Share

D5

Memijat kepalanya perlahan, menatap sekitar tempat dimana Leo menghabiskan waktunya dengan Endi kemarin. Berharap malamnya akan tenang tanpa masalah seperti semalam, memikirkan perkataan Putik yang menolaknya semakin membuat sesuatu dalam dirinya tertantang untuk mendapatkan wanita itu.

Suara sekitarnya membuat Leo mengalihkan pandangan, sekali lagi pandangan yang sama seperti semalam terlihat dengan jelas. Kali ini bukan wanita yang semalam dan itu membuat Leo hanya diam melihatnya, dari kejauhan Leo bisa melihat ketidaknyamanan dari wanita itu. Tidak lama wanita itu lagi-lagi ke kamar mandi, Leo menghembuskan nafas panjang karena harus lagi-lagi berurusan dengan hal gila macam ini.

Leo hanya diam sampai akhirnya wanita itu kembali dan tampak pria itu mengajak keluar, dengan segera Leo beranjak dari tempatnya dan langsung mengambil kendaraannya. Langkahnya terhenti saat mendengar suara wanita, menatap mereka dan menemukan wanita yang semalam dan Leo tidak tahu namanya. Wajah wanita yang satunya tampak ketakutan, sedangkan wanita semalam dengan keberanian tersisa memaki pria yang bersama wanita itu.

Leo mengambil keputusan untuk langsung mengambil mobilnya, mendekatkan mobilnya agar mereka bisa masuk kedalam. Saat berada dihadapan mereka masih bersitegang, mau tidak mau Leo keluar dari mobil dan mendekati mereka.

“Ada apa ini?” Leo bertanya dengan wajah datar membuat semua memandang kearahnya “Anda mau pakai wanita ini? Berapa biayanya?”

“Anda mau sama mereka? Murah nggak terlalu mahal, meskipun sayang karena masih tersegel.” Pria yang dekat dengan wanita itu menjawab.

“Anda apa tidak memiliki perasaan? Bagaimana jika yang dibeginikan saudara perempuan atau lebih parahnya ibu anda?” Leo menatap tajam pada pria yang ada dihadapannya.

Leo melirik mereka berdua yang terdiam, gadis yang ditolongnya semalam menatap penuh waspada pada pria itu, sedangkan gadis sebelahnya hanya diam menunduk. Leo menghembuskan nafas panjang agar bisa tenang menghadapi semua ini, dirinya hanya seorang diri tanpa Endi atau Irwan yang biasanya bersama.

“Berapa yang anda minta?” Leo membuka suara membuat pria itu tersenyum meremehkan “Cepat sebutkan dan pergi dari hadapan kita.”

“Tiga puluh kita.” Pria itu berkata dengan santai membuat Leo membelalakkan matanya.

“Anda melakukan jual beli manusia?” menatap tidak percaya sambil menggelengkan kepalanya. “Lepaskan mereka atau saya laporkan pada pihak terkait, kalau anda lupa banyak orang yang bisa menjadi saksi perbuatan anda ini.”

“KAU!”

Pria tersebut menatap Leo tajam dan tidak lama meninggalkan mereka berdua, Leo menatap kearah kedua gadis yang sedang sibuk berbicara. Menghembuskan nafas panjang sebelum akhirnya memilih untuk menjauh dari mereka, tapi langkahnya terhenti saat salah satu dari mereka memanggilnya.

“Anda bukannya yang kemarin menolong saya? Fransiska nama saya dan dia adalah Yena.” Fransiska menatap Leo lembut.

Leo terdiam tidak tahu harus menanggapi atau bereaksi bagaimana terhadap Fransiska, menatap mereka berdua bergantian dan hanya bisa mengangguk. Langkah Leo terhenti saat mengingat mereka berdua pulang menggunakan kendaraan apa, menatap mereka berdua yang lagi-lagi sedang diskusi. Leo bisa melihat bagaimana Fransiska tampak sayang pada Yena, menenangkan Yena yang masih ketakutan dengan ekspresinya yang ingin menangis.

“Kalian bisa pulang dengan saya.” Leo membuka suara membuat mereka berdua menatapnya kembali. “Kalian bisa pulang dengan saya, saya antarkan sampai rumah.”

Fransiska menggelengkan kepala dengan memberikan senyuman “Kami bisa pulang....”

“Kak, kita pulang pakai apa? Kita sendiri nggak bawa uang.” Yena menghentikan perkataan Fransiska.

“Mereka mau datang kesini.” Fransiska menatap tajam pada Yena.

“Kakak yakin mereka akan datang dan bantu kita? Aku bahkan takut ketemua sama mereka.” Yena menatap ketakutan pada Fransiska.

Leo yang melihat itu hanya diam “Kalian bisa sama saya, tenang saya tidak bermaksud jahat.”

Fransiska tersenyum kearah Leo “Kami percaya.”

Leo bernafas lega mendengar jawaban dari mereka dan mengarahkan ke mobilnya, memastikan mereka berada dalam mobil dalam keadaan yang nyaman. Mengendarai mobilnya menuju tempat yang sudah diberitahu Fransiska, suasana didalam mobil sangat sunyi tidak ada yang membuka pembicaraan. Beberapa kali Leo melirik ke Fransiska yang menatap ke belakang seakan memastikan Yena baik-baik saja, melihat mereka berdua tidak ada kemiripan sama sekali membuat Leo bertanya-tanya.

“Hubungan kalian?” tanya Leo membuka pembicaraan atau menghilangkan kesunyian mereka berdua.

“Kami bergabung dalam group.” Fransiska menjawab dengan menatap Leo “Saya lupa menyampaikan ucapan terima kasih kemarin dan hari ini juga.”

“Kalau boleh tahu pria tadi dan kemarin?” tanya Leo hati-hati “Apa ada yang menjual kalian?”

“Dunia entertainment yang penuh dengan lika liku.” Fransiska menjawab dengan tatapan sedih “Perusahaan kami ingin kami melayani para pria, kami berenam dan waktu itu hanya aku saja, selalu menolak dan juga gagal. Terkejut saat Yena berangkat diminta untuk menggantikanku.”

“Kalian dijual sama perusahaan agency yang membawahi kalian?” tanya Leo hati-hati yang diangguki Fransiska “Perusahaan saudaraku nggak seperti itu.” Leo mencoba mengingat agency milik Azka, tapi selanjutnya sadar jika tidak tahu apa-apa tentang tempat Azka.

“Nggak semua.” Fransiska menjawab tidak enak “Kebetulan perusahaan kami membutuhkan dana dan juga kami adalah idol satu-satunya, kami harus bisa melakukan sesuatu agar agency tetap hidup.”

“Memang lagu kalian nggak laku?” tanya Leo penasaran.

“Lagu kami memang tidak booming seperti yang lain, hanya saja kami memiliki fans yang loyal dan lagu kami menjadi kesukaan banyak orang. Wujud prestasi lebih terlihat dan dihargai, itu yang terjadi selama ini.”

“Makanya kalian disuruh melakukan ini?” Fransiska mengangguk “Bukannya kalian bisa menolak?”

“Bisa, tapi yang akan melakukan nanti adalah anggota kami yang masih muda.” Fransiska menjawab langsung “Aku belum bisa membayangkan bagaimana jika sampai mereka disuruh melakukan hal itu.”

Leo mencoba memahami tentang dunia entertainment, berarti tidak jauh dari perusahaan yang papinya buat untuk Azka. Leo tidak bisa membayangkan kalau mereka harus melayani pria-pria yang kaya dan tua, usia mereka berbeda mungkin sekitar dua atau tiga tahun dari Leo. Berbeda dengan Putik yang jaraknya sangat jauh, memandang Fransiska membuat Leo terpesona karena tidak pernah melihat gadis yang tinggi dan memiliki wajah keibuan.

“Ini tempat kami.” Fransiska membuyarkan lamunan Leo selama mengendarai mobil. “Kami tinggal berenam, tapi beberapa bulan yang lalu sudah pisah tempat dengan dibagi menjadi dua.”

Leo mengangguk mendengarnya “Semoga kalian bisa menyelesaikan ini semua, ajak bicara manager kalian mengenai masalah ini.”

Fransiska mengangguk “Terima kasih atas saran dan bantuannya.”

Leo menganggukkan kepala “Hati-hati dan jadilah kuat.” Yena mengangguk mendengar perkataan Leo yang menatap kearahnya.

“Terima kasih.” Mereka mengucapkan bersamaan.

“Sampai bertemu lagi di tempat yang menyenangkan.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status