Share

BAB 3 CELINE

Sky sedang berada di apartemen mewahnya di pusat kota New York saat Celine Dawson sengaja terbang langsung dari pagelaran busan di Itali hanya untuk menyusul pria yang sudah hampir tiga minggu tidak memberinya kabar.

"Kupikir kau benar-benar tersesat di tengah hutan hingga tidak menemukan sinyal untuk memberiku kabar."

Celine langsung melempar mantel bulunya ke atas sofa dan berjalan cepat menghampiri Sky yang masih belum siap saat tiba-tiba wanita itu sudah menciumnya.

"Kenapa denganmu! " dorong Celine begitu mendapati tanggapan dingin dari Sky.

"Jangan bilang kau tersesat di ranjang wanita jalang yang sampai membuatmu lupa untuk menyambutku!"

"Aku hanya sedang kurang enak badan, " kelit Sky.

"Bohong! Kau sama sekali tidak demam."

Wanita itu sengaja meraba ke dalam kemeja Sky untuk memastikan, bahkan dengan berani membelai otot hidup di balik resleting celananya yang sedang membengkak.

"Bahkan kau mengeras," bangga Celine karena ternyata masih berhasil memancing gairah Sky yang hanya berdiri, berpura-pura acuh.

"Sungguh, Celine, aku sedang kehilangan mood untuk melakukan apapun. "

Sky coba kembali menarik diri ketika wanita itu hendak melepas kancing celananya.

"Sejak kapan kau tidak ingin bercinta denganku?"

"Percayalah aku ingin, sangat ingin tapi terlalu banyak perkara yang sedang kupikirkan sekarang."

"Kau akan segera menggantikan kedudukan papaku apa lagi yang tidak membuatmu senang?"

Sky yang selama ini hanya menjabat sebagai CEO rasanya memang nyaris seperti pekerja rodi. Sudah lama Sky menginginkan posisi presiden direksi yang dipegang Gerald. Selama ini Sky juga sudah cukup tenang dan percaya diri dengan hal itu. Tapi sejak kemunculan nama Alizia Moris sepertinya posisinya jadi tak seaman yang dia kira. Terlebih ia sama sekali tidak tahu siapa Alizia Moris.

Sky menduga Celine juga belum tahu mengenai wasiat Gerald. Karena kalau tidak sekarang dia pasti sudah menjerit histeris. Sky hanya berharap dirinya tidak sedang berada di dekatnya saat tragedi itu terjadi. Kepalanya sendiri sudah hampir meledak dan tidak ingin menambahinya lagi dengan rengekan Celine.

Sky sendiri juga belum bisa berpikir atau merencanakan apapun mengenai wasiat Gerald. Bahkan rasanya Sky masih ingin mengumpat Gerald hingga ribuan kali karena sudah menunjuknya sebagai wali dari seorang anak haram. Anak haram yang juga masih harus dia rahasiakan. Memangnya siapa Alizia Moris hingga kemunculannya berpotensi ikut menghancurkan seluruh masa depan dan kerja kerasnya.

Selama ini memang Sky yang merasa lebih banyak bekerja keras sementara Gerald hanya menyuruhnya kesana-kemari menangani masalah perusahaan mereka. Walaupun tetap saja Sky mengakui dirinya tidak akan jadi orang seperti ini tanpa pengalaman yang diajarkan Gerald. Itulah kenapa walaupun kadang Sky ingin membencinya tapi nyatanya dia tidak bisa karena Gerald juga sudah seperti orangtuanya sendiri 'orangtua yang cerewet lebih tepatnya!'

Sebelumnya Sky sudah cukup tenang, karena dia pikir dengan mendapatkan Celine Dawson posisinya sudah bisa dipastikan sangat aman. Ternyata selama ini dia hanya membuang-buang waktu.

Kali ini Celine dan ibunya memang masih belum tahu, tapi akan segera tahu. Karena itu Sky harus bertindak lebih cepat. Sky sangat mengenal Vivian, dia bukan wanita yang akan tinggal diam apa lagi dengan anak haram yang tiba-tiba merampas semua miliknya.

Gerald memang luar biasa membuat Sky hampir gila, bagaimana dirinya juga masih harus menghadapi rengekan dua wanita yang pastinya juga tidak akan mau hidup miskin. Vivian dan Celine tidak akan terima dengan semua ini.

Sky kembali melihat Celine yang kali ini sudah duduk di sofa dengan melipat tangannya di dada.

"Sampai kapan kau akan berhenti berjalan mondar-mandir seperti itu! " tegur Celine yang sudah nyaris bosan diabaikan.

"Gaunmu bagus, " komentar Sky sambil menunjuk gaun yang dipakai Celine.

Benar-benar sesuatu yang sangat tidak penting untuk dia bahas. Padahal Sky memang hanya sedang tidak tahu harus mengucapkan apa karena tiba-tiba banyak sekali rahasia yang harus dia jaga dan jangan sampai lidahnya tergelincir kemudian menghancurkan semua rencananya yang belum rapi.

Celine cuma memiringkan kepalanya menatap Sky dengan heran. "Ini gaun Dior yang baru kubeli kemarin, apa kau tidak penasaran juga berapa size-nya? " tanya Celine untuk mengejek kepedulian Sky.

"Atau kau ingin aku melepasnya untuk memastikan? " goda wanita itu dan sepertinya belum menyerah untuk mengajak Sky menanggalkan pakaian.

"Kita bisa bercinta di sofa atau sambil berdiri, apapun yang kau suka."

"Oh, hentikan, Celine! Aku hanya sedang tidak bisa berpikir. " Sky coba menghela napas sejenak untuk bisa menyegarkan otaknya.

"Sepertinya kau datang di waktu yang kurang tepat."

"Jadi sekarang kau mengusirku! " sinis Celine yang segera berdiri menyambar mantel bulu Armani-nya.

"Bukan maksudku seperti itu."

Celine hanya kembali meneliti pria di depannya lebih serius. "Sepertinya kau benar-benar sakit! datangi saja psikiater!" sarkas Celine untuk menuduh Sky sedang gila karena bicaranya pun mulai kacau.

Perempuan itu segera berpaling pergi, berjalan menghentak tumit heels tingginya mengetuk lantai.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Fifi Tasya
wkwkwkwk.... makanya kunjungi saja Lizzie biar gak gila sky.
goodnovel comment avatar
Ati Husni
seru ceritanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status