Share

22. Menetapkan Perasaan

“Ibra?” Anne terkejut dengan kemunculan Ibra yang berjalan memasuki ruangan.

“Hai.” Ibra melangkah masuk, lekas mendekati ranjang dan menyentuhkan telapak tangannya di kening baby Zha. “Panasnya sudah turun.”

“Kau di sini?” Anne menatap jam di dinding yang baru saja melewati tengah malam.

“Esther mengirimiku pesan. Luciano tiba-tiba membatalkan pertemuan untuk besok karena baby Zha masuk rumah sakit. Butuh beberapa jam untuk sampai, jadi aku datang.”

“Kau tak perlu datang.”

“Aku sudah datang, jadi jangan menyuruhku pulang.” Ibra kembali menatap baby Zha. “Apa kata dokter?”

“Hanya demam. Tapi masih menunggu hasil tes untuk kepastiannya. Mungkin besok pagi. Kuharap semuanya baik-baik saja.”

“Ya, mungkin hanya kelelahan karena seharian main bersama mama dan papaku.”

“Ya, kuharap. Terima kasih sudah datang.”

Ibra menarik kursi mendekat ke ranjang pasien. “Sepertinya kau belum tidur sama sekali.”

“Tadi sempat tertidur, tetapi terbangun karena rengekannya dan langsung ke rumah sakit.”

“Tidu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status