Share

DIPAKSA MENIKAH

“Sudahlah Mah, biarkan mereka istirahat. Kita bisa bahas ini lagi nanti!” suruh Papah Harto.

“Gak bisa Pah! Papah harus tau yah, selama ini mereka tuh malah memutuskan untuk childfree,” ucap Mamah Tari.

“Childfree??” tanya Papah Harto yang belum paham dengan istilah tersebut.

“Mereka memutuskan untuk tidak punya keturunan sama  sekali dan sudah pasti Rangga terdorong seperti itu karena memang Dinda yang mandul!” jelas Mamah Tari.

Papah Harto pun terkejut mendengar penjelasan dari istrinya.

“Rangga!! Kalian juga tidak seharusnya seperti itu!!” ucap Papah Harto yang tidak percaya dengan keputusan putranya itu.

“Pah, ini kehidupan pernikahan Rangga dan Dinda, jelas ini hak kita. Toh Rangga juga udah bahagia ko bisa hidup sama Dinda,” tegas Rangga pada orangtuanya.

“Tapi bukan seperti itu juga Nak? Apa kamu yakin tidak ingin punya anak?” tanya Papah Harto.

Rangga menunduk. Dalam hati kecilnya jelas ia menginginkan seorang anak. Setiap kali bertemu dengan teman-teman seangkatannya yang sudah memiliki seorang putra dan putri hatinya merasa sedih dan setiap kali Rangga melihat anak-anak senyum merekah terlihat dari bibirnya.

Hanya saja Rangga tidak pernah memperlihtakan semua itu di depan Dinda apa lagi mengungkapkannya. Ia tidak ingin melihat istrinya bersedih dan terbebani dengan keinginannya tersebut sehingga Rangga menyimpan semuanya sendiri.

Dinda yang melihat ekspresi Rangga kali ini tersadar bahawa selama ini ternyata Rangga memang mendambakan kehadiran seorang anak.

“Mas apa selama ini kamu berbohong!” ucap Dinda dalam hati.

Dinda mencoba mengangkat kepalanya dan menguatkan hatinya lalu ia berkata, “Aku ikhlas jika Mas Rangga harus menikah lagi!”

“ADINDA!!” toleh Rangga sembari memanggil nama istrinya dengan nada yang tinggi karena tidak percaya jika Dinda akan menyetujui permintaan dari Mamahnya.

“MAS!!”

Mata mereka saling bertemu. Ada rasa sakit yang tidak bisa Dinda jelaskan pada suaminya, namun ia harus bisa merelakan semua itu demi sebuah keturunan di keluarga Prayoga.

Rangga adalah putra satu-satunya di keluarga Prayoga sehingga saat Rangga menikah orangtunya begitu berharap mereka akan segera menimang cucu dan bermain dengan mereka. Bahkan dulu Rangga pernah menceritkaan keinginannya untuk memiliki anak lebih dari satu karena ia merasa kesepian tidak menjadi seorang adik dan tidak memiliki seorang kakak.

“Insya Allah solusi dari Mamah, adalah solusi terbaik!!” tegas Dinda yang berusaha kuat dengan memegang erat tangan suaminya.

“Ini jelas bukan solusi Din, mana mungkin aku menikah kembali. Bagaimana aku mempertanggung jawabkan semua ini pada orangtumu?” Rangga tetap berusaha menolak permintaa dari Mamahnya meskipun sudah mendapatkan izin dari Dinda.

“Istrimu saja sudah mengizinkan, apa lagi yang kamu pikirkan Rangga? Sebelum hasil pemeriksaan ini keluar kamu  sudah berjanji sama Mamah jika Dinda yang mandul, maka kamu akan menuruti solusi yang Mamah berikan dan kamu sudah menyetujuinya!” ucap Mamah Tari mencoba mengingatkan Rangga dengan janji dia sebelumnya.

“Tapi Mah….” Rangga yang terus berusah menolak.

“Calonmu itu bukan orang asing lagi bagi keluarga kita Rangga!” ucap Mamah Tari.

“Dia adalah orang yag sudah jelas bibit, bobot, dan bebetnya. Orang dari keluarga terpandang yang sudah pasti akan memberikan kamu seorang anak,” tambah Mamah Tari.

Dinda jelas merasa tersingkir dengan ucapan dari Mamah Tari, tapi mendengar ciri-ciri dari calon istri yang Mamah Tari sebutkan sepertinya Dinda mengenal orang tersebut.

“Apa dia putri dari Maya dan Evan?” tanya Papah Harto.

Senyum Mamah Tari yang begitu merekah menandakan bahwa benar dia adalah putri dari Maya dan Evan. Putri sahabat mereka yang memang sejak dulu sudah akan dijodohkan dengan Rangga bahkan sempat berpacaran dengan Rangga saat mereka masih duduk di bangku SMA.

Posisi Dinda benar-benar dipojokan dengan wanita pilihan dari Mamah Tari, seorang yang sudah jelas memiliki ikatan lebih dekat dengan keluarga suaminya dan orang yang dulu pernah singgah di hati suaminya.

“Aku tidak mungkin memilih sembarang orang untuk putraku!” ucap Mamah Tari dengan bangga dan dengan tatapan tajam pada Dinda yang seolah memperjelas bahwa Dinda bukan orang yang dia inginkan selama ini.

Rangga jelas kaget mengetahui hal tersebut.

“Fasha???”

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status