Akibat PHK besar-besaran dan penurunan jabatan yang berimbas kepada kondisi keuangan Arman yang tidak stabil. Roda kehidupan bener-bener sudah berputar. Kini Cahaya yang berada di atas dengan segala kemewahan yang dimilikinya serta keluarga mereka tertimpa musibah. Bu Heni nggak menyangka kalau wanita yang dulu dihina-hina nya jelek, gendut, miskin. Bisa berubah drastis dari apa yang sekarang dia lihat."Cahaya, kamu gak apa-apa?" tanya Arman yang jelas terlihat khawatir. Lelaki itu benar-benar memperlihatkan wajah serius dan juga prihatin dengan kondisi yang dialami Cahaya."Oh, aku cukup baik sekarang," ucap Cahaya lemah."Apa yang dilakukan Pras kepada kamu? Kenapa kamu terlihat pucat dan menyedihkan? Apakah dia tidak baik ke kamu? Apakah dia berbuat yang menyakitkan kamu sehingga kamu jadi jatuh sakit kayak gini? Cahaya jika dia menyakiti kamu maka lebih bagus kamu tinggalkan aja dia. Aku janji sama kamu, akan berubah dan aku ingin kita kembali lagi seperti dulu," kata Arman duduk
SEBENING CAHAYA CINTA 48**POV AUTHORCahaya terbengong-bengong dengan perkataan Arman yang tegas ke ibunya. Cahaya sama sekali tidak menyangka kalau Arman bisa seperti ini. Andaikan saja dulu dia seperti ini dan bisa lebih menghargai Cahaya sebagai istri mungkin semua ini nggak akan terjadi.Satu rumusan yang perlu diingat. Istri hanya membutuhkan suami menghargainya, suami menyayangi dan mencintainya. Kalau hal itu tidak didapatkannya lagi maka istri akan menjadi wanita rapuh yang akan mencari kebahagiaannya sendiri. Perasaan tidak dihargai itu sakit. Itulah yang dirasakan Cahaya hingga akhirnya dia bisa keluar dari belenggu Arman.Ah, semuanya sudah berakhir. Semoga menjadi pembelajaran buat Arman. Bukankah hidup ini hanya persoalan ujian dari Tuhan. Semoga dengan ujian masing-masing diberikan Tuhan, Arman bisa mengerti Kalau menghargai orang lain terutama istri itu adalah suatu keharusan. Karena wanita yang diambilnya dari seorang ibu dan keluarga yang membesarkannya perlu mendap
Pras tersenyum sebentar, dia mengambil tangan Cahaya lalu dia mengelusnya. Ketika masuk ke ruangan tersebut Fikar juga sudah ada di dalam. Pras ingin melakukan hal-hal yang lebih romantis, tapi, nggak mungkin, di sana ada adik ipar yang harus dijaga perasaannya. Bagaimanapun adik iparnya itu masih jomblo dan Nggak enak juga melihat kebahagiaan pasangan suami istri yang sedang di mabuk asmara."Dek, nggak salah seharusnya Mas Pras yang salah. Tadi ada rapat dan tidak mengaktifkan handphone. Mohon maaf sekali lagi, Sayang. Lagi pula memang kamu ini agak sakit jadi tidak perlu lelah sekali bekerja.""Iya, Mas. Masalah Mas Arman kamu gak marah?""Buat apa aku marah, sebentar lagi masalah ini juga pasti Mas Pras selesaikan. Aku mendengar dari Fikar yang berbicara kepadaku. Jadi Mas Pras sudah mengerti segala permasalahan yang ada," kata Pras."Hmm ... Mbak kalau kayak gitu aku permisi dulu ya. Mau menjemput Ratu dan Rani. Sekarang sudah ada Mas Pras di sini yang bisa menemani Mbak. Aku aka
SEBENING CAHAYA CINTA TAMAT**PoV Author"Mas, bicarakan hal apa dengan Mas Arman? Apakah masalahnya sudah selesai? Sekali lagi aku minta maaf sama kamu, Mas. Karena Mas Arman terus-terusan mengganggu rumah tangga kita. Ya seperti itulah, dia Ayah dari anak-anakku yang tidak bisa ku pisahkan dari Ratu dan Rani. Kedatangan dia kemari juga memberi kartu debet untuk Ratu dan Rani, aku juga nggak tahu kenapa dia melakukan ini. Padahal dia dulu tidak seperti itu," kata Cahaya panjang lebar ke Pras. Cahaya meringis merasa gak enak untuk meyakinkan suaminya kalau dia dan Arman hanya ngobrol seputar masalah anak.Bagaimanapun jika sudah menikah pasti ada saja fitnah antara hubungan suami istri terutama mantan suami."Kamu nggak perlu khawatir, Sayang semuanya udah selesai. Beberapa waktu yang lalu Arman mengajukan proposal dia hendak pergi ke luar kota. Mas nggak tahu kenapa dia mengambil keputusan ini. Perusahaan sedang membutuhkan beberapa orang yang ditugaskan untuk bekerja di sana dan Ar
Sekarang memohon kembali ke Cahaya juga percuma. Mantan istrinya sudah bahagia dengan lelaki lain. Mungkin Arman bisa merelakan hal tersebut karena sebagai suami Cahaya dulu dia tidak pernah membahagiakan Cahaya justru selalu membuat Cahaya terluka. Ini adalah balasan untuknya dan Arman harus siap menerimanya."Aku memang sengaja melakukan itu, Bu. Maafkan aku hanya itu yang bisa ku katakan ke ibu!""Kenapa kamu melakukan hal yang menyakiti ibu?! Sekarang ibu minta kamu tidak perlu lagi berhubungan dengan Cahaya. Sudah cukuplah perbuatan baik kamu sama dia. Dia itu sudah menjadi mantan istri kamu dan kamu tidak punya kewajiban apa-apa lagi untuknya!"Saat Ibu mengomel Ria dan Arum hanya terdiam. Mereka tidak berani ikut campur, kalau terlalu dalam ikut campur Arman akan marah ke mereka berdua."Tugasku memang sudah selesai untuk Cahaya tetapi tanggung jawabku ke Ratu dan Rani tidak pernah selesai, Bu. Sampai mereka besar, mereka tetap anakku. Meskipun kita tidak pernah menginginkan me
PoV Cahaya"Mas, aku ikut ya undangan ke nikahan teman kantor kamu," kataku ke Mas Arman saat dia sedang duduk sambil bermain gawai. Beberapa saat aku menunggu dia berbicara. Namun, tak ada respon. Seketika ku guncang tubuh suamiku pelan. Tetapi, dia tetap serius. "Mas ... Mas ..." "Apaan sih ... Kamu ganggu aja. Aku lagi serius nih," katanya. Aku melirik suamiku yang sedang asyik memainkan gawainya. Dia sedang main game. Aku sama sekali tak mengerti apa yang dia mainkan. Namun, setiap kali main itu dia selalu marah kalau ku ganggu. "Mas, kamu selalu main handphone. Apa gak sebaiknya kamu dekat sama Ratu dan Rani. Mereka udah lima dan tiga tahun, Mas. Butuh sosok ayah," kataku kesal ke Mas Arman yang selalu saja asyik dengan gawainya. "Berisik kamu. Kerjaan kamu emang selalu ganggu kesenangan ku saja ya. Oh, tadi kamu bilang mau ikut ke kondangan temanku. Kamu bisa ngaca gak Cahaya. Wajah kamu jerawatan banyak banget. Terus itam pula. Udah gitu kamu gendut. Ngaca kamu. Aku pegaw
**PoV CahayaSetelah penghinaan demi penghinaan yang ku terima dari Mas Arman tentu saja aku sakit hati. Bagaimana bisa dia membuat runtuh hatiku. Sudah hampir tiga tahun kupendam perasaan sakit hati ini. Setelah kelahiran anak keduaku perkataannya gak bisa lagi dia jaga. Dia selalu saja menyakiti hatiku setiap hari. Selama dua tahun ini bila dia meminta hak nya sebagai suami. Mas Arman selalu mematikan lampu. Dia membiarkan penerangan padam. Saat kutanyakan alasannya membuatku mengelus dada. "Mas, kenapa lampu di matikan?" tanyaku heran."Iya, aku gak selera lihat kamu. Aku jijik lihat wajah dan badan kamu. Udah jerawatan, kamu g e n d u t lagi. Sama sekali gak selera." "Tega banget kamu, Mas. Aku ini istrimu." "Iya, kamu istriku. Tapi, jadi jelek adalah pilihanmu. Makanya kamu berubah cantik dong!" "Mana uangnya. Kamu cuma suruh aku berubah cantik tapi kamu sama sekali gak bertanggung jawab terhadap ucapan kamu. Yang kamu cukupkan cuma keluargamu sedangkan aku hanya cukup di b
Sebening Cahaya Cinta bag 3. **Aku terperanjat ketika mendengar ucapan Mas Arman yang bertanya tentang menikah lagi. Dalam hati aku menertawakan dia. Bagaimana mungkin dia bisa menikah lagi kalau satu istri saja dia tidak bisa memenuhi kewajibannya. "Menikah lagi? Kamu sadar gak dengan yang kamu ucapkan?" tanyaku. "Sadar 100%. Kamu kan tahu kita juga jarang berhubungan badan. Maafkan aku ya, Cahaya. Entah kenapa aku merasa hambar. Aku nggak tahu dulu aku menikahi kamu karena apa. Apakah karena benar-benar cinta atau enggak. Melihat penampilan kamu kayak gini hatiku rasanya pudar." Aku sedih mendengar ucapannya yang begitu menyakitiku. Dulu dia mengatakan kepadaku dia mencintaiku sebelum kami menikah tapi apa buktinya sekarang dia secepat itu membalik perkataannya dan berkata dia tidak ada rasa kepadaku. Dia hambar denganku apakah karena penampilanku yang semrawut. Saat meminta tambahan yang Mas Arman tak akan mau memberikan. Dia cuma memberikan uang buat ku dan anak-anak hanya sa