Share

School

Jackson benar-benar menepati janjinya. Ia mengizinkan Elenora pergi ke sekolah namun gadis itu tidak pergi sendiri.

Selusin pengawal bersama Elenora.

Enam diantaranya ikut masuk ke dalam dan sisanya, Mereka berjaga diluar sekolah.

"Lihat gadis itu! Kau dengar berita pernikahannya?"

"Ya. Sebenarnya apa yang membuat Presdir Hoffman tertarik dengan gadis bodoh seperti Elenora?"

"Dia tidak cantik dan tidak seksi, tapi Herr Hoffman memilihnya sebagai istri, cih!"

Bukannya tersinggung, Elenora justru mengabaikan Mereka, berjalan santai melewati gerombolan gadis penggosip yang sedang membicarakan dirinya dan Jackson.

Ia sudah terbiasa mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari Mereka.

Seperti makanan sehari-hari.

Elenora hanya seorang siswi penerima beasiswa di sekolah ini. Dulu, Ia tidak pernah bermimpi bisa bersekolah di sini apalagi sekarang statusnya telah berubah menjadi istri Presiden Direktur J.H Corporation; Perusahaan terbesar kedua di daratan Eropa. Memiliki banyak pabrik teh di wilayah Asia dan bisnis properti yang berkembang pesat. 

Semua itu terlalu luar biasa bagi gadis biasa sepertinya.

"Kau melamun lagi?"

Itu Bill Matteo.

Teman sekelas Elenora sekaligus siswa terpandai di sekolahnya.

Bill merupakan pangeran sekolah karena wajah campurannya yang tampan; Italia-Kanada.

Dan poin pentingnya adalah Mereka berteman dekat. Lebih tepatnya, Bill yang mendekati Elenora karena pemuda itu menyukainya.

"Pergilah, Bill! Aku sedang malas berbicara sekarang."

"Ceritakan padaku. Jangan dipendam sendiri."

"Apa yang ingin Kau dengar?" Ada jeda sebentar sebelum Elenora kembali bersuara, "Kumohon menjauh dariku. Kau membuat Mereka semakin membenciku, Bill."

Gadis itu selalu saja menghindar darinya.

Bill merasa, sikap Elenora semakin dingin semenjak pernikahannya dengan Jackson.

Tidak ada yang bisa Ia lakukan selain menatap sendu punggung Elenora yang sudah menghilang dibalik dinding putih itu.

Dan berharap, kelak gadis itu bisa memahami perasaannya.

******

"Siapa pemuda itu?"

Tanpa mengalihkan pandangan, Jackson bertanya pada salah seorang pengawal yang melapor kegiatan istri mungilnya di sekolah.

"Dia Bill Matteo, teman sekelas Frau Hoff di sekolah, Herr. Tidak ada yang spesial, Mereka hanya berteman saja."

Suara gebrakan meja membuat pria yang berdiri dihadapan Jackson terkesiap kaget.

Pikirnya, apa yang salah? Mereka hanya berteman, tidak lebih.

"Kau lupa dengan siapa Kau bicara? Pergi!"

Pria itu menunduk, merutuki kebodohannya sendiri. "Pardon, Herr. Permisi." Lalu keluar saat Jackson membuat gestur menyuruhnya pergi.

Kemudian pintu kembali terbuka. Max dan Alexis datang bersamaan.

"Ada apa?"

"Sopan sekali sambutanmu, J."

Pria itu memijit pelipisnya, banyak hal yang sedang Ia pikirkan sekarang.

"Tidak usah basa-basi, katakan!"

Alexis memberinya sebuah dokumen dan sepertinya itu sangat penting.

"Kenapa Madre ingin kelompok itu aktif lagi?"

"Aku tidak tahu tapi Frau Anna meminta Kau memimpin kelompok itu lagi, J."

"Tidak! Aku keberatan ..."

"Kau mau membantah perintah Madre?"

Frau Anna.

******

Suara Frau Anna menggema dalam satu ruang utama Mansion Hoffman. Mereka terdiam sambil menundukkan wajah saat wanita itu masih sibuk mengomel semenjak tadi.

"Kau harus melakukannya, Jackson! Madre ingin Kau menduduki kursi itu .... Kursi kekuasaan Typhon."

"Thypon sudah lama tidak beroperasi. Lagipula Aku juga tidak ingin memicu konflik dengan kelompok lain. Terlalu banyak musuh Tyhpon diluar sana. Kuharap Madre bisa mengerti."

"Itu karena Kau terlalu sibuk bermain dengan jalangmu! Bahkan saat Kau memutuskan menikahi Elenora, Kau tetap melakukan kebiasaan burukmu itu!" Kilatan emosi terlihat dimata Frau Anna namun kemarahan itu menguap begitu saja saat suara selembut beledu itu terdengar.

"Herr, maaf Saya terlambat."

Sepasang obsidian abu itu menatap satu-persatu orang yang ada di ruangan tersebut.

Dan pandangannya terhenti pada sosok wanita cantik yang berdiri didepan suaminya.

Wanita itu juga menatap ke arahnya.

"Lihat! Kau bahkan memperlakukan istrimu seperti seorang tahanan! Memberinya batas waktu dan membuatnya takut. Apa Kau sudah gila, Jackson?"

"Cukup! Madre tidak berhak ikut campur. Dia milikku! Dan Kau, sebaiknya kembali ke kamarmu!"

Perintah. Pria diktator itu selalu saja memerintahnya. Dan Elenora tidak bisa membantah ucapan sang suami.

Gadis itu terlalu takut hanya untuk melawan Jackson dan segala dominasinya.

Berbeda dengan Sevanya .... Oh astaga! Sevanya tidak boleh muncil disaat seperti ini.

Elenora belum siap menunjukkan sisi lain dalam dirinya yang sulit dipahami, bahkan oleh suaminya sendiri.

"Siapa wanita itu?" gumamnya entah pada siapa.

******

Makam itu?

Sejujurnya, Ia tidak peduli tapi Sevanya muncul dan mendorongnya untuk melihat lebih dekat kesana.

'Cih! Si bodoh itu benar-benar gila! Menyimpan mayat di halaman rumahnya.'

"Jaga ucapan, Sevanya! Beda menyimpan dan menguburnya! Herr Hoffman hanya ingin memberi tempat yang layak untuk Dia"

Sevanya tertawa.

Mentertawakan kenaifan Elenora yang menurutnya sangat menjengkelkan.

'Terus saja membelanya. Saat Kau lengah, maka Aku akan membuatnya menyesal karena telah mempermainkan perasaanmu, El!'

"Cukup! Aku tidak butuh nasehatmu. Pergi Sevanya! Sebelum orang-orang mengetahui keberadaanmu!"

"Siapa itu Sevanya?"

Sial. Sejak kapan Jackson disana? Apa pria itu mendengar semua percakapannya dengan sang Alter Ego?

Tidak. Elenora belum siap untuk mengatakan yang sebenarnya.

Tidak untuk sekarang.

"Herr ..."

"Kutanya, siapa Sevanya? Dan sedang apa Kau di sini? Siapa yang mengizinkanmu datang ke tempat ini, Elenora?"

"Itu, sebenarnya Dia ..."

"Bicara yang benar, Elenora!" Jackson memperingati.

"Maaf. Saya harus pergi, Herr."

Tentu saja Elenora tidak bisa mengatakannya sekarang. Ia membutuhkan waktu yang tepat untuk menceritakan tentang Sevanya pada Jackson.

Apalagi Mereka menikah tanpa didasari perasaan cinta.

Ia khawatir jika Jackson akan menyakitinya nanti, mengingat sikap pria itu sulit ditebak.

******

Butiran salju putih turun, membentuk gumpalan yang menempel diantara jendela kaca.

Jackson berdiri disana, sebelah tangannya masuk ke dalam saku celana, "Kau masih belum memutuskannya?"

Amber itu hanya berotasi malas saat Frau Anna kembali membahas masalah tadi siang.

"Aku tidak punya banyak waktu mengurus dua pekerjaan sekaligus!"

"Kalau begitu Madre akan mengambil Elenora darimu. Meminta gadis itu bercerai denganmu dan membuatnya memiliki 70 persen bagian J.H Corporation, bagaimana?"

"Madre mengancamku?"

Wanita itu mengedikkan bahu santai, "Tergantung dari sisi mana Kau melihatnya, putraku. Tanda tangani dokumen itu maka Madre tidak akan ikut campur lagi."

Jackson tampak berpikir. Ia tidak mau mengambil keputusan yang bisa menimbulkan masalah baginya.

Typhon adalah kelompok bawah tanah yang pernah di pimpin oleh mendiang Daddy-nya. 

Kelompok terkuat yang ditakuti oleh kelompok lain pada masanya dan juga Typhon memiliki banyak sekali musuh.

Keputusan Daddy Jackson untuk menghapus kelompok itu sebelum meninggal adalah keputusan yang tepat karena Daddy-nya tidak ingin musuh Typhon mengusik keluarganya.

Tapi lihat sekarang?

Justru Frau Anna ingin Typhon kembali beroperasi dan meminta Jackson memimpin kelompok tersebut.

"Beri Aku waktu untuk memutuskan semuanya, Madre."

******

Touch vote and like, please!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status