Share

Ethan menghilang

Ethan yang bersembunyi di balik gedung lain melihat Alina dari kejauhan yang masuk ke dalam restoran bersama Elis. Dari tatapan Ethan ke Alina saat ini penuh dengan tanda tanya. Beberapa saat kemudian Yunda menghampiri Ethan.

Yunda menyilangkan kedua tangannya di depan, "Aku sudah bebaskan dia, sekarang kamu harus menghilang dari hadapannya," ucap Yunda.

Ethan menoleh ke arah Yunda dan menatapnya dengan tajam, "Ingat Yunda, aku melakukan ini semua karena terpaksa," jawab Ethan kemudian berjalan menuju mobilnya.

Yunda tersenyum puas, "Saat ini kamu akan terpaksa, tapi nanti kamu pasti akan berterima kasih padaku karena kamu telah aku jauhkan dari si pincang itu," gumam Yunda.

***

"Apa? Ethan meminta-mu untuk menggantikan dia untuk acara jumpa fans besok?" tanya Alina terkejut.

"Iya Kak, aku diminta oleh Pak Ethan untuk menemani Kakak besok, dan untuk lebih jelasnya nanti Kakak akan temukan di kamar hotel katanya."

Seketika Alina teringat apa yang dikatakan oleh Yunda beberapa saat yang lalu. Alina melihat ke arah Elis yang masih makan.

"Elis!"

"Iya Kak?"

"Aku akan kembali ke hotel sekarang, kamu bisa lanjutkan makan sendiri, aku tidak paham apa yang dimaksud oleh Ethan."

"Em, iya Kak, Kakak pergilah tidak perlu khawatir, setelah semuanya jelas Kakak bisa hubungi aku kembali," jawab Elis.

Alina bergegas berdiri dan mulai berjalan menuju ke luar restoran. Akan tetapi setelah beberapa langkah sebelum sampai pintu masuk, Alina berbalik dan menghampiri Elis lagi.

Elis melihat Alina yang kini berdiri di dekatnya, "Ada apa Kak?"

"Hehe, Elis, sebelumnya telah terjadi hal buruk padaku sehingga aku tidak membawa smartphone ataupun uang … em, bolehkah kamu meminjamkan uang untuk ongkos taksi?" ucap Alina.

Elis tertawa mendengar perkataan Alina, "Kakak ini lucu, tentu saja, Kakak tidak perlu ragu, sebentar."

Elis merogoh dompetnya dan mengambil beberapa lembar uang untuk diberikan kepada Alina. Alina mengambil uang itu dan berterima kasih.

"Aku akan segera mengembalikannya," tutur Alina.

"Tidak Kak, tidak, uang ini belum seberapa dibandingkan dengan jasa Kakak yang telah membantuku," jawab Elis.

Alina pun tersenyum kemudian segera keluar dari restoran.

***

Alina kini telah tiba di hotel dan segera menuju kamarnya. Setibanya Alina di kamar, ia mencari keberadaan Ethan di setiap sudut kamar. Tapi Alina tiba melihat Ethan sama sekali, Alina justru mendapati bahwa semua barang dan pakaian yang dibawa oleh Ethan sudah tidak ada lagi di kamar hotel itu.

Dengan lemas Alina perlahan duduk di atas kasur seraya meremas rambutnya yang panjang. Tepat di samping tempat ia duduk, Alina melihat sebuah surat yang ditinggalkan oleh Ethan. Alina mengambil surat itu dan membukanya.

  "Alina, mulai sekarang aku tidak bisa lagi bersama denganmu. Aku tidak bisa mendukung-mu lagi."

Pesan yang sangat singkat yang ditinggalkan oleh Ethan membuat Alina merasa sangat sedih dan juga marah. Alina tidak mengerti kenapa ini dilakukan oleh Ethan. Ini semua diluar ekspektasi Alina.

"Apa ini? Kenapa Ethan yang dulu sangat baik dan bijaksana bisa melakukan hal seperti ini," benak Alina seraya menahan tangisannya.

Dan tidak lama kemudian air mata itu sudah tidak terbendung lagi. Alina menangis sejadi-jadinya selama beberapa saat. Alina tidak menyangka bahwa orang yang sangat ia percayai dan sangat ia sayangi pergi meninggalkan dia. Alina kini merasa bahwa ia akan sendirian untuk selamanya.

"Hanya Ethan lah yang bisa mengerti diriku selama ini, jika Ethan sekarang sudah pergi begitu saja seperti ini tanpa kejelasan maka tidak akan ada lagi yang bisa mengerti diriku hiks dan … aku juga sudah mulai menyukainya hua aaaa," gumam Alina seraya terus menangis.

"Sekarang, aku tidak akan percaya pada siapapun lagi, aku sangat kecewa dengan hidup ini," sambung Alina.

***

Keesokan harinya, Alina melanjutkan kegiatannya yang sudah dijadwalkan dengan ditemani oleh Elis. Acaranya berjalan dengan lancar dan Alina juga bisa mengontrol dirinya yang masih merasa sedih itu.

Setelah acara selesai, Alina segera menuju ke bandara untuk pulang. Alina tidak ingin berlama-lama di Bali dan ingin segera pulang.

Elis melihat ke arah Alina yang berjalan seraya melamun, "Apa yang terjadi pada Kak Alina, kenapa Ethan tidak datang ke acara jumpa fans tadi? Aku yakin telah terjadi sesuatu yang serius diantara mereka," pikir Elis.

Alina berhenti berjalan kemudian menoleh ke arah Elis.

"Elis!"

Elis mendekati Alina, "Iya Kak?"

"Terima kasih untuk semuanya, aku bisa sendiri dari sini, kembali lah ke cafe dan tingkatkan omset penjualan!" Elis mengangguk kemudian pergi meninggalkan Alina. 

***

Tangan Elis di tahan oleh Ethan begitu Elis sampai di pintu masuk bandara. Elis menoleh ke arah Ethan, "Pak Ethan? Kenapa baru muncul sekarang?"

"Maafkan aku, apakah Alina baik-baik saja?"

"Kenapa Pak Ethan bertanya padaku? Tanyakan saja langsung pada Kak Alina."

"Aku tidak bisa bertanya padanya sekarang."

"Kalian bertengkar?"

Ethan hanya membalas dengan senyuman.

Elis menghela nafas sebelum menjawab, "Astaga, Kak Alina baik-baik saja, ketika acara jumpa fans tadi juga dia terlihat ceria, tapi …."

"Tapi apa?"

"Setelah acara selesai Kak Alina berubah menjadi sangat pendiam sampai kami tiba di Bandara, apa Pak Ethan tahu apa yang terjadi pada Kak Alina? Atau jangan-jangan semua ini karena Pak Ethan?"

"Terima kasih informasinya Lis, aku pamit dulu."

"Eh? Tunggu Pak, Bapak belum menjawab pertanyaan saya, Pak! Pak! … Ada apa ini, kenapa dia pergi begitu saja … Aaaa, entahlah aku mau kembali saja ke cafe." Elis kesal dengan situasi yang ada saat ini.

***

Selama perjalanan pulang, Alina sering meneteskan air mata dengan ekspresi wajah datar. Ini adalah perjalanan yang sangat panjang bagi Alina saat ini. Dan untuk kedepannya Alina akan menghadapi perjalanan baru dengan sendiri.

"Seandainya aku tidak bertemu dengan Ethan, mungkin aku tidak akan merasa kehilangan seperti ini," benak Alina.

***

Clara memuntahkan makanan dari dalam mulutnya ketika mendengar pernyataan Mbak Nur. Mata Clara terbelalak dan tidak bisa berkedip untuk sesaat karena terkejut.

"Aish, jorok banget sih kamu Clara," cela Mbak Nur.

Clara menyeka makanan di sekitar mulutnya dan juga di meja, "Maafkan aku Mbak … tapi Mbak serius, apa yang Mbak bilang tadi?"

"Kamu enggak percaya sama Mbak? Mbak sama Anastasya dulu kan temenan baik banget."

Clara mengangguk mengakui bahwa Anastasya dan Mbak Nur memang dekat, "Jadi alasan Anastasya kabur dari rumah karena Ibu tirinya dan tanpa membawa apa-apa? Bahkan dia meninggal pesan agar jangan mencarinya dan tidak memerlukan harta apapun dari keluarganya?"

"Em, iya, salah satu kalimat dari surat yang Anastasya tulis adalah "aku hanya ingin Ayah bahagia dengan keluarga Ayah yang sekarang, tidak ada yang lebih bahagia dari itu" bukankah aneh?"

"Wah, apa yang dipikirkan oleh Anastasya, kenapa dia begitu berani padahal dia pasti nggak ada uang kan Mbak?"

Mbak Nur hanya mengangkat kedua bahunya menandakan bahwa dia juga tidak mengerti dan tidak tahu. Clara merasa seperti menemukan jalan buntu untuk mencari keberadaan Anastasya, terlintas di benak Clara untuk menyerah. Tapi Clara mengingat wajah Alina yang beberapa hari lalu ia lihat.

"Aku tidak bisa menyerah sekarang, aku akan mencari cara lain."

***

Epilog

Ethan melihat Alina keluar dari mobil bersama dengan Elis dan berjalan menuju Bandara dengan tatapan kosong. Wajah Alina terlihat pucat dan lemas. Jantung Ethan terasa sesak dan membuatnya sulit untuk bernapas, ditambah lagi Ethan melihat Alina meneteskan air mata dalam diam.

Ethan menahan air matanya, "Maafkan aku Alina, akan aku pastikan bahwa aku akan kembali sesegera mungkin," ucap Ethan.

Bersambung…

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status