratus tahun kemudian setelah hancurnya kubah Nawadewanata, dan manusia sudah memasuki era puncak kepunahan. Munculah seorang manusia super jenius yang dijuluki ‘Dewa Pengetahuan.’ Dewa pengetahuan merumuskan sebuah kitab yang bernama Kitab Arjuna Wiwaha, dan mengumpulkan umat manusia yang tersisa untuk berperang melawan bangsa siluman.

Akan tetapi tingkat bangsa manusia tertinggal jauh dari bangsa siluman saat itu. Untuk memerangi siluman manusia harus bertempur dengan taktik gerilya, demi merebut beberapa wilayah penting bagi umat manusia, dan dibutuhkan waktu sampai ratusan tahun lamanya.

Beberapa ahli siluman sudah mencapai tingkat dewa tertinggi, dan manusia kembali mendapatkan petaka dengan pembantaian tanpa henti-hentinya oleh bangsa siluman.

Melihat hal tersebut, para dewa sesat juga ikut campur bersama bangsa siluman untuk ikut membantai para manusia.

Seratus tahun kemudian, sang dewa pengetahuan telah mencapai tingkat budidaya dewa tertinggi, dan berhasil memukul mundur beberapa ahli dari bangsa siluman. Walaupun manusia telah mencapai ambang batas kepunahan.

“Percuma saja kau pertahankan umat manusia. Lebih baik kau bergabung dengan kami, Angling Madangkara, dan serahkan Kitab Arjuna Wiwaha pada kami!” 

“Kaisar Seruling Emas, jangan keras kepala! Anda tidak mungkin menang melawan kami disini!”

“Angling Madangkara! Kau pikir dengan kitab Arjuna Wiwaha yang telah berada disisimu, kau bisa bertindak sesuka hati? Jika kau tidak menurut, maka aku akan menuntut balas atas semua bangsa siluman, dan pasukan dewa yang telah kau bantai tempo hari!”

Satu persatu dewa sesat mencoba membujuk pria paruh baya berbadan kekar di hadapan mereka. Semua orang sadar, walaupun jumlah mereka jauh lebih banyak daripada Angling Madangkara yang seorang diri. Namun pria tampan berkulit putih mulus tersebut akan sangat mudah membantai para dewa sesat, dan para siluman yang berada di bawah tingkat budidayanya.

Pria berbadan kekar yang menolak tua tersebut hanya tersenyum tipis. Padahal umurnya sudah ratusan tahun, tetapi hanya terlihat seperti seorang pemuda berumur 25 tahun.

“Aku tidak peduli pada apa yang kalian katakan sekarang! Majulah semuanya, dan rasakan jurus pamungkasku, pedang Naga surgawi!”

Dengan tatapan nyalang, Angling Madangkara mengumpulkan tenaga dalamnya di telapak tangan untuk memunculkan pedang elemen surgawi. Kemudian ia menyerang 9 dewa sesat yang tubuhnya sudah diambil oleh sembilan persekutuan siluman.

“Serangan elemen Langit, dan Bumi: Tebasan penghancur alam semesta!” seru Angling Madangkara dengan suara menggelegar.

Siluet-siluet sabit melesat sangat cepat ke berbagai arah, dan menghancurkan apapun yang dilewatinya.

“Semuanya terbang ke langit, cepat! Jangan mengarah ke Bumi. Kalau tidak, Bumi akan hancur luluh lantak!” teriak Dewi Padma Durga dengan raut muka panik.

Kesembilan dewa sesat terbang secepat kilat untuk keluar dari planet bumi, dan serentak mengaktifkan pertahanan absolut untuk melindungi tubuh mereka dari serangan brutal yang dilesatkan oleh Angling Madangkara.

“Sihir Dewa Iblis Tertinggi: Perisai Abadi!” seru mereka serentak, dan tubuh mereka bersembilan terlindungi oleh bola pelindung transparan berwarna merah darah.

Akan tetapi, serangan Angling Madangkara yang sangat brutal mengejar kesembilan dewa sesat yang sudah terlindungi perisai abadi, dan berhasil menghantamnya.

Suara rentetan ledakan disertai kepulan kobaran api terlihat di langit dalam jangkauan yang sangat luas, dan gelombang kejutnya menghempaskan awan yang berada di langit, hingga awan tersebut menjadi gelap.

“Guhak!” Kesembilan dewa sesat memuntahkan darah setelah perisai abadi mereka berhasil dihancurkan oleh serangan Angling Madangkara.

“Cepat minum pil pemulihan iblis surgawi!” teriak Dewa Garuda, dan serentak kedelapan dewa sesat mengeluarkan pil berwarna merah darah dari dalam cincin surgawi masing-masing.

Tubuh kesembilan dewa sesat kembali pulih dengan urat otot yang lebih menonjol besar, dan diselimuti aura merah darah yang mengeluarkan petir-petir merah kehitaman.

Angling Madangkara meraung keras, dan seluruh tubuhnya mengeluarkan urat otot yang sangat besar. Lalu menumpu pada kedua kakinya untuk terbang mengejar kesembilan dewa sesat yang akan kabur ke planet lain.

Melihat Angling Madangkara sedang terbang ke arahnya, sembilan dewa sesat di angkasa membentuk lingkaran. Kemudian tenaga dalam mereka membentuk bola energi yang sangat besar.

"Gawat! Aku harus mencegahnya. Kalau tidak bumi akan hancur."

Angling Madangkara mempercepat laju terbangnya. Namun bola energi dari jurus sembilan dewa penghancur telah dijatuhkan ke arah Angling Madangkara.

"Hahaha … mati kau, Angling Madangkara beserta kalian umat manusia, hahahaha …."

Kesembilan dewa sesat tertawa jahat dengan menyeringai. Sebab mereka sudah pasti mendapatkan kemenangan telak terhadap umat manusia, walaupun mereka harus mengorbankan kekuatan mereka.

"Pedang Naga Sasongko: Tusukan penghancur alam semesta!" seru Angling Madangkara dengan mengalirkan semua tenaga dalamnya ke pedang Elemen Surgawi. Lalu melesat secepat mungkin untuk menghalau serangan jurus sembilan dewa penghancur.

Suara ledakan yang sangat dahsyat seperti dua puluh bom atom yang dijatuhkan ke bumi terdengar sangat keras, hingga mengguncangkan seluruh wilayah bumi. 

Langit yang semula gelap gulita langsung bersinar terang, hingga membuat siapapun yang memandangnya tersilaukan. 

Tubuh Angling Madangkara terus tercabik-cabik oleh energi dari jurus sembilan dewa penghancur.

"Andaikan saja aku bisa mengubah segalanya di masa lalu," guman Angling Madangkara yang sudah memejamkan mata.

Kemudian ia ingat jurus ruang, dan waktu yang pernah dipelajarinya. Sambil memejamkan mata, Angling Madangkara menggigit jempolnya untuk mengeluarkan darah, lalu menulis simbol kuno di telapak tangan kirinya.

Disaat tubuhnya masih dalam keadaan tercabik-cabik, ia menyeru dengan suara lirih, "Elemen ruang waktu!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status