Pertempuran hebat terjadi di dekat gerbang kota Tayli antara Thian Sin dan Sepasang Badai Utara, sepasang pendekar tua tersebut walau tidak berada di atas angin, tetapi berkat pengalaman bertempur sepasang suami istri tersebut mampu menahan serangan serangan yang di lakukan oleh Thian Sin.Sementara pasukan yang di pimpin oleh Yok Kwi perlahan keluar dari kota dan mulai bergerak menjauh dari kota Tayli walau terus di buru oleh pasukan Yuan pimpinan panglima Arkun.Jurus andalan Pemecah Gelombang dari Sepasang Badai utara hanya bisa mendorong tubuh Thian Sin tanpa dapat melukai, itu pun jika keduanya menggabungkan pukulan dengan tenaga dalam mereka berdua.Shenjin dan Bi Hai sudah putus asa melawan Thian Sin, karena setiap tangan mereka hendak menyentuh tubuh lawan, tangan mereka seperti melenceng.“Kepung dan serang dia!?” Teriak Shenjin kepada puluhan prajurit Yuan yang tidak ikut mengejar rombongan prajurit Tayli.Walau gentar melihat pertempuran antara Thian Sin serta Sepasang Bada
Shenjin terus menyedot tenaga dalam Bi Hai melalui telapak tangan, kemudian tenaga dalam yang berhasil di tarik, di keluarkan kembali melalui tangan kanan Shenjin, untuk menambah kedasyatan ilmu topan mengguncang lautan.Tubuh Thian Sin terus naik dan berputar putar terbawa oleh pusaran angin topan cipataan Shenjin.“Aku rasa pemuda itu sudah tewas oleh angin topan hasil gabungan tenaga dalam kita.“Cukup Bi Moi! Tarik kembali tenaga dalammu, sebelum terlambat,” ucap Shenjin.Bi Hai anggukan kepala, kemudian tangan nya menotok satu urat di dada serta bahu untuk menutup tenaga dalamnya agar tidak tersedot oleh Shenjin.Shenjin lepaskan telapak tangan kiri dari telapak Bi Hai, kemudian kedua tangannya di dorong kedepan untuk menambah tenaga dalam jurus Topan mengguncang lautan, tetapi kali ini hanya tenaga dalam Shenjin yang di gunakan.Shenjin melihat Thian Sin tidak berdaya dan terombang ambing oleh ilmu topan pengguncang lautan, itu sebabnya Shenjin menyuruh Bi Hai untuk melepaskan s
Pada tahun 1272 Bangsa Mongol berhasil menaklukan Dynasti Song, membuat bangsa Han harus merelakan negara mereka di pimpin oleh Bangsa asing.Pemerintah Mongol yang di pimpin oleh Kubilai Khan resmi mendirikan negara yang di beri nama Yuan Raya.Sejak kerajaan Song runtuh, bangsa Han mulai kehilangan kepercayaan diri.Bangsawan serta mantan pembesar Song memilih bersembunyi agar keluarga mereka selamat.Hal tersebut juga terjadi di dunia persilatan, para pesilat bangsa Mongol yang terus membanjiri Tiongkok membuat kerusuhan dan menantang para pesilat Han, tetapi para pesilat bangsa Mongol masih menahan diri dan tidak terlalu berani lebih jauh mencampuri urusan bangsa Han karena para pesilat bangsa Han mempunyai 8 tokoh yang sangat di segani oleh dunia persilatan, termasuk para pesilat dari Mongol.Walau ke delapan tokoh tersebut terbelah menjadi dua dan saling berseberangan, tetapi mereka dalam satu hal mempunyai satu kesamaan, mereka sangat membenci bangsa Mongol yang sudah menjajah
Di dalam gubuk kecil di tengah hutan yang berada di pinggiran sungai, dua orang lelaki berwajah menakutkan berdiri di depan pintu gubuk.“Apa kalian sudah menemukan kitab pusaka Ang-bin-Moko? Tanya suara berat dari dalam rumah.“Kami berdua sudah mencari di seluruh rumah dan perkampungan, tetapi tidak ada apa-apa, jangan kan kitab, benda berharga juga tidak kami temui,” gerutu seorang pria bertubuh pendek.“Aneh! Kemana semua pusaka milik perkampungan merah, apa mereka sudah tahu akan penyerangan dan menyembunyikan semua pusaka? Batin Pria di dalam gubuk.“Tuan Lo! Kami sudah melaksanakan tugas kami, pusaka apapun kami tidak berminat, tetapi kami sudah puas dengan tewasnya Ang-bin-Moko, karena menurut kami dia bukan golongan hitam sejati dan dia tidak pantas menjadi pemimpin golongan hitam.“Tutup mulut dan Jangan sebut namaku!? Bentak pria dari dalam gubuk, “kalian pergi dan ambil hadiah yang sudah di siapkan,” lanjut perkataan pria tersebut.Kedua lelaki berwajah menakutkan tersebut
Kedatangan Thian Sin di perkumpulan sungai panjang menarik perhatian para anak murid perkumpulan sungai panjang yang sebaya dengannya, salah satunya adalah Kin Bwee, anak dari Pangcu Jiang-Kiang-PangKin Bwee setelah tahu Thian Sin tinggal di rumah kakek Hay, ia mengajak kawan-kawannya untuk melihat Thian Sin.Kin Bwee tertegun melihat bocah berwajah tampan tengah jalan sambil memanggul papan.“Apa dia yang bernama Thian Sin? Tanya Kin Bwee.“Benar Siocia! Jawab A Gu.“Kenapa sih Suheng selalu memanggilku Siocia, panggil saja aku Sumoi, aku kan adik seperguruan Suheng,” Kin Bwee berkata dengan nada kesal, sudah sering ia beritahu A Gu untuk tidak memanggilnya Siocia ( nona ) tetapi tidak di indahkan oleh A Gu.A Gu hanya tundukan kepala mendengar perkataan sang Sumoi, A Gu yang ber umur 12 tahun memang sangat hormat kepada Kin Bwee beserta keluarganya, karena A Gu di angkat murid oleh Kin Tho sesudah Kin Tho berhasil menolong ia beserta keluarganya dari rampok gunung yang menyerang pe
Thian Sin terkejut mendengar perkataan kakek Hay, tanpa banyak bicara Thian Sin melesat ke arah dapur, kemudian mengambil air lalu air tersebut di taruh ke dalam baskom.Raut wajah Thian Sin berubah pucat, ketika melihat seluruh kulit wajahnya berubah warna menjadi merah, mirip seperti wajah sang ayah.“Apa yang salah? Menurut keterangan yang di tulis oleh ayah jika mempelajari Hud Kong Sing Kang, racun ular merah tidak menyebar,” batin Thian Sin.“Jelaskan kepada kakek kenapa wajahmu menjadi merah? Terdengar suara kakek Hay di belakang Thian Sin.“Aku kemarin memetik buah berwarna merah di hutan, setelah makan buah itu, tubuh Thian Sin gatal-gatal, Thian Sin lalu tidur untuk menghilangkan gatal, pas Thian Sin bangun sudah seperti ini,” jawab Thian Sin.“Celaka! Kau keracunan, nanti kakek panggilkan tabib untuk memeriksa tubuhmu,” balas Kakek Hay dengan nada khawatir ketika mendengar perkataan Thian Sin.“Ja….jangan, kek! Biarkan saja, nanti juga hilang sendiri, Thian Sin sudah tidak
Thian Sin menggerakan kedua tangan turun naik, kemudian berputar lalu tubuhnya bergerak menghantam batu besar yang ada di depan.Sebelum telapaknya tangannya menyentuh batu, kedua telapak tangan Thian Sin berubah warna menjadi merah.Blar!Batu besar hancur dan serpihan batu berubah warna menjadi merah.Thian Sin tersenyum melihat hasil yang ia peroleh sambil melihat kedua tangan.“Ban-tok-Ciang ( tangan selaksa racun ) dari Ang-tok-Jiu sangat dasyat,” batin Thian Sin melihat hasil yang ia peroleh.Thian Sin sangat senang dengan hasil yang ia peroleh, kini racun merah benar-benar terkunci di titik jalan darahnya dan racun hanya bisa keluar menyebar ke seluruh tubuh jika ia membuka dan menyalurkannya menggunakan tenaga Hud Kong Sing Kang.Racun merah juga tidak bisa melukai Thian Sin, karena tenaga Hud Kong Sing kang melindungi seluruh tubuh bagian dalam.Jika ada kesempatan berlatih, Thian Sin berlatih di hutan ini untuk belajar dan mematangkan ilmu Ang-tok-Jiu, pohon-pohon di sekitar
Hari yang di tunggu oleh semua orang di perkumpulan sungai panjang, akhirnya tiba.Rumah-rumah yang di hias, bendera serta umbul-umbul menghiasi sepanjang jalan yang menuju perkampungan sungai panjang untuk menyambut kedatangan tamu istimewa.Satu kapal besar bersandar di dermaga sungai, beberapa orang tampak turun dari kapal tersebut.Kin Tho bersama para tetua yang menyambut kedatangan Yu Lai di dermaga tersenyum ketika melihat seorang pria dengan rambut putih turun dari kapal.Yu Lai jalan di dampingi oleh seorang pemuda tampan beserta dua orang lelaki, satu orang biksu dan seorang lagi pria tua yang tidak lain adalah Tay Hu, wakil dari Yu Lai.“Selamat datang di perkumpulan sungai panjang, Taihiap! Kin Tho berkata sambil memberi hormat saat Yu Lai ada di hadapannya.“Terima kasih sudah mengundang kami Pangcu, satu kehormatan buat lembah pedang bisa datang ke perkumpulan sungai panjang,” Yu Lai membalas perkataan serta penghormatan dari Kin Tho.Kin Tho sangat senang dengan balasan