Share

sembilan puluh sembilan

"Ya udah kalau terserah abang. Kamu nggak boleh protes ya." Akhirnya dia berucap. Ambar yang mendengarnya hanya menghedikkan bahu sebagai jawaban.

Wanita pemilik bulu mata lentik itu mengerutkan keningnya setelah mobil yang dikendarai suaminya hanya berpindah tempat parkir.

"Hotel?" tanyanya sambil mengamati sekitar.

"Iya, katanya terserah aku. Aku kan mau makan itu," goda Iyan sambil menaik turunkan kedua alisnya.

"Abang ...." Ambar benar-benar tak menyangka suaminya bisa berpikir ke situ.

"Udah dua malam loh, Dek. Kamu tak tahu bagaimana rasanya jadi aku." Saat mengatakannya Iyan memasang muka memelas hingga membuat Ambar gemas.

"Tapi ... tapi kenapa mesti di hotel? Aku ndak bawa surat nikah loh," sanggah Ambar cepat.

"Tenang," sahut Iyan sambil mengeluarkan buku tipis dari laci mobil.

"Abang, ish ...." Ambar semakin salah tingkah dibuatnya.

"Yuk! Ayo ... apa mau tak gendong?" ancam Iyan karena Ambar tak kunjung beranjak dari tempat duduknya. Bundanya Alif itu mengalah, dengan langk
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Tiger White
menurutku sih ya iyan ny kurang tegas sm sii kinan..udh tau kinan ada mksud lain tp msih aja bicara seolah ngasi harapan ...hadeeuuhh
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status