Share

Tak ingin Hasan lupa

"Kenapa kau kejam sekali Sanca? Apa kau tak kasihan melihat istri dan anak laki-laki tadi?"

"Tak usah kau menasehati aku Rosa. Tak ada bedanya dengan engkau. Engkau pun berusaha merebut hati laki-laki bernama Hasan kan?"

"Kita berbeda Sanca aku sungguh-sungguh mencintai Bang Hasan. Tapi kau, kau hanya ingin melampiaskan nafsumu saja. Seharusnya, tak perlu kau membuatnya mati. Anaknya masih kecil!"

"Bedanya dimana Rosa? Kalaupun kau tak membunuh si Hasan, tetap saja kau ingin memisahkan dia dari anak istrinya. Bahkan kau lebih kejam. Kalau aku, paling tidak, aku membiarkan mereka menemukan jasad laki-laki itu. Sementara kau! Kalau nanti si Hasan itu tergila-gila padamu. Dia pun akan lupa pada anak istrinya. Bukankah lebih menyakitkan? Melihat suami masih bernyawa, tapi tak mengingat istrinya!" tukas Sanca, mendebat Rosa.

Makhluk bertubuh setengah ular itu merayap pergi menjauhi Rosa yang masih terpekur di rimbunan pohon bambu yang besar. Rosa tak bisa menampik kata-kata Sanca. Manak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status