Share

Dari Babu Jadi Ratu
Dari Babu Jadi Ratu
Author: Arsy_La13

1. Tawaran Kerja Sama

“Hei!" Queen tersentak dari lamunannya, ketika seorang pria berjas datang menghampiri dengan menjentikkan jari tepat di depan wajahnya yang sedang mojok sambil memegang nampan.

“Eh, iya Tuan?!" Queen mengerjapkan mata. Ia menelan ludah kasar melihat sosok tampan di depannya. Kulit bersih dan rahang tegas dengan potongan rambut rapih membuatnya terkesima. Aura orang kaya memang beda! Ini pertama kalinya Ia berhadapan langsung dengan orang kaya.

“Saya ada tugas buat kamu!"

“Tu-tugas a-apa ya, Tuan?" tanya Queen canggung.

“Gak berat kok, nanti saya kasih tip!"

Mendadak jantung Queen berdetak lebih cepat saat orang kaya itu mendekatkan wajah ke telinganya, hendak membisikkan sesuatu.

Queen menelan ludah kasar, perlahan ia mendekatkan telinga pada laki-laki yang disebutnya Tuan muda itu.

Pria itu sudah bersiap membisikkan sesuatu padanya.

“Kita bicara di luar!"

Tubuh Queen yang tadi kaku mendadak lemas walau perasaannya jadi lebih lega karena sempat menduga pemuda kaya itu akan mengatakan sesuatu.

Queen masih melongo menatap pemuda itu yang perlahan mulai membalik tubuh dan bersiap melangkah, tapi Queen yang masih terpaku tanpa bergerak sedikitpun membuatnya kembali berbalik.

“Ayo!" ajaknya dengan menganggukkan kepala.

“Kita bicara di luar!"

Dalam keadaan terpaku dan jantung yang terus berpacu Queen tetap berusaha fokus, ia mengikuti langkah pemuda kaya dan tampan itu dengan penuh tanya. Sebenarnya ada urusan apa sampai orang kaya sepertinya ingin bicara dengannya, apalagi bisa dipastikan ini bukan hal biasa karena sampai harus bicara empat mata seperti ini.

Langkah ragu Queen terus mengikuti kemana langkah pria itu, mereka berjalan di pelataran taman dan menuju arah depan, melewati lobby, teras dan sampai di halaman hotel yang luas.

Jantung Queen kembali berdegup, pemuda kaya itu mengajaknya berbica di sudut halaman yang terdapat tanaman hias yang hijau. Dari sana ia juga bisa melihat kendaraan berlalu-lalang di jalan.

Pemuda kaya yang tidak Queen ketahui namanya itu menoleh ke kiri dan kanan, seakan memastikan keadaan sekitar.

“Kamu lihat orang dalam foto ini?" tanyanya setelah mengeluarkan smartphone canggih yang sudah dipastikan harganya bisa untuk mencash motor.

Queen mengangguk, Ia masih belum mengerti apa tujuan orang ini menujukkan foto seseorang yang juga tak kalah tampannya dengan dirinya.

Pemuda itu kembali menatap Queen dengan serius, membuat gadis yang merasa dirinya seperti serpihan debu itu hanya bisa menelan ludah kasar.

“Tugasnya gampang!"

Kening Queen makin mengkerut.

“Berikan dia minuman yang sudah saya beri obat tidur!"

“Apa?" sontak Queen menutup mulutnya dengan kepala menggeleng.

“Nga--ngasih obat tidur?" tanyanya memastikan, kali ini dengan ekpresi terkejut.

Namun, anggukan pemuda itu membuat gadis yang baru akan menginjak usia 23 tahun bulan depan itu kembali menutup mulut tak percaya.

“Saya akan bayar kamu!" pemuda itu berusaha menenangkan Queen yang panik.

“Berapapun yang kamu mau, saya bisa kasih!"

“Asal kamu bisa lakuin apa yang saya katakan tadi!" lanjutnya setelah sempat terdiam dan menatap Queen, berusaha membujuk.

Melihat Queen yang masih diam, laki-laki itu kembali berusaha melakukan penawaran dan terus membujuk. Seakan keinginannya itu tak boleh gagal. Ambisi yang terpancar dari sorot matanya nampak besar dan menggebu. Entah apa tujuannya, Queen sama sekali tak tahu.

“Cuma nganter doang kok, abis itu beres!"

Queen masih terpaku, ia sama sekali tak bergeming. Lebih tepatnya karena tubuhnya mendadak beku mendapat tawaran seperti ini.

“Nganter minuman yang sudah diberi obat tidur bisa bikin kamu kaya mendadak. Bahkan mungkin gaji kamu setahun disini belum bisa setara dengan apa yang saya tawarkan!"

Queen menelan ludah kasar mendengar tawaran yang menggiurkan. Hal ini membuat Queen menelan ludah kasar, ternyata rumor yang mengatakan orang kaya sangatlah menyeramkan karena dengan kekuasaan dan uang mereka bisa melakukan apa saja demi mencapai sebuah tujuan. Salah satunya seperti apa yang terjadi dihadapannya saat ini.

Orang kaya memang bisa melakukan apa saja. Terlepas dari itu semua Queen tidak tahu apa tujuan orang ini ingin memberikan obat tidur pada orang yang mungkin adalah rekannya itu.

“Saya tahu orang seperti kamu pasti belum pernah pegang uang yang banyak, kan?"

“Saya bisa memberikan kamu segini!" pria itu menunjukkan lima jari, mengisyaratkan nominal uang yang akan ia berikan jika Queen bersedia menerima tugas darinya.

“Biar saya tebak, kamu pasti belum pernah memegang uang dengan nominal 50 juta dalam semalam!" bisiknya sambil memelankan suara pada jumlah uang yang ditawarkan.

Bibir Queen mendadak kelu, persendiannya lemas seketika. Ya, yang dikatakan pria dihadapannya ini memang benar. Ia bahkan belum pernah memegang uang sebanyak itu.

Tawaran pemuda itu seketika membuat Queen teringat pada Ibunya yang sakit di kampung. Mata Queen menjadi panas karena menahan air mata.

Ibu Queen divonis mengidap kista sejak beberapa bulan yang lalu. Kista yang makin membesar membuat dokter menyarankan untuk segera melakukan tindakan operasi. Keluarga Queen tak memiliki uang sebanyak itu untuk melakukan operasi. Hal itu pula yang menyebabkan Queen yang merupakan hanya seorang tenaga pengajar honorer di kampung memilih merantau untuk mencari biaya tambahan untuk Ibu. Paling tidak agar bisa membayar tunggakan BPJS agar bisa digunakan untuk berobat.

"Bagaimana?"

Suara orang kaya itu membuat ingatan Queen tentang ibu langsung buyar, dengan cepat ia menghapus air matanya yang hampir menetes dan menatap sosok yang tengah menunggu persetujuannya itu.

“Saya bersedia!" ujar Queen dengan mantap. Membuat pemuda itu langsung bersorak senang.

“Nah, gitu dong!"

“Nanti setelah semua beres kita bicara lagi! Yang penting sekarang kamu lakukan semua sesuai instruksi saya."

To be continued...

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status