Share

Hate to Love
Hate to Love
Penulis: flowerevil

Prolog

Mata hazel itu menatap sayu pemandangan di depan sana, menampilkan dua manusia yang salah satunya sangat ia kenali. Meski mata sayu, tetapi ekspresinya menunjukkan wajah yang datar. Tetap tenang menahan emosi yang bergejolak. Ia lalu mencoba mendekati dua manusia itu yang sedang duduk di pinggiran danau dan sepertinya gurauan yang dilontarkan sangat lucu hingga membuat keduanya dapat tertawa lepas.

“Danu…”

Panggilan dengan suara lembut yang membuat sang empu menoleh. Alangkah terkejutnya laki-laki itu saat mengetahui siapa dibalik suara yang memanggilnya. Ia lalu segera berdiri mensejajarkan tubuhnya menghadap gadis itu.

“Aliika..a-aku bisa jelasin.” ucapnya terbata-bata.

Danu mencoba untuk menggapai tangan Aliika, namun gadis itu segera menepisnya kasar. Aliika menatap lekat mata Danu, kelopak matanya sudah dipenuhi dengan air yang tak lama kemudian mengalir membasahi pipinya.

Wanita yang dari tadi duduk itu pun kemudian berdiri dan mendekati Danu. Kemudian pandangan Aliika berganti ke arah mata wanita itu, mereka saling berpandangan menyiratkan sebuah perasaan yang mulut pun sulit untuk mengatakannya. Tangan wanita itu bergerak merangkul lengan Danu, namun Danu segera melepaskannya.

Aliika menghembuskan nafasnya menahan sesak di dada, lalu mengusap kasar peluh dipipinya yang  mengalir deras, “Aku pergi dulu. Maaf sudah mengganggu waktu kalian.”

Aliika mencoba cepat melangkahkan kakinya meninggalkan Danu bersama wanita itu. Ia tak habis pikir dengan apa yang dilihatnya saat ini, dua bulan ia berpacaran dengan Danu. Lalu sekarang Danu mengkhianatinya? Sekian lama Aliika mencoba menutup hatinya lalu mengizinkan Danu untuk masuk ke dalam kehidupannya. Tapi apa yang ia dapatkan? Pengkhianatan?. Bodoh, bodoh sekali Aliika membiarkan seseorang masuk bahkan sebelum traumanya sembuh sempurna.

“Aliika tunggu! Kumohon berhenti sebentar.” Danu mencoba meraih tangan Aliika yang seketika membuat Aliika berhenti. Danu sedikit menarik lengan Aliika agar gadis itu menghadap ke arahnya.

“Tidak perlu penjelasan, Nu. Aku sudah melihat dengan mata kepalaku sendiri.” ucap Aliika masih dengan isakan tangisnya.

“Kamu tidak tahu fakta yang sebenarnya Al.  Jadi please tolong dengerin penjelasan aku dulu.”

“Fakta apa? Fakta bahwa kamu sedang bersanding dengan wanita lain. Itu sebuah fakta yang tidak perlu kamu perjelas lagi, Nu.” ucap Aliika. Wajahnya tertunduk ia tidak bisa menatap mata Danu, entahlah sepertinya ia merasa berat jika harus menatap pacarnya itu, oh tidak mungkin sekarang MANTAN.

Tangan Danu bergerak membelai pelan dagu Aliika lalu menariknya agar mata gadis itu menatapnya.

“Tatap mataku saat kita sedang berbicara.” ucap Danu. Laki-laki itu terus memandangi wajah cantik Aliika. Meskipun pipinya basah tapi tidak memudarkan warna merona nya.

Aliika memang sudah terlahir cantik, kulit putih bersih dengan warna kemerahan di bagian pipinya yang memang sudah alami tanpa bantuan blush on. Dan matanya yang berwarna hazel, membuat gadis itu benar-benar mempesona.

“Kamu cantik Al.” puji Danu sambil tersenyum mengedarkan seluruh pandangannya ke arah wajah gadis itu, “Aku akan katakan semuanya, kumohon beri aku waktu sebentar saja untuk menjelaskannya.”

“Baiklah.”

Aliika berusaha untuk melihat masalah dari kedua sisi. Ia tidak ingin dicap sebagai seorang yang egois tidak mau mendengarkan apapun dan siapapun.

“Aku dan dia memang berpacaran Al… tetapi aku tidak benar-benar mencintainya. Aku terpaksa melakukan itu Al, aku terpaksa menerima dia sebagai pacarku karena…” ucapan Danu terjeda. Ia terdiam beberapa detik sebelum melanjutkan perkataannya.

“Dia sakit kanker Al, dan dia memintaku untuk mengabulkan permintaan untuk terakhir kalinya yaitu menjadi pacarnya.” lanjutnya.

Aliika melebarkan matanya, ia membungkam mulutnya untuk menahan suara tangisan kerasnya keluar. Sekejam itukah dirinya? Merasa paling tersakiti padahal mungkin saja wanita itu bisa saja pergi selamanya dengan masih menahan sakit karena tidak bisa memiliki Danu.

Gadis itu diam membisu seperti batu, ia tidak bisa berkata apa-apa lagi. Dadanya semakin sesak tubuhnya terasa lemas hingga ia reflek mundur untuk menopang tubuhnya.

“Sudah berapa lama kalian berpacaran?”

“Satu bulan.”

Air mata Aliika semakin deras mengalir ia benar-benar terkejut, pasalnya selama dua bulan ia berpacaran dengan Danu ternyata laki-laki itu juga sudah menjalin hubungan dengan wanita itu. Aliika memukul-mukul dadanya untuk meredakan sesak yang dirasakannya saat ini.

“Aku mohon jangan tinggalin aku Al. Aku sayang sama kamu tapi aku tidak bisa jika harus meninggalkan dia.”

Danu mencoba untuk mendekati Aliika. Gadis itu malah menjauhkan langkahnya dari Danu, membuat Danu semakin bimbang. Danu mengacak-acak rambutnya frustasi ia tidak tahu harus bagaimana lagi. Disisi lain dirinya sangat mencintai Aliika tapi sisi lainnya ia tidak bisa egois meninggalkan wanita itu.

“Lebih baik kita usai disini, Nu. Aku.. aku tidak ingin membuat wanita itu kecewa dan aku juga tidak ingin membuat beban untukmu.” Aliika kembali tertunduk.

“Secepat itukah kamu membuat keputusan Al?” tanya Danu.

“Sudah kubilang bukan, aku tidak ingin menyakiti pihak manapun. Dan keputusanku ini yang paling benar, Nu, kita harus berpisah dan kamu harus menyayangi wanita itu seperti kamu menyayangiku.”

Jawaban Aliika cukup membungkam mulut Danu. Laki-laki itu langsung menarik paksa Aliika dan memeluknya, Danu ikut terisak disana. Aliika berusaha untuk melepas rengkuhan itu namun apa daya dirinya tidak memiliki kekuatan penuh untuk menolaknya.

Beberapa menit dalam posisi itu Danu kemudian melepas pelukannya. Merasa sedikit ada kelonggaran Aliika segera mendorong Danu dan berlari meninggalkan laki-laki itu. Kali ini Danu tidak mengejarnya ia membiarkan Aliika pergi dan menerima keputusan yang sudah ditetapkan oleh gadis itu.

****

Prangggg

“Aaaarrgghh”

Sagara membuang semua benda yang berada di atas meja kerjanya. Emosi nya langsung memuncak ketika Papanya mengatakan sesuatu yang sangat tidak diinginkan terjadi dalam hidupnya.

Yaitu perjodohan.

Ya, Sagara akan segera dijodohkan dengan seorang gadis pilihan Papanya. Ini bukan yang pertama kali Papanya mencoba menjodohkannya. Sudah berkali-kali peristiwa perjodohan ini terjadi namun Sagara selalu menolaknya. Dan kali ini Papanya mengatakan jika perkataannya tidak bisa ditolak. Dan keputusan ini sudah mutlak.

Sagara hanya bisa meluapkan emosinya kepada barang-barang di sekitarnya. Tak peduli berapa nilai barang itu dan kondisi ruangannya saat ini.

Drrt drrt

Sagara membuka ponselnya saat benda pipih itu bergetar. Ternyata pesan dari Papanya. Sagara sangat malas membukanya, namun rasa penasaran melingkupinya. Apalagi saat ia mengetahui Papanya mengirimkan sebuah gambar.

Kornea mata Sagara membulat sempurna saat melihat gambar itu. Atau lebih tepatnya sebuah foto seorang gadis. Dan Sagara tahu persis siapa gadis itu. Belum sempat Sagara kembali dari keterkejutannya. Ponselnya kembali berdering. Kini Papanya menelepon nya.

“Itu adalah foto gadis yang akan Papa jodohkan denganmu.” ucap pria paruh baya di seberang sana.

“Tapi Pa, Sagara nggak..”

“Jangan bantah keputusan Papa. Kali ini kamu tidak bisa menolak, Lagipula gadis itu anak dari sahabat Papa yang sudah pasti dari keluarga baik dan terpandang.”

Sagara menghela nafasnya, “Aku tidak pantas untuknya, Pa.”

“Keputusan Papa sudah mutlak dan tidak bisa dibantah! Kamu mengerti.”

Tut

Sambungan telepon terputus secara sepihak. Sagara langsung menghempaskan tubuhnya di kursi kerjanya. Ia memejamkan matanya kuat-kuat sambil memijat pangkal hidungnya.

“Sagara laki-laki pengecut yang tidak pantas bersanding dengannya, Pa.” lirih Sagara dengan nada lelahnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status