Share

Gara-Gara Sekarat, Dinikahi CEO Konglomerat
Gara-Gara Sekarat, Dinikahi CEO Konglomerat
Author: Diamonds Diw

Prolog

"Ya Tuhan, mohon bantu hamba-Mu ini. Please!"

Owai memohon dengan kusyuk di atas kasurnya.

Sejak ibu mertuanya mengatakan bahwa suami--yang dinikahinya lewat video call saat sekarat di masa pandemi--akan datang besok pagi, hatinya tak tenang.

Bagaimana dia menghadapi CEO NN Group itu nanti?

Kilas balik seketika terputar dalam memori Owai.

"Ibuk mau lamar kamu buat anak Ibuk."

"Ini ibuk lakukan supaya kamu menjadi bagian keluarga ibuk. Nanti, Ibuk bisa pindahkan kamu ke ruang eksklusif keluarga kami. Anak ibuk setuju dijodohkan denganmu. Hanya saja, dia sedang berada di Sumatera, dekat daerah tinggal orangtuamu. Cukup kamu bilang iya, maka semua urusan pernikahan dapat langsung dikerjakan, Owai," tutur wanita itu lagi--penuh ketulusan.

Bisa Owai lihat dengan jelas raut wajah lembut pada lawan bicara meski daya pandang matanya dipengaruhi komplikasi sakit oleh infeksi virus Covid.

Dia jadi ikut emosional.

Berhari-hari kondisinya tidak kunjung membaik dan dengar kalimat sarat ketulusan itu menghangatkan hatinya. 

Sebenarnya, Owai bahkan sudah pasrah dengan keadaan.

"Owai terima lamaran untuk anak Ibuk?" Konfirmasi terakhir yang diucapkan agak berbalut nada pasrah.

"Iya," jawab Owai akhirnya.


Hanya saja, kesadaran dirinya mendadak menurun drastis.

Owai pikir dia akan mati, tapi Allah ternyata masih berkehendak lain untuknya.

Dan tentu saja, itu salah satunya berkat perawatan eksklusif berbiaya fantastis yang digelontorkan keluarga sang suami....

Bila Owai kabur sekarang, rasanya tak tahu diri!

Frustasi dan lelah memikirkan bagaimana menghadapi suaminya nanti, kesadaran Owai pun mulai menurun.

Perlahan, perempuan itu masuk ke alam mimpi .... Bahkan, dia tak menyadari jika smart-lock yang dipasangnya di pintu kamar mendadak terbuka tepat jam dua pagi!

Dari sana, seorang pria tinggi tampak masuk sembari membawa koper dan tas di tangan.

Diperhatikannya Owai yang terlelap di ranjang king size milik mereka. 

Tak ingin mengganggu, pria itu berhati-hati memindahkan guling yang dipeluk Owai, lalu merebahkan diri di samping sang istri yang akhirnya dapat dilihatnya secara langsung.

Mata Agler sudah begitu berat. Namun sebelum ikut terlelap, dikecupnya dahi Owai secara lembut. "Good Night, istriku."

Hanya saja, ketenangan itu tak berlangsung lama.

Tepat jam 4 pagi, Owai terbangun, hendak salat tahajud.

Namun, begitu bangun dia mendapati diri tengah memeluk seorang pria dan bukan guling!

"ASTAGHFIRULLAH!!!" paniknya.

Seorang pria?

Pria?

Pria apa?

Refleks, Owai bergegas turun dari tempat tidur, lalu berdiri ke dekat nakas untuk mengambil barang mana saja yang bisa untuk dijadikan senjata jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkannya.

Hanya saja, Owai merasakan bulu kuduknya merinding.

Segera ia menoleh ke tempat tidur dan mendapati tatapan tajam dari pria asing yang dia peluk saat tidur tadi.

Deg!

'Agler William Nara.'

Visual yang sejak sebelas bulan lalu dia hafalkan dari foto membuat nama itu mendadak muncul.

Pikiran perempuan berusia 32 tahun tersebut tiba-tiba kosong.

Sungguh, Owai tidak siap!

Dia pikir masih punya waktu untuk menyiapkan diri menghadapi kemunculan Agler di rumah ini.

Tapi, mengapa pria itu sudah ada di kamarnya?

'Pelukan?'

Owai seketika merinding kala menyadari dia memeluk Agler meskipun pria itu notabene-nya suaminya.

Buru-buru, gadis itu mengambil jilbab untuk digunakannya ke luar kamar.

Lebih baik, dia salat tahajud segera di mushala rumah karena sepertinya dia tak bisa melakukannya di kamar yang sedang diinvasi oleh Agler! 

Sementara itu, Agler memperhatikan sosok mungil sang istri keluar kamar. 

"Menarik," ucapnya menahan tawa. Pria itu pun kembali menutup mata. Masih ada waktu sebelum adzan subuh untuk jadwalnya bangun tidur.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status