Share

(112) "Siapa nama asli Erina?"

Bruk!

Lemasnya diri hingga tanpa sadar melepas selembar kertas dari kedua tangan, netra yang mendadak kosong memandang lurus ke salah satu pilar rumah yang berdiri kokoh, dan bibir yang seolah enggan untuk terkatup. Terlihat jelas, seorang wanita dengan rambut bondol warna cokelat dan berponi itu terkejut. Atau mungkin, sangat terkejut.

"Erina, anakku?" lirihnya memalingkan pandangan ke seorang wanita dengan kemeja biru dan rok span, wanita yang mengangguk atas pertanyaan yang diajukan.

Kembali ia memandang lurus ke pilar rumah berwarna cokelat susu, napasnya menjadi pendek dan amat sesak. Teringat jelas dalam memorinya, betapa ia merasa sangat bersalah dan menyesal telah melepas tangan putrinya di tengah keramaian. Teringat jelas pula segala rasa dan duka atas semua hal yang dilakukan, menitipkan tiap helai rambutnya, rambut anak keduanya, dan rambut suaminya untuk melakukan tes pada setiap wanita muda yang menjadi korban kecelakaan, dan pada setiap wanita muda di panti sosial.

Semua
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status