Share

Bab 3

Ketika semua orang tengah berkumpul di acara perkumpulan angkatan ini tidak di sangka bahwa selama ini membuat Alice merasakan sensasi yang berbeda kerena sebelumnya dirinya tidak pernah datang ke acara seperti ini. Alice dan temannya kemudian duduk di kursi tidak jauh dari tempat mereka semua berada dengan perasaan sedikit canggung kemudian acara ini dimulai dengan beberapa perkataan ketua angkatan yang sudah seperti ceramah motivator. Di sana suasananya sangat ramai namun tidak tahu kenapa rasanya tidak nyaman dan setelah makanannya datang Alice langsung menikmatinya tanpa berlama-lama. Melihat teman-temannya yang sedang asik bercanda tiba-tiba saja Alice merasa ingin pergi ke toilet. Dan kemudian dirinya pergi ke sana.

“Aku pergi ke toilet dulu.”

“ Oh okay.”

Suasananya semakin ramai dan terus seperti itu sampai acaranya selesai. Ketika Alice berada di dalam toilet dirinya membuka kotak obat dan kemudian dia mengambil beberapa obat untuk dia telan. Akhir-akhir ini dirinya sering sekali diare karena itulah kemana-mana wajib membawa obat diare. Alice yang sudah kembali dari toilet kemudian melihat orang-orang sudah mabuk dan tidak ada yang masih dalam keadaan sadar. Waktu masih menujukan pukul 7 malam namun mereka semua sudah seperti ini membuat dirinya harus membangunkan temannya itu dan membawanya pulang dengan menggunakan taksi. Ketika Alice hendak mengangkat temannya itu tidak lama kemudian dia melihat seseorang yang sangat familliar datang ke tempat itu dan melihat dirinya dengan tatapan dingin. Dalam sekejap Alice langsung memalingkan wajahnya dan kembali mengangkat temannya tersebut.

“Pak, tolong antarkan dia ke alamat ini,” ucap Alice sambil menunjukan alamat rumahnya itu lalu kemudian dia menelpon adik perempuan temannya itu untuk menunggu kakaknya di depan rumahnya dan ternyata adiknya menurut dengan sangat baik.

Setelah dirinya terbebas dari beban itu Alice langsung pulang ke rumahnya dengan menggunakan bus. Tidak perlu menunggu waktu lama tidak lama kemudian bus datang dari arah kanan dan kemudian Alice menaikinya. Di dalam bus banyak sekali orang sehingga membuat dirinya harus berdesakan untuk duduk di kursi belakang. Tidak terasa dirinya sekarang sudah akan sampai begitu 30 menit berlalu. Terpat di depan pemberhentian bus dirinya keluar dengan perasaan lega dan kemudian berjalan untuk sampai ke rumahnya yang tidak jauh dari sana. Alice melihat sebuah minimarket dan dirinya kemudian datang ke sana untuk membeli beberapa botol beer lagi. setelah dirinya pergi dari tempat itu kemudian Alice sampailah di rumahnya.

“Aku pulang,” ucap Alice.

“Kau habis dari mana?” ucap Antoni

“Perkumpulan angkatan. Memangnya kenapa?”

“Lalu kenapa kau membeli beer sebanyak itu?”

“Ah ini karena aku sedang ingin saja. Memang kenapa kau seperti itu terus.”

“Tidak perlu marah segala.”

“Kau menyebalkan.”

Alice kemudian memasuki kamarnya dan di sana dirinya kemudian membaringkan badannya yang kelelahan itu. suasana di rumah ini terasa begitu sumpek dimana Alice selalu frustrasi dan ingin sekali pergi tapi ternyata dia harus melakukan berbagai tugasnya karena selama ini dirinya lah yang selalu berkorban. Beberapa jam kemudian dirinya sudah menghabiskan banyak beer yang barusan dia beli di minimarket terdekat. Tidak hanya itu saja Alice langsung mabuk dan kemudian dia tertidur pulas. Selama ini banyak sekali hal yang terjadi dan seketika membuat dirinya merasa kacau.

Keesokan harinya Alice banguan dengan dikejutkan oleh bunyi alarm yang membangunkan dirinya itu. Melihat jam sudah menunjukan pukul 7 pagi akhirnya dirinya beranjak dari tempat tidur dan kemudian memulai harinya dengan membersihkan rumahnya seperti pembantu. Setelah dirinya selesai dengan tugas rumahnya barulah dia harus bersiap untuk pergi ke kampus. beruntung hari ini dirinya harus berangkat pukul 2 siang karena jadwal kuliah siang sehingga dirinya yang masih sakit kepala itu biasa beristirahat sebentar. Matahari sudah mulai meninggi sekarang Alice yang sedang beristirahat harus mulai bersiap untuk berangkat ke kampus. Tidak perlu menunggu waktu lama untuk dirinya yang bersiap pergi ke kampus tersebut cukup dengan waktu 30 menit saja dirinya sudah siap.

“Alice apa itu kau?” ucap seseorang kepada dirinya ketika hendak menaiki bus.

“Iya. Ada apa?”

“Wah ternyata kau ini cukup nekad juga yak.”

“Apa maksudmu?”

“Kau tidak tahu rupanya. Kudengar banyak gossip tentang dirimu loh.”

“Mau sampai kapan kau akan seperti itu? kekanak-kanakan saja tahu.”

“Ini bukan soal kenak-kanakan tapi teputasimu bisa saja hancur. Kau tidak mau dengar?”

“Tidak. Terimakasih pergi saja sana.”

“Hey. Kau ini.”

“Astaga ada apa? kau sampai mebuntutiku begini.”

“Maaf. Hanya ingin bareng saja.”

Kemudian Alice duduk di kursi belakang bersama dengan orang itu bernama Flora. Dia memang menyebalkan sikapnya yang terus menerus bergossip membuat dirinya seakan muak hanya dengan melihat wajahnya saja. Dan kali ini anak ini berada disampingnya seolah teman dekat itu membuat ingin muntah saja. Begitu sampai di tempat tujuan mereka berdua berjalan bersama dan tidak lama kemudian seseorang memanggil Alice dan ternyata itu adalah Theresia.

“Alice.”

“Theresia. Kau sudah datang.”

“Ya. Aku baru saja datang. Oh siapa kau?”

“Kau tidak mengenalku?’ ucap Flora

“Tidak. Apa kau temannya Alice? Jurusan apa?”

“Tidak juga hanya kami pernah dekta. Komunikasi.”

“Begitu ya.”

“Iya benar. kalian akan pergi ke kelas?”

“Tentu. Lagi pula kami tidak satu kelas denganmu jadi sampai jumpa,” ucap Theresia

“Ah iya. Sampai jumpa.”

Alice dan Theresia kemudian memasuki kelasnya disana mereka di kejutkan dengan semua anak yang sedang berkumpul dan kemudian mereka semua melihat ke arah Alice. Tatapan mereka seolah memperlihatkan kebencian. Alice kemudian duduk di kursi yang berdekatan dengan Theresia. Mereka terus melirik ke arahnya namun Alice tidak mempedulikannya sama sekali. akhir-akhir ini banyak beredar berita tidak menyenangkan mengenai Alice. Dan berita tersebut tersebar dengan cepat dari mulut ke mulut dan bahkan melalui grup-grup chat yang membicarakan dirinya. Tidak lama kemudian professor datang sehingga kelas dimulai. Mereka yang menatap dirinya dengan tatapan seperti itu sama sekali tidak membuatnya takut.

“Alice. Kau baik-baik saja?” ucap Theresia

“Tidak perlu khawatir. Aku tidak apa-apa.”

“Syukurlah.”

“Jangan dipkirkan. Itu tidaklah penting.”

“Okay.”

2 jam berlalu mereka kemudian bubar dan sekarang Alice bersama dengan Theresia menuju ke cafetaria. Ketika mereka hendak pergi ke sana, suasana terasa begitu mencekram namun lagi-lagi itu tidak berpengaruh apa pun kepada dirinya. Theresia memang teman yang baik dan satu-satunya yang selalu bersama dengan Alice berbeda dengan mereka yang terus berpura-pura baik. Sesampainya di cafetaria mereka berdua memesan minuman dan juga makanan. Kali ini suasananya terasa lebih lega dari sebelumnya dan kemudian mereka berdua berbincang membicarakan berbagai hal bersama. Semuanya terasa begitu menyebalkan itulah yang ada dalam pikiran Alice.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status