Share

Bab 4 Karbara Abiyasa

Tubuh Angling seperti terkelupas kulitnya. Setelah tangannya tiba-tiba menggenggam pusaka tingkat dewa, yakni seruling emas. Ia juga tak sengaja menarik kitab ajian serat jiwa yang sangat terlarang, dan energinya masuk ke dalam wadah induk miliknya.

Energi metafisika yang berada di dalam gua terserap sangat cepat masuk ke dalam wadah induk tenaga dalamnya, dan menaikan fasenya ke fase pejuang bintang lima dalam sekejap.

“Aaargh!” Angling Madangkara terus mengerang dengan seluruh urat otot menonjol besar di sekujur tubuh. Bahkan gua itu tak berhenti bergetar, membuat semua penduduk di desa Pasir Merak ketakutan, termasuk semua anggota partai Kelabang Iblis.

“Huff … huff ….” Angling Madangkara berhasil menarik keluar sepenuhnya pusaka seruling emas, dan ia berlutut satu kaki dengan dada kembang-kempis, serta bulir-bulir keringat membasahi tubuhnya, “Huff … aku harus cepat keluar dari sini, dan menyelamatkan warga Desa Pasir Merak, karena esok hari mereka semua akan dieksekusi.”

Angling Madangkara menarik nafasnya dalam-dalam, lalu menghembuskan nafasnya pelan-pelan untuk menenangkan kembali ritme jantungnya yang berdetak tak beraturan.

Kemudian memegang tangan kirinya memegang tangan kanan Empu Satria, dan tangan kanan Angling meletakan lubang seruling emas itu ke mulutnya untuk ditiup.

“Untung saja aku berhasil menerobos dengan cepat ke fase pejuang bintang lima. Kalau tidak butuh waktu yang lama aku bisa keluar dari dalam gua ini,” batin Angling sambil meniup seruling emasnya untuk memanggil salah satu penjaga suci benua nusantara, yakni Karbara Abiyasa.

Seekor Serigala setinggi 2 meter, memiliki tanduk berbentuk bilah pedang lengkung muncul di hadapan Angling. Manik mata biru menatap tajam Angling, tetapi pria tampan yang memiliki hidung mancung tersebut tidak takut pada tatapan serigala besar tersebut.

“Hai, lama tidak bertemu!” ucap Angling sambil mendekati Karbara Abiyasa, lalu mengelus-elus lembut bulu Serigala berbulu hitam tersebut. 

Bulu-bulu Karbara Abiyasa memang terlihat runcing, tetapi ketika dipegang sangat lembut. Dikehidupan sebelumnya pun Angling selalu mengelus-elus lembut bulu Karbara Abiyasa, ketika dirinya merasa sedih. Karena tindakan yang dilakukannya itu bisa sedikit menenangkan pikirannya disaat kalut.

“Grrrr ….” Karbara Abiyasa menggeram halus, lalu duduk dengan menjilat-jilat manja pipi Angling. Karbara Abiyasa bukan tampak sebagai Serigala yang haus darah sekarang, lebih mirip Anjing yang sangat manja pada tuannya.

“Sudah-sudah, aku akan memberikanmu daging segar nanti. Ayo bawa aku keluar dari gua ini, hehehe …,” pinta Angling terkekeh geli, karena Abiyasa terus menjilat pipinya.

“Grrr … Grrr ….” Abiyasa menggeram pelan meminta Empu Satria untuk dinaikan ke atas punggungnya. Ia dapat merasakan hati bersih Empu Satria yang menolak diangkat menjadi seorang Begawan di kerajaan Sutasoma, dan lebih memilih menjadi pengelana.    

Angling mengangkat tubuh Empu Satria, dan menaruhnya ke punggung Abiyasa, Lalu ia pun melompat di belakang tubuh Empu Satria untuk memegangnya supaya tidak jatuh saat Karbara Abiyasa berlari kencang.

Abiyasa segera berlari menerobos air terjun, saking cepatnya keempat kaki Abiyasa itu seperti memijak permukaan air. Serigala hitam tersebut berlari sesuai arahan dari Angling melalui pikirannya menuju pusat Desa Pasir Merak.

Benar saja sesampainya di depan gapura desa, ada banyak warga yang sudah berlutut dengan tangan terikat ke belakang. Mereka semua akan diperjual belikan sebagai budak, karena memang pekerjaan partai Kelabang Iblis adalah membunuh, merampok, memperjualbelikan manusia sebagai budak atas dasar keserakahan.

“Cegat Serigala itu!” teriak pemimpin kecil kedua anggota partai Kelabang Iblis cabang Desa Pasir merak sambil menunjuk ke arah Abiyasa dengan hunusan pedangnya.

20 anggota partai Kelabang Iblis berlari ke arah Abiyasa dengan menghunuskan pedangnya, dan berteriak keras. Angling Madangkara mengikat tubuh Empu Satria dengan benang roh, dan melemparkan ujung benang roh tersebut ke salah satu pohon. Lalu menarik benang roh tersebut kuat-kuat untuk melompat ke dahan pohon tersebut. 

Setelah melihat tuannya tidak ada lagi dipunggungnya, Abiyasa yang memiliki fase yang sama dengan Angling Madangkara. Karena fase kekuatan penjaga suci akan mengikuti tingkat budidaya tuannya, Abiyasa mencakar leher 20 anggota partai Kelabang Iblis satu persatu, hingga membuat kepala itu putus dari lehernya.

“Groaar … Auuuu!” Abiyasa melolong kegirangan, karena apa yang dijanjikan Angling Madangkara tentang daging segar telah dipenuhi oleh tuannya itu.

Pemimpin kecil yang berada di dekat kumpulan warga yang terikat menarik busur panah yang berada di punggungnya. Lalu diarahkan ke arah Abiyasa, dan busur itu dilepaskannya. 

Anaka panah berjumlah 10 buah tersebut melesat dengan cepat ke arah Abiyasa secara beruntun. Pemimpin kecil itu sudah merasa senang, dan tersenyum lebar, karena akan berhasil membunuh Serigala besar tersebut dengan anak panahnya yang telah dilumuri oleh racun Kala Wisesa.

“Dasar bodoh, Karbara Abiyasa memang memiliki bulu yang lembut. Namun bulu itu bisa mengeras secara otomatis kalau ada yang menyerangnya,” gumam Angling dengan tersenyum Licik.

Suara rentetan dentangan terdengar sangat keras saat anak-anak panah itu menghantam kepala, tubuh, kaki depan, dan kaki belakang Abiyasa.

“Apa? Kenapa bisa seperti itu?” 

Pemimpin gerombolan kecil tersebut matanya melebar, dan ekspresi wajahnya yang kegirangan kini berubah menjadi syok. Karena serangannya tak mampu menembus kulit Abiyasa yang sekeras berlian.

Abiyasa berlari ke arah pemimpin gerombolan kecil yang sudah terkencing-kencing. Pria berbaju ninja hitam tersebut bersiap berlari, karena semua anak buah, dan bos besarnya sudah tewas di tangan kawanan Angling.

Namun belum sempat ia berlari cepat, kepalanya sudah diterkam oleh Abiyasa, dan tubuhnya ditelan bulat-bulat.

“Roaar!” Abiyasa mengaum sambil mendongakan kepalanya keatas, tanda ia sangat senang memakan daging para manusia yang berada di fase pejuang bintang lima.

Angling turun sambil melompat dengan punggung menggendong Empu Satria yang masih pingsan. Matanya terus berkeliling mencari seseorang di dalam kerumunan tersebut. Karena di kehidupan sebelumnya ada seorang pembuat pil yang disebut Tabib Dewa akhirnya diperjualbelikan menjadi budak oleh partai Kelabang Iblis.

Sebab Tabib Dewa ini menjadi budak, kemudian ia dibeli oleh para bangsawan kerajaan yang memihak pada dewa sesat, dan pada perang Kerajaan Awan Merah, pasukan yang dipimpin oleh Angling Madangkara mengalami kekalahan telak. Hal itu disebabkan Tabib Dewa berhasil menciptakan pil pemulihan surgawi yang mampu meningkatkan fase hanya dalam sekejap.

"Abiyasa, cepat makan semua daging segar itu!" titah Angling. Lalu ia berjalan ke arah kumpulan warga, dan mengelus lembut kepala Abiyasa yangs sedang menikmati tubuh anggota partai Kelabang Iblis, "Setelah ini, kamu kembali masuk ke dalam tubuhku, ya!"

"Grr … grrr!" Abiyasa menjawab dengan menggeram dengan mengangguk.

Angling meniup seruling emasnya untuk melepaskan puluhan jarum roh, dan memutuskan semua ikatan para yang menjerat kedua tangan warga Desa Pasir Merak.

“Terima kasih, Tuan. Terima kasih telah menyelamatkan kami.”

Kumpulan warga serentak bersujud ke arah Angling, termasuk para warga yang berada di dalam krangkeng. Kondisi tubuh mereka semua penuh sayatan luka, dan lebam ungu di sekujur tubuh.

“Mereka kejam sekali. Warga yang tak berdosa pun disiksa dengan sadis, dan diperjualbelikan atas nama keserakahan. Di kehidupan sebelumnya kalian semuanya telah tewas, tapi di kehidupan ini aku tidak akan membiarkannya,” batin Angling sambil meneteskan bulir-bulir bening di kedua kelopak matanya.

Angling membangunkan mereka satu persatu, karena tak tega melihat mereka harus bersujud pada orang yang gagal mewujudkan dunia damai di kehidupan sebelumnya.

Tiba-tiba salah satu sosok gadis cantik yang berada di dalam kerumunan warga dengan tubuh kumal dan baju compang-camping, berlari cepat menuju hutan larangan yang berada di dalam.

Angling Madangkara reflek mengejarnya, padahal ia tidak tahu gadis berumur 14 tahun itu siapa.

 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status