Share

Buron Polisi

Tidak ada yang abadi, meski sukma yang mengurat pada leher dan nadi sekali pun.

Usahaku diambang kehancuran, tapi tidak dengan cita-cita dan harapan yang kutabur di sepanjang hari Delia. Ia tidak boleh patah arang, meski kehidupan menjanjikan mimpi setinggi gunung kemudian mengempaskan ke dasar jurang-jurangnya yang dalam dan sempit.

Delia harus jadi ‘orang.'

[Pembalasan on going!]

Sebuah pesan dari nomor asing kuterima dari aplikasi WA. Seseorang atau mungkin sekelompok orang sedang berusaha menjatuhkan. Teror ayam mati itu? Bisa jadi. Meski, aku belum mendapatkan gambaran siapa pelakunya. Jawabannya masih teka-taki, sebelum kutemukan dan mematahkan leher Zainal.

“Tuan, Anda melamun?”

Suara gadis itu menyadarkanku yang sedang termangu di teras depan.

“Duduklah,” pintaku.

Kejoranya merebak dan seperti penuh sesal ketika kuceritakan semua yang terjadi.

“Semua? Tidak ada yang tersisa, Tuan?”

“Semua. Bahkan uang di brankas kantor juga raib, dua invoice yang sudah cair juga tanpa jejak.”
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status